25 radar bogor

Hari Keamanan Pangan, KNPI Ajak Kawula Muda Jadi Petani 

BOGOR-RADAR BOGOR, Ketua Umum (Ketum) DPP KNPI, Muhammad Ryano Panjaitan peringati hari Keamanan Pangan se-Dunia di Desa Kuta, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (7/6/2022).

Acara yang diselingi dengan panen cabai itu berlangsung di lahan seluas 3,5 hektar yang dikelola oleh Pengurus Pusat Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PP Perisai).

“Dalam kegiatan ini kita di undang oleh Ketum Perisai untuk panen cabai. Namun, kegiatan ini sebetulnya berkesinambungan juga dengan apa yang jadi fokus kita di KNPI saat ini,” kata Ryano.

Baca juga: Puting Beliung Hancurkan 44 Rumah di Puncak Bogor

Menurutnya, fokus yang saat ini tengah digaungkannya adalah mengimbau para kawula muda untuk mau menjadi petani.

Sebab, jika dilihat dari data yang dikeluarkan Kementerian Pertanian dan IPB University, dari 64 juta penduduk Indonesia yang masuk dalam generasi muda, hanya 21 persen yang menekuni bidang usaha sebagai petani.

Sedangkan 24 persennya di bidang manufaktur, dan 55 persen bidang jasa.

Baca juga: PPDB SMA/SMK Kabupaten Bogor Hanya Dapat Menerima 36 Persen

Berdasarkan data tersebut, Ryano menilai tidak seimbang.

Sehingga perlu adanya gerakan untuk mengajak para kawula muda mau menjadi petani.

Sekaligus ikut membantu mewujudkan 25 persen ketahanan pangan di Indonesia pada 2025 mendatang.

Diakui Ryano, memang ada beberapa kendala yang dihadapi setiap orang saat menjadi petani.

Baca juga: Sepekan Jelang Dimulainya Tahapan Pemilu 2024, KPU Kota Bogor Mulai Roadshow ke Parpol

Seperti, ketersediaan lahan yang mana saat ini pertanian sangat berfokus di wilayah Jawa.

“Nah ini sebetulnya kewajiban kita bersama memberikan pengetahuan yang cukup kepada pemuda di seluruh Indonesia, bahwasanya lahan itu tidak hanya harus terpusat di Jawa, tetapi penyebarannya juga harus merata,” ucapnya.

Kedua, dilanjutkan Ketum KNPI, menjadi petani identik dengan ketertinggalan atau bukanlah tren bagi kalangan pemuda.

Namun yang perlu digaris bawahi, menjadi seorang petani saat ini merupakan hal yang tren dan sangat menguntungkan.

Baca juga: Uji Ketebalan, Tim PUPR Cek Jalan Cicangkal Levoky

“Seperti kita lihat bersama, tanaman cabai ini hanya dalam 3,5 bulan kita sudah panen. Dan selama masa penanaman ini kita juga bisa melakukan kerjasama dengan kelompok tani lainnya atau memberdayakan masyarakat,” ucapnya.

“Artinya apa, kita juga bisa menjadi investor atau penyambung hasil tani yang dihasilkan masyarakat tadi terhadap konsumen, disitu trennya dan itu bisa kita branding bersama-sama,” sambungnya.

Ketiga, sambung Ketum KNPI, menjadi petani pendapatannya rendah. Sebenarnya hal ini bisa disiasati dengan mengirimkan langsung kepada para konsumen, tanpa harus melalui perantara.

Baca juga: Tenaga Honorer Dihapus, BKPSDM Kabupaten Bogor Rekonsiliasi Data

“Nah ini akan kita galakan kepada organisasi-organisasi kepemudaan di tingkat Nasional, dimana mereka memiliki cabang sampai tingkat kecamatan yang bisa dipergunakan sebagai jalur distribusi pengiriman,” jelasnya.

Terakhir, dijelaskan Ryano mengenai resiko alam dan harga yang tidak stabil dari pertanian, sebenarnya hal itu bisa disiasati dengan kecanggihan teknologi.

Dengan catatan pemerintah setempat ikut membantu bantuan kepada para petani ini.

“Ini menjadi harapan kita juga ke depan, pemerintah lebih memberikan bantuan terutama dari sisi teknologi supaya mengoptimalkan para petani kita,”

Baca juga: Waspada! Banyak Kematian Akibat Makanan Terkontaminasi

“Tapi bukan petani bentukan melainkan petani yang betul-betul dari masyarakat dan kawula muda,” ucapnya.

Apalagi, tambahnya, saat ini berdasarkan data penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BRI, angkanya cukup meningkat tajam dibandingkan 2021 lalu.

Tentunya, hasil ini menunjukan hal yang bagus dan jika terus ditingkatkan maka akan bisa mewujudkan dan membantu ketahanan pangan Indonesia ke depan. (ded)

Editor: Rany