25 radar bogor

Wajibkan ASN Pake Outfit Casual, Pemkot Bogor Buat Kajian Kampung Distro Ciheuleut

Ilustrasi. Wali Kota Bogor, Bima Arya saat memilih baju dengan brand lokal.
Ilustrasi. Wali Kota Bogor, Bima Arya saat memilih baju dengan brand lokal.

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bakal menambah kampung tematik di Kota Bogor. Yakni Kampung Distro Ciheuleut. Saat ini Pemkot Bogor tengah melakukan kajian, terkait dengan rencana untuk membangun kampung tematik di kawasan Ciheuleut itu.

Rencana itu sejalan dengan aturan khusus yang dibuat oleh Pemkot Bogor dalam berpakaian. Bukan lagi wajib berseragam dinas formal setiap harinya.

Baca juga: Pro Kontra Tol Puncak, APJ: Bisa Mematikan Ekonomi Warga Puncak

Wali Kota Bogor Bima Arya justru menyuruh seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayahnya bergaya lebih modis dengan outfit casual di waktu yang telah diatur.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asperbang) Setda Kota Bogor, Dodi Achdiat mengatakan, Pemkot Bogor saat ini masih melakukan kajian terkait dengan rencana Kampung Distro Ciheuleut. Ada beberapa yang harus dipersiapkan sebelum menjadi kampung tematik, salah satunya yakni infrastruktur.

Baca juga: Marak Wabah PMK, Pemkab Bogor Kucurkan Setengah Miliar Untuk Obat

Apalagi, akses jalan di kawasan tersebut terbilang sempit sehingga harus dipikirkan ke depan untuk penataan, dan sebagainya agar tidak krodit.

“Jadi kita lagi mengkaji nih dari semua kan ketika itu mau dijadikan kampung distro berarti infrastruktur, sarana harus disiapakan. Termasuk jalanan. Disana kan jalanan cuman segitu gitunya kan,” kata Dodi, Senin (20/6/2022).

Disisi lain, Pemkot Bogor belum memungkinkan untuk melakukan pelebaran jalan di kawasan tersebut. Sehingga, solusi dalam waktu dekat adalah dengan melakukan rekayasa lalu lintas di Jalan Ciheuleut tersebut.

Baca juga: Bentuk Tim Advokasi Pemilu, DPD PKS Kabupaten Bogor Libatkan KPU dan Bawaslu

“Ada rekayasa lalu lintas, nanti satu jalur itu. Yang jelas kita semua SKPD istilahnya rembugan, untuk mewujudkan Kampung Distro Ciheuleut di lokasi itu,” ucapnya.

Untuk rekayasa lalu lintas akan dirumuskan dalam waktu dekat. Sebab, harus dipetakan mana saja titik-titik keramaian, apalagi di kawasan tersebut juga terdapat kampus swasta yang harus diperhitungkan.

“Ini yang harus kita kaji dengan benar. Yang pasti ada yang merasa terganggu atau bagaimana termasuk pentingnya nanti sosilasisasi,” kata Dodi.

Baca juga: Dorong Ekspansi UMKM, BRI Jalin Kerja Sama dengan Beemarket.id Pasarkan Produk Lokal Indonesia

Kedua, pihaknya perlu mengkomunikasikan rencana Pemkot Bogor dengan pelaku usaha yang sebagian besar bergerak di bidang fesyen. Secara umum, para pelaku usaha tersebut sudah siap dengan produk yang dihasilkan ketika menjadi sentra pakaian di Kota Bogor.

“Sebetulnya yang didorong wali kota itu kita membangkitkan usaha start up di sana. Nah, yang pertama mewakibkan ASN menggunakan produk lokal dari start up itu,” katanya.

Baca juga: Licin dan Berbahaya, Warga Desa Puraseda Perbaiki Jalan Rusak Secara Swadaya

Seperti diketahui, dua tahun pandemi banyak yang mengalami keterpurukan terutama para pelaku UMKM. Salah satu upaya Pemkot Bogor dalam melakukan ekonomi reborn dengan membeli produk pakaian lokal dengan memberdayakan ASN.

“Setidaknya semua bisa disebar ke semua perangkat daerah untuk di pedomani oleh ASN,” ucapnya.
Berdasarkan catatanya, ada sekitar 20 hingga 30 distro yang mencari peruntungan di kawasan Ciheleut, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor itu.

Baca juga: Bogor Leaders Talk, Adu Gagasan Pembangunan Kabupaten Bogor

“Untuk kajiannya nanti dibuat pra FS (feasibility study). Jadi sebelum FS, pra dulu dari kita internal dulu. Nati diuji dan dikaji sampai DED juga,” imbuhnya.

Disisi lain, dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 30 Tahun 2022, Bima Arya mengatur tentang pakaian dinas bagi ASN di lingkungan Pemkot Bogor. Dalam aturan tersebut, Bima Arya mewajibkan ASN menggunakan pakaian ka­sual dengan produk lokal setiap Selasa.

Bima Arya mengaku ingin ASN menjadi motor penggerak kebangkitan produk lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Hujan.

Baca juga: Integrasikan Seluruh Data Kesehatan, Ini Aplikasi yang Dirancang Dinkes

“Setiap Selasa, saya perin­tahkan dan wajibkan melalui perwali, seluruh ASN di Kota Bogor menggunakan produk lokal yang diprioritaskan asli Bogor. Kita dorong industri kreatif yang memang perlu dikembangkan,” kata Bima Arya di Bogor Creative Center.

Bima menyatakan, dengan adanya kebijakan yang pro industri kreatif lokal ini maka akan mampu menghasilkan perputaran uang yang luar biasa sehingga mampu menjadi angin segar pasca pandemi.

Baca juga: Mendesak, DPRD Kota Bogor Dorong Penambahan Pembangunan Dua Unit Sekolah Baru Jenjang SMP

“Kalau semua ASN belanja produk lokal dari distro-distro yang ada di Kota Bogor, maka akan ada perputaran uang Rp3,5 miliar. Saya tadi tanya random, mereka minimal membelanjakan Rp500.000. Di Kota Bogor ini ada sekitar 6.980 ASN,” ujar Bima.

Tidak itu saja. Bima juga mewajibkan setiap Kamis pakaian dinas ASN menggunakan tradisional Sunda atau pangsi. Kemudian Jumat mengenakan batik atau etnik.

Bima mengaku ingin langkah yang baik bagi recovery economic ini bisa didorong menjadi kebijakan yang lebih besar lagi agar berdampak luar biasa.

Baca juga: Pastikan Layanan Tetap Berjalan, Perumda Tirta Pakuan Buat Sistem Perbaiki Pipa Sistem Klaster

“ASN harus jadi kekuatan yang paling depan untuk membangkitkan kebanggaan lokal. Kita mulai di Kota Bogor. Tapi nanti dorong juga di Apeksi (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia, red). Ada 98 kota di Apeksi. Ada 4 juta ASN di seluruh Indonesia. Kalau ada kebijakan serentak seperti ini, dahsyat untuk ke­bangkitan UMKM,” jelasnya.

Sementara itu, pengelola Distro Avenue di kawasan Ciheuleut, Kota Bogor, Bilal, mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemkot Bogor ter­hadap pelaku industri kreatif.

”Sejak dihadirkannya program yang mewajibkan meng­gunakan produk lokal tentunya sangat membantu meningkatkan penjualan,” kata Bilal.

Baca juga: Budayawan Bogor Ngumbah Tugu Kujang Pakai Tujuh Mata Air

Namun, ia juga menilai untuk menunjang industri kreatif bidang fesyen harus juga dibarengi pembenahan in­frastruktur. Sebab, kawasan Ciheuleut sudah dikenal menjadi sentral distro.

“Parkiran agak susah. Ciheuleut memang ikonik dari 2004. Salah satu saingan Bandung. Sampai saat ini masih jadi ikonik dan menjadi desti­nasi belanja outfit anak-anak muda. Sehingga perlu pengembangan lebih terhadap kawasan ini,” ujarnya.

Hal senda diungkapkan, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mendorong dinas-dinas terkait untuk merumuskan konsep penataan, baik infrastruktur maupun arus lalu lintas.

“Ibaratnya Bandung kecilnya ada di Ciheuleut. Kita bisa dorong menjadi kampung distro yang akan menambah value dari kawasan ini,” ujar Dedie.

Baca juga: Munaslub AAI, Praktisi Hukum Diminta Berikan Masukan Konstruktif Pada Pemerintah dan Legislatif

Terpisah, Kepala Dinas Pa­riwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Atep Budiman menyambut baik kebijakan penggunaan produk lokal setiap Selasa. Sebab, keputusan itu dapat menjadi peluang dan kesempatan ba­gus bagi para pelaku usaha sektor ekraf, khususnya bidang fesyen.

“Dari sisi kami, ini jadi pel­uang. Apalagi, pakaiannya lebih distro dan kekinian untuk produk lokalnya,” kata Atep Budiman .
Sedangkan, dari sisi industri perekonomian, kebijakan itu menjadi peluang bagus sekaligus momentum menggeliat­kan ekonomi setelah pandemi.

“Ini momentum bagi kita untuk membaca peluang, seperti yang disampaikan pak wali. Dengan jumlah ASN hampir 7.000 orang bisa menjadi pangsa pasar sendiri,” ujarnya.

Baca juga: Solusi Penanganan Varises, Luka diabetes dan Tiroid Masa Kini, Medical Evacuation, DNA & Food Intolerance

“Hitungan Rp500 ribu meliputi pakaian, celana, hingga sepatu tentunya bisa meng­geliatkan bangkit ekonomi setelah pandemi,” imbuhnya.

Di sisi lain, produk lokal yang dibuat para pelaku usaha ini mengusung tema sustainable development. Artinya, ramah lingkungan. Sehingga, kebijakan itu juga selaras dengan program di bidang yang ada di Dinas Pariwisata.(ded)

Editor: Rany