25 radar bogor

Pendatang Baru Ramaikan Bursa Pilwalkot Bogor, Pengamat : Harus Menguasai Panggung

Bursa Calon Wali Kota Bogor di Pilwalkot 2024
Dari kiri ke kanan bursa Calon Wali Kota Bogor di Pilwalkot 2024 : Dedie A Rachim, Raendi Rayendra, Atang Trisnanto, Sendi Fardiansyah, Jenal Mutaqin, Rusli Prihatevy, Ibnu Ariebowo Kusumo, Eka Maulana, Aji Jaya Bintara dan Adrian Dimas Prakoso.

BOGOR-RADAR BOGOR, Meski euforia Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 baru saja mereda, Kota Bogor sudah kembali diramaikan dengan pesta demokrasi lainnya yakni Pilwalkot Bogor.

Baca Juga : Bursa Calon Wali Kota Bogor 2024 Memanas, Sejumlah Nama Baru Bermunculan

Billboard dan videotron raksasa di sudut-susut Kota Hujan kembali dihiasi dengan wajah serta slogan sejumlah tokoh yang mendeklarasikan diri menjadi Calon Wali Kota (Cawalkot) pada Pilwalkot 2024. Persis masa kampanye yang baru saja lewat beberapa pekan lalu.

Sejumlah nama yang banyak ditemui antara lain Wakil Wali Kota Bogor saat ini, Dedie A Rachim, Dokter Kecantikan, Dokter Raendi Rayendra, dan Mantan Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi, Sendi Fardiansyah.

Pengamat Politik, Yusfitriadi menganggap ini sebagai kondisi yang logis. Hal itu lantaran mepetnya waktu yang bisa digunakan untuk menguatkan dialektika politik bagi partai politik dan figur yang akan maju di Pilkada 2024.

“Syarat 20 persen kursi bagi Partai Politik (Parpol) yang berhak mengusung Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota baru akan ditetapkan pada Bulan Agustus 2024 mendatang. Sementara pendaftaran pasangan calon peserta Pemilihan Kepada Daerah akan dimulai bulan sebulan setelahnya. Artinya waktu yang ada sangat mepet sehingga kondisi tersebut sangat wajar,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, hasil survei terkahir Lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus) miliknya menunjukkan, Dedie A Rachim mendapatkan tingkat elektabilitas tertinggi untuk menjadi Wali Kota bogor 2024-2029.

Menurut Yus, hasil itu sangat logis karena posisi Dedie A Rachim sebagai incumben memang sangat diuntungkan karena lebih dulu mendapat popularitas. Posisi Dedie baru akan teruji apabila figur-figur lain kembali bermunculan.

Sementara itu, dirinya melihat sosok Dokter Rayendra dan Sendi masih sangat asing di kancah perpolitikan Kota Bogor. Sepengetahuannya, kedua sosok ini tidak mempunyai rekam jejak yang kuat.

“Informasi yang saya dapatkan sangat terbatas, misalnya yang saya tahu Raendi Rayendra adalah sosok dokter dan Sendi Fardiansyah merupakan salah satu assiten ibu negara Iriana Joko Widodo. Selebihnya saya mendapatkan rekam jejak berproses di politik. Bukan tidak mungkin dalan beberapa waktu ke depan, akan bermunculan figur-figur lain yang akan mengikuti kontestasi pada pilkada 2024,” ucapnya.

Untuk menandingi kekuatan Dedie A Rachim, Yus berpendapat figur lain yang berencana mencalonkan diri sebagai Cawalkot mesti bergerak cepat. Langkah pertama yang mesti dilakukan ialah mendapatkan partai politik pengusung.

Para pendatang baru mesti segera menjajaki dan memastikan partai politik atau gabungan partai politik yang akan mengusungnya, jika memang pencalonannya akan melalui partai politik bukan perseorangan.

“Karena selain persyaratan 20 persen kursi, juga rekomendasi bagi siapapun yang akan maju menjadi pasangan calon, akan dikeluarkan oleh DPP Partai politik atau gabungan partai politik,” jelasnya.

Langkah kedua ialah meningkatkan popularitas dan elekrabilitas. Para Bacawalkot mesti segera memastikan penguatan popularitas dan elektabikitas. Karena menurut Yus, salah satu “penyakit” figur atau tokoh politik yang akan mengikuti kontestasi adalah terlalu percaya diri.

Para calon kerap menganggap dirinya sudah terkenal, berpersepsi masyarakat akan memilihnya dan mengabaikan dinamika politik yang lain. Padahal di situlah justru awal mula sebuah kekalahan.

“Oleh karena itu upaya menaikan popukaritas dan elektabilitas merupakan suaru keniscayaan. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara diantaranta dengan alat ukur yang ilmiah seperti survei,” saran Yus.

Langkah ketiga yang mesti ditempuh ialah menguasai panggung. Waktu menuju Pilwalkot 2024 yang tak lama lagi membuat para Bacawalkot harus menguasai panggung lebih akseleratif. Terlebih bagi pendatang baru di kancah politik kota bogor.

Baca Juga : Gerindra Kota Bogor Buka Penjaringan Calon Wali Kota dari Eksternal

Penguasaan panggung yang dimaksud Yus antara lain panggung simpul-simpul strategis, panggung media mintream, panggung media sosial maupun panggung ceremonial. Hal ini penting dilakukan untuk mendapatkan respon dan feed back dari masyarakat. (fat)

Reporter : Reka Faturachman
Editor : Yosep