25 radar bogor

Kumpulkan Data Keanekaragaman Hayati, SEAMEO Biotrop Libatkan 139 Lembaga Penelitian dan Universitas

BOGOR-RADAR BOGOR, SEAMEO Biotrop kembali mengadakan lokakarya dan diskusi terpumpun tentang pengembangan kerangka pangkalan data keanekaragaman hayati secara luring dan daring.

Direktur SEAMEO Biotrop, Zulhamsyah mengatakan, kegiatan lokakarya dan diskusi terpumpun sebenarnya untuk mengumpulkan data dan informasi keanekaragaman hayati yang diperlukan dari tingkat nasional, regional dan internasional.

Kedua mengumpulkan data dan informasi paling terbarukan tentang keanekaragaman hayati bagi pengembangan pangkalan data keanekaragaman hayati SEAMEO Biotrop.

Baca juga: Beri Apresiasi Pada Mitra, LPPOM MUI Helat Penganugerahan Halal Award 2022

“Ketiga menganalisis fungsi, fitur dan isi pangkalan data yang akan dibangun. Kemudian membangun kerangka pengembangan pangakalan data keanekaragaman hayati SEAMEO Biotrop yang relevan dengan kepentingan serta keperluan tingkat nasional, regional dan internasional,” kata Zulhamsyah.

Zulhamsyah melanjutkan, pihaknya memiliki dan memelihara berbagai koleksi herbarium tanaman gulma, tanaman invasif, koleksi kapang serta serangga hama gudang yang berguna untuk penelitian dan pengujian.

Baca juga: DPRD Bawa Aspirasi Pedagang Hewan Kurban di Rakor Pemkot

Saat ini koleksi yang ada di SEAMEO Biotrop memiliki nilai historis karena telah dikoleksi dari sejak berdiri lembaga tersebut sejak 6 Februari 1968.

“Koleksi herbarium SEAMEO Biotrop telah disimpan dalam bentuk pangkalan data herbarium sehingga dapat diakses oleh para peneliti dari seluruh dunia,” ucapnya.

Ia membeberkan, biodiversitas atau yang lebih dikenal sebagai keanekaragaman hayati adalah suatu aspek lingkungan yang perlu dijaga semua manusia selaku makhluk hidup yang tinggal di bumi.

Biodiversitas meliputi semua kehidupan di atas bumi, termasuk tumbuhan, hewan, mikroorganisme, berbagai materi genetik yang dikandungnya serta ekosistem tempat hidupnya.

Baca juga: Imbas Wabah PMK, Penjualan Sapi Kurban di Kota Bogor Menurun

“Keanekaragaman hayati dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman spesies, keanekaragaman genetika dan keanekaragaman ekosistem,” paparnya.

Menurutnya, keanekaragaman hayati menjadi indikator penting dalam sistem ekologi serta berfungsi sebagai sarana untuk mengetahui apakah terjadi perubahan signifikan dalam sistem ekologi tersebut,” bebernya.

Masih kata Zulhamsyah, berbagai kegiatan yang dilakukan di muka bumi ini mengakibatkan berbagai kerusakan ekosistem, seperti kerusakan dan alih fungsi hutan, kebakaran hutan, pencemaran air, tanah dan udara serta perubahan iklim.

Kerusakan ekosistem mengakibatkan perubahan keanekaragaman hayati di dalam suatu ekosistem. Untuk memantau perubahan keanekaragaman hayati tersebut, diperlukan database (pangkalan data) yang berkualitas tinggi, yang khusus dibangun untuk memuat berbagai data juga informasi tentang keanekaragaman hayati sesuai ekosistem dan waktu. Sehingga memuat data yang selalu terbarukan serta dapat dipertanggungjawabkan.

Baca juga: Ingin Tahu Sisi Lain Berita 20 Jurnalis ? Yuk Baca Buku Di Balik Tajamnya Pena

“Pangkalan data tersebut selanjutnya berkembang sesuai dengan perubahan yang terjadi. Kedepannya, pangkalan data keanekaragaman hayati merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam melaksanakan identifikasi perubahan ekosistem serta upaya konservasi keanekaragaman hayati,” pungkasnya.

Kegiatan tersebut dihadiri 139 peserta yang berasal dari berbagai universitas dan lembaga penelitian.(ded)

Editor: Rany