BOGOR-RADAR BOGOR, Terdapat hal unik saat partai politik Partai Amanat Nasional (PAN) mendaftarkan bakal calon legislatif (Bacaleg)-nya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor pada Jumat (12/5) kemarin.
Salah seorang kadernya, Safrudin Bima (SB) tampak berkostum unik di momen tersebut. Ia tampil nyentrik dengan mengenakan busana yang penuh dengan atribut partainya.
Baca Juga: Politik Kehadiran Jadi Jurus PKB Kota Bogor Tembus 3 Besar Pemilu 2024
Ia membalut tubuhnya dengan pakaian sejenis gamis bergambar bendera partai di bagian atas dan bawah.
Tak ketinggalan, ia pun turut memakai aksesoris mahkota yang juga bergambar bendera PAN. Di pucuk mahkota itu Safrudin menambahkan pita berwarna merah dan putih melambangkan bendera negara Indonesia.
Safrudin yang tampak begitu mencolok dibanding kader lain terlihat begitu semangat mengikuti seluruh rangkaian acara pendaftaran Bacaleg tersebut. Keunikannya bahkan mengundang banyak orang untuk berfoto atau selfie bersama.
Pria yang juga anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor ini memang kerap tampil nyentrik dalam berpakaian sehari-hari. Kecintaannya pada PAN membuat dia selalu berpakaian yang dominan berwarna biru.
Tak tanggung-tanggung, ujung kaki hingga rambutnya pun berwarna biru. Hal itulah yang membuatnya dijuluki Mr Blue.
Di hari itu, PAN Kota Bogor mendaftarkan 50 bakal calon legislatif (bacaleg) untuk maju pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. DPD PAN Kota Bogor menargetkan satu daerah pemilihan (dapil) satu kursi untuk bisa melenggang ke DPRD Kota Bogor. Mereka menargetkan bisa meraih 5 kursi pada kontestasi politik itu.
Baca Juga: Daftarkan Bacaleg, PAN Kota Bogor Target Menang Semua Dapil
Ketua DPD PAN Kota Bogor Bedjo Santoso mengatakan, target rasional yang dipasang DPD PAN menurut dia lebih besar jika dibanding periode 2019-2024 yang hanya menempatkan 3 orang di DPRD.
“Kita punya kader-kader yang tangguh dan menargetkan opsional 10 kursi, tentu ini menjadi tantangan, tapi kami yakin bisa mewujudkan itu,” kata Bedjo. (*)
Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto
