25 radar bogor

HUT RI ke 77, BBM dan Sinyal Susah di Sukamakmur

HUT RI ke 77, BBM dan Sinyal Susah di Sukamakmur
Ilustrasi. HUT RI ke 77, BBM dan Sinyal Susah di Sukamakmur

SUKAMAKMUR-RADAR BOGOR, Indonesia sudah 77 tahun merdeka. Namun warga Di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor masih sulit sinyal dan BBM. Ya di Kecamatan Sukamamur belum ada satupun SPBU.

Warga di wilayah timur Kabupaten Bogor itu harus menempuh jarak 10 kilometer menuju SPBu terdekat. Yakni SPBU di Kecamatan Jonggol.

Baca juga: PRB Minta PBJ Setda Transparan

Untuk memenuhi kebutuhan BBM, masyarakat di Sukamamur mengandalkan penjual bensin eceran. Atau Pertamini. Itupun harganya 50 persen lebih mahal dari harga di SPBU.

Bahkan saat ini, harga Pertalite yang dijual eceran di kecamatan Sukamakmur dibandrol Rp 12 ribu per liter. Hal itu lantaran larangan membeli dengan jeriken juga langkanya pertalite di sejumlah SPBU.

“Susah dapatnya sekarang pertalite. Jadi saya jual 12 ribu per liter,” tutur Wawan salah satu penjual bensin eceran di Desa Sukamulya, kecamatan Sukamakmur kepada Radar Bogor, Senin (15/8/2022).

Baca juga: Kejari Ajak SMAN 2 Cibinong dalam Program Jaksa Sahabat Pelajar

Sementara itu Dadang warga Sukamulya mengaku tidak ada pilihan dengan melonjaknya harga Pertalite eceran di Sukamamur. Ketimbang ia harus menempuh perjalanan ke SPBU terdekat dan memakan waktu lama.

“Daripada jauh jauh ke Jonggol, terus belum tentu ada juga. Jadi gak apa-apa eceran 12 ribu per liternya,” katanya.

Iapun berharap agar ada SPBU di Kecamatan Sukamamur. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan BBM masyarakat disini. Karena bukan saja pertalite yang harganya melambung, namun solar pun demikian. Banyak petani di Sukamamur yang kesulitan mendapatkan solar untuk bahan bakar traktor mereka.

“Iya selain pertalite, solar buat traktor. Sekarang sudah. Jadi masyarakat harap ada SPBU lah di Sukakamur ini,” tuturnya.

Selain susahnya mendapatkan BBM, di Sukamakmur ini masih banyak blank spot sinyal. Atau daerah yang susah sinyal. Seperti di Desa Sukamulya, Desa Wargajaya dan Desa Sukawangi.

Baca juga: Resmi, Alfamart Tunjuk Hotman Paris Hutapea Bela Pegawainya

Kualitas sinyal seluler di tiga desa itu buruk. Untuk keperluan komunikasi Warga disana mengandalkan jaringan WiFi. Itupun bagi mereka yang dianggap memiliki ekonomi menengah keatas. Sementara untuk ekonomi kelas kebawah mereka selalu kesulitan untuk mendapatkan informasi.

“Sinyal disini parah. Sama sekali tidak ada. Mau Telkomsel, Indosat atau XL gak ada. Makanya jarang ada yang punya handphone disini,” tutur Wawan.

Sementara itu, Anggota DPR RI Mulyadi mengaku daerah Sukamamur masih tertinggal. Padahal sudah 77 tahun Indonesia merdeka.

Baca juga: Jalan Sehat Emak-emak Militan Untuk Ganjar Pranowo

“Betul (masih tertinggal), saya selalu sampaikan negara tidak hadir,” katanya kepada Radar Bogor Senin (15/8/2022).

Mulyadi mengatakan sangat ironis. Di Sukamamur masih banyak blank spot sinyal juga belum ada SPBU. Padahal, Kecamatan Sukamamur ini jaraknya tidak terlalu jauh dengan Istana presiden Bogor.

“Kecamatan sukamakmur secara radius tidak jauh dari Istana Bogor. Namun mereka seperti belum mendapatkan hakekat kemerdekaan, yaitu keadilan dan kemajuan,” katanya kepada Radar Bogor.

“Harus segera ada solusi dan realisasi atas ketidak merataan pembangunan. Karena ini hak rakyat,”tutupnya. (all)

Editor: Rany