25 radar bogor

Alex Susul Leonard

Waktu saya tiba di Adi Jasa, jenazah pendeta Alex masih belum tiba. Masih dalam proses dikeluarkan dari lemari es. Lalu masih akan disiapkan pakaiannya. Setelah itu baru dimasukkan peti. Ternyata kebaktiannya bukan pukul 08.00 seperti yang saya kira. Pukul 09.00 baru akan dimulai. Saya pun memberikan penghormatan di depan foto beliau. Lalu pamit –harus segera memimpin Zoominar dengan Chairwoman Wardah, Dr. Nurhayati.

Bunga dukacita sangat banyak di depan kapling untuk jenazah pendeta Alex ini. Jemaat Gereja YHS –Yakin Harus Sukses– sudah berdatangan. Merekalah yang akan menjadi inti kebaktian kemarin pagi.

Pendeta Hanna sendiri kini sudah sangat sehat. Setelah dua kali menjalani operasi kanker usus. Anak-anaknyi, semuanya pendeta. Mereka merasa sang mama mendapat mukjizat besar.

Kanker itu sudah stadium empat. Operasinya pun harus dua kali. Minggu lalu pendeta Alex masih memberikan khotbah di Jakarta. Belakangan beliau memang lebih sering lama tinggal di Jakarta.

Beliau tidak mendirikan Gereja baru, tetapi membangun komunitas sendiri. Istilahnya: membangun ministry sendiri. Di ministry itulah eksistensi baru Pendeta Alex. Masih begitu sering Pendeta Alex diminta khotbah di mana-mana. Beliau memang terkenal sangat karismatik. “Saya sering menangis kalau mendengar khotbah beliau,” ujar pendeta Mulyanto.

Di Bethany-lama memang ada trio macan yang sama-sama hebatnya: Pendeta Alex, Pendeta Nico, dan Pendeta Timothius Arifin. Tiga orang itulah yang bisa dibilang ruh-nya Bethany. Sedang pendeta Leonard adalah administratornya.