25 radar bogor

Kenalkan Rhasya Adhe Maulana, Inspirasi Muda di IPB University

Dokumentasi Rhasya

RADAR BOGOR-Rhasya Adhe Maulana, atau yang akrab disapa Rhasya, adalah sosok yang sangat memberikan inspirasi di antara Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University Angkatan 2023.

Baca Juga : Undang Menkes, IPB University Adakan Kuliah Umum Kedokteran Masa Depan Bersama

Keberhasilannya dalam meraih golden ticket dan penghargaan Best Young Leader melalui Future Agile Leader Program 2022 merupakan suatu kebanggaan tersendiri dalam mengarungi perjalanan akademisnya.

Lahir di Purwokerto pada 22 Maret 2006, Rhasya telah berhasil masuk IPB University melalui jalur prestasi di usianya yang menginjak 16 tahun. Hal ini membuat Rhasya tidak perlu memikirkan biaya yang akan ditanggungnya selama kuliah

Awalnya, Rhasya sempat dilanda kebingungan dalam memilih jurusan karena terdapat dua pilihan jurusan yang menarik perhatiannya, yakni Komunikasi Pengembangan Masyarakat serta Ilmu dan Teknologi Pangan.

Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang, ia akhirnya memilih Ilmu dan Teknologi Pangan karena merasa bahwa jurusan tersebut membutuhkan pemahaman mendalam tentang berbagai prinsip ilmiah, serta dibutuhkannya alat-alat laboratorium yang memadai untuk menunjang kebutuhan praktikum.

Sedangkan, ia merasa bahwa komunikasi dapat dipelajari secara otodidak melalui berbagai macam cara, yaitu berinteraksi dengan berbagai individu, serta mengikuti berbagai macam organisasi dan kepanitiaan.

Oleh karena itu, jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan dipilihnya karena ia memiliki maksud dan tujuan tertentu. Sejak SMA, ia sering mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah dengan sub-bidang pangan, sehingga Ia memiliki motivasi untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang telah dibuatnya.

Rhasya mendeskripsikan dirinya sebagai individu yang fokus pada pengembangan kemampuan public speaking, leadership, dan work ethic. Ketiga hal tersebut menjadi fokus utama yang Ia jalankan dalam membangun karirnya.

Saat ini, Rhasya aktif mengikuti berbagai organisasi yang berada di kampus, termasuk Ormawa Eksekutif PKU IPB. Di sana, Ia berperan menjadi Staff Biro Kerjasama dan Relasi serta Kepala Sub-Divisi Media Relation. Tidak hanya itu, ia juga aktif berperan sebagai Reporter Muda di Biro Kehumasan IPB University.

Motivasi Rhasya untuk aktif di berbagai organisasi dan mengikuti berbagai macam perlombaan adalah karena ia ingin meningkatkan produktivitasnya serta ingin memanfaatkan kesempatan yang ada di depannya.

Tentu, dalan menjalankan kehidupan karirnya, Rhasya memiliki hambatan dalam dirinya sendiri. Salah satu hambatan yang sering di hadapi olehnya adalah rasa demotivasi.

Namun, Ia tidak menjadikan hal tersebut sebagai halangan untuk menjalani karirnya. Justru, Ia menjadikan demotivasi sebagai acuan untuk terus maju dan membangkitkan semangatnya kembali.

Rhasya bahkan merasa bahwa rasa semangatnya meningkat dua kali lipat setelah berhasil mengatasi rasa demotivasi.

Di tengah situasi pandemi Covid-19, Rhasya tidak tinggal diam untuk mengembangkan potensi dan inovasinya. Ia terinspirasi oleh Najwa Shihab, yang merupakan seorang jurnalis dan aktivis yang lantang menyuarakan kebenaran, hingga pada akhirnya Rhasya mendirikan Remaja Bersuara pada April 2020.

Remaja bersuara merupakan sebuah platform yang didedikasikan untuk membantu para remaja dalam menyuarakan aspirasi dan kepedulian mereka terhadap berbagai isu sosial.

Platform ini Ia dirikan karena dilatarbelakangi oleh keresahan Rhasya melihat minimnya ruang bagi remaja untuk mengekspresikan pendapatnya, terutama di tengah siituasi pandemi yang penuh dengan berbagai macam informasi simpang siur.

Salah satu isu krusial yang pernah dibahas dalam platform Remaja Bersuara adalah Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja, atau yang lebih dikenal dengan Omnibus Law. RUU ini menuai kontroversi dan menjadi topik hangat di kalangan masyarakat, khususnya remaja.

Rhasya tidak hanya mendirikan Remaja Bersuara, tetapi Ia juga merupakan seorang founder dari Sekolah Berjalan. Program ini adalah program yang diimpikannya sejak usia 7 tahun.

Pada usia tersebut, Ia sudah menjadi tenaga pengajar di sebuah TPA. Di sana, Ia merasa tergerak untuk memberikan pendidikan yang lebih luas bagi anak-anak di berbagai tempat, terutama di tempat tinggalnya, yaitu Purwokerto. Pada tahun 2022, Rhasya mendapatkan kesempatan untuk merealisasikan program impiannya melalui Future Agile Leader Program 2022.

Sekolah berjalan berfokus pada pemberian bantuan berupa fasilitas, sarana prasarana, dan bantuan pendidikan kepada sekolah-sekolah dasar yang berada di Purwokerto, khususnya di daerah-daerah terpencil.

Sejak didirikan, Sekolah Berjalan telah mengunjungi dan memberikan bantuan ke beberapa sekolah di Purwokerto. Terdapat satu sekolah yang masih menggunakan papan tulis kapur, tidak memiliki proyektor, dan tidak memiliki UKS.

Kondisi ini sangat memprihatinkan karena kurangnya fasilitas dan sarana prasarana membuat proses belajar mengajar menjadi kurang optimal. Melihat hal tersebut, Sekolah Berjalan memberikan fasilitas dan sarana prasarana yang dibutuhkan kepada sekolah yang bersangkutan.

Sekolah Berjalan memiliki 35 individu yang tergabung dalam tim dengan berbagai macam bidang, yaitu sub-divisi literasi, agama, numerasi, eksternal, dan internal. Tim-tim ini bersinergi secara bersama-sama untuk memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan bantuan di Purwokerto.

Program ini telah berjalan selama 2 bulan dengan melalui tiga tahap, yaitu pra-eksekusi, eksekusi, dan pasca-eksekusi. Pada tahap pra-eksekusi, tim Sekolah Berjalan melakukan audiensi dengan pihak sekolah untuk mengetahui kebutuhan mereka.

Pada tahap eksekusi, tim Sekolah Berjalan turun ke lapangan untuk memberikan bantuan. Dan pada tahap pasca-eksekusi, tim Sekolah Berjalan melakukan monitoring untuk melihat bagaimana program ini telah membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah yang telah dibantu.

Saat ini, Sekolah Berjalan sedang dalam tahap vakum karena Rhasya sedang menempuh pendidikannya di Bogor. Sebelumnya, program ini sempat berjalan ketika Ia sudah berada di Bogor dengan bantuan adik kelasnya. Namun, program ini dihentikan sementara karena mereka sibuk dengan persiapan masuk ke perguruan tinggi.

Perjalanan Rhasya tak berhenti di Sekolah Berjalan, Ia pun mendapatkan kesempatan untuk menjadi Brand Ambassador TEDx IPB. Kesempatan ini datang dari Manager Marketing TEDx IPB yang kemudian di terima oleh Rhasya dengan senang hati. TEDx IPB merupakan salah satu acara bergengsi di kancah Internasional.

“Lambat itu mulus, mulus itu cepat” ujarnya. Ia selalu menyampaikan pesan tersebut kepada orang-orang yang berada disekitarnya. Maksud dari pesan tersebut adalah tidak perlu terburu-buru dalam mengejar mimpi.

Baca Juga ; Bercita-cita Jadi Atmospheric Scientist? Prodi Meteorologi Terapan IPB University Bisa Jadi Pilihan

Nikmati prosesnya, karena Ia percaya bahwa proses adalah bagian terpenting dalam perjalanan menuju kesuksesan. Rhasya memiliki tujuan hidup untuk terus menginspirasi pemuda untuk tidak takut gagal dan terus berusaha dengan penuh semangat dan ambisi. (*)

Penulis : Aulia Azza
Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University

Editor : Yosep