25 radar bogor

Budayawan Bogor Ngumbah Tugu Kujang Pakai Tujuh Mata Air

Budayawan Bogor Ngumbah Tugu Kujang Pakai Tujuh Mata Air. Sofyansyah/Radar Bogor
Budayawan Bogor Ngumbah Tugu Kujang Pakai Tujuh Mata Air. Sofyansyah/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Sejumlah budayawan asal Kota Bogor melakukan kegiatan Ngumbah Tugu Kujang pada Senin (20/6/2022).

Kegiatan mencuci Tugu Kujang itu dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) yang jatuh setiap tanggal 3 Juni.

Uniknya, air yang digunakan dalam prosesi Ngumbah Tugu Kujang adalah air keramat yang diambil dari tujuh sumber mata air yang ada di wilayah Bogor.

Baca juga: Musnalub AAI, Praktisi Hukum Diminta Berikan Masukan Konstruktif Pada Pemerintah dan Legislatif

Di antaranya mata air dari Cidangiang, Cibogor, dan Kahuripan yang berada di Kebun Raya Bogor serta mata air yang ada di kawasan Gunung Salak.

“Dari tujuh mata air, tiga di antaranya menjadi Tri Tangtu Buana, yaitu Ratu, Rama, Resi lalu disempurnakan dengan air kesucian dari Gunung Salak,” kata Ketua Pelaksana Babakti Tugu Kujang, Tjetjep Thoriq, Senin (20/6/2022).

Baca juga: Banyak Orang Tua di Kota Bogor Belum Paham PPDB, Ini Kata Kadisdik

Menurutnya, Ngumbah Tugu Kujang ini rencananya dilakukan selama enam hari mulai Senin hari ini dengan menggunakan peralatan khusus pemanjat tebing.

Adapun, tradisi yang sudah berlangsung sejak lama itu melibatkan anggota pecinta alam.

Diketahui, Tugu Kujang merupakan monumen yang menjadi simbol perlambang Kota Bogor. Bentuknya serupa dengan senjata pusaka asal suku Sunda.

Baca juga: Orang Tua Serbu Sekolah di Hari Pertama PPDB SMP

Untuk mencuci Tugu Kujang, puluhan orang biasanya dilibatkan. Mereka memanjat tugu setinggi kurang lebih 25 meter ini.

Tjetjep Thoriq menyebut, pencucian Tugu Kujang atau kini dinamakan dengan istilah “babakti” ini terbagi beberapa bagian. Seperti di tiang, logo Kota Bogor, dan senjata Kujang.

Sebelum prosesi “Ngumbah Kujang” dimulai, para sesepuh melaksanakan ritual memohon kelancaran kegiatan tersebut. Acara kemudian dilanjut dengan penampilan sejumlah penari.

Baca juga: Dosen Universitas Pamulang Mengabdi di Bogor

Sementara, Pusaka atau senjata Kujang sudah ada sejak abad ke-14 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Kerajaan Prabu Siliwangi yang berpusat di Bogor.

Senjata Kujang awalnya digunakan sebagai alat pertanian masyarakat suku Sunda pada zaman dulu. Kemudian, dijadikan sebagai senjata untuk melawan dan mengusir para penjajah.

Karena itu, masyarakat Sunda menjadikan senjata Kujang sebagai benda pusaka. Untuk menghormati sejarah tersebut, Pemerintah Kota Bogor membangun tugu sebagai simbol Kota Bogor.(ded)

Editor: Rany