25 radar bogor

Rangkaian Djuanda International Conference 2023, Unida Hadirkan Prof. Dr. Abd al-Fattah El-Awaisi Bahas Baitul Maqdis

Dalam rangkaian the 7th Djuanda International Conference, Universitas Djuanda (Unida) selenggarakan Distinguished Visiting Professor

BOGOR-RADAR BOGOR, Dalam rangkaian the 7th Djuanda International Conference, Universitas Djuanda (Unida) selenggarakan Distinguished Visiting Professor dengan mengundang Prof. Dr. Abd al-Fattah El-Awaisi dari Academy for IslamicJerussalem Studies, Senin (11/12/2023).

Bertempat di Aula Gedung C, Prof. Dr. Abd al-Fattah El-Awaisi memaparkan materi dengan tema “Tufan Al-Aqsa and The Muslim Ummah Responsibilities”.

Baca juga: Borong 6 Penghargaan, Unida Jadi Juara Umum Gelar Inovasi Daerah Kabupaten Bogor 2023

Hadir dalam kegiatan ini Chancellor Unida, Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H beserta Pro Chancellor Dr. Abraham Yazdi Martin, S.H., M.Kn, Direktur Eksekutif YPSPIAI, Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I, Rektor Unida, Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D beserta para Wakil Rektor, para Dekan dan Wakil Dekan, para pejabat struktural di lingkungan Unida, dosen hingga perwakilan perguruan tinggi mitra dan masyarakat umum.

Turut hadir juga Ustadz Felix Siauw dan tim, serta perwakilan beberapa organisasi kemasyarakatan yang peduli terhadap pembebasan Palestina.

Chancellor Unida, Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H dalam sambutannya menuturkan bahwa Unida akan selalu berkomitmen untuk mendukung perjuangan kebebasan Baitul Maqdis, terkhusus melalui jalur pendidikan.

Salah satu yang dilakukan yakni menyelenggarakan the 7th Djuanda International Conference bersinergi dengan 23rd International Academic Conference on IslamicJerussalem Bayt al-Maqdis Studies.

“Ini merupakan kolaborasi yang kita bangun, sebagai bentuk dukungan kita kepada perjuangan kebebasan Palestina dan Baitul Maqdis dari penjajahan zionis,” ujarnya.

Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H menyampaikan, penyelenggaraan international conference ini sudah menjadi agenda rutin yang dilaksanakan bertepatan dengan peringatan deklarasi Djuanda.

Sebelumnya, international conference yang dilaksanakan oleh Unida bertajuk Bogor International Conference for Applied Science (BICAS) dan Bogor International Conference for Social Science (BICSS).

Adapun menginjak tahun ke-7 penyelenggaraan, Djuanda International Conference mengusung tema “Sustainability Sourcing Amid the Challenge of Climate Change through Applied & Social research and The Centrality of Bayt al-Maqdis in Islam.”

“13 Desember adalah Hari Nusantara, peringatan sebagai Deklarasi Djuanda. Ini sangat berperan penting dan menjadi tonggak bersejarah bagi NKRI. Deklarasi Djuanda berpengaruh besar dalam menjadikan bangsa dan negara yang berdaulat. Deklarasi Djuanda menyatukan teritorial daratan dan perairan NKRI yang diakui oleh hukum Internasional sebagai Negara Kepulauan (Archipelagic State),” tuturnya.

“Erat kaitannya dengan hal itu, maka kita berkomitmen lebih peduli bersama-sama bergerak untuk memperjuangkan pembebasan saudara-saudara kita di Palestina,” sambungnya.

Pada kesempatan yang sama, Ustadz Felix Siauw menyampaikan dalam sambutannya bahwa perlu adanya persatuan umat untuk dapat membantu pembebasan Baitul Maqdis.

Persoalan mengenai Baitul Maqdis ini menjadi permasalahan yang wajib dihadapi bersama oleh seluruh umat muslim.

“MashaAllah, saya pada hari ini bahagia sekali bisa datang ke Universitas Djuanda dan bisa mendapati diri kita bersama-sama untuk mendapatkan pencerahan-pencerahan dari Profesor el Awaisi,” tuturnya.

Lebih lanjut dia menuturkan, akar masalah di Baitul Maqdis ialah bukan hanya perang yang dilihat dari segi fisik, melainkan juga dari pemikiran.

“The war is not just in the television, in the desert. The war really is in our mind. Sesungguhnya, perang itu ada di kepala kita, yang dirusak itu ialah pemikiran kita. Maka dari itu kita harus terus berjuang dan memenangkan pikiran-pikiran kita karena ketika pikiran kita menang akan benar membawa kita pada kemenangan fisik,” ungkapnya.

Ustadz Felix Siauw mengemukakan, tanah Baitul Maqdis ialah tanah yang sangat diberkahi.

Artinya tidak hanya diberkahi tanahnya, setiap tumbuhan-tumbuhan dan apapun yang ada di sana diberkahi, seperti air, udara dan bahkan debunya. Hal ini karena Baitul Maqdis merupakan tanahnya para Nabi.

Sementara itu, Prof. Dr. Abd al-Fattah El-Awaisi dalam awal pemaparannya menyampaikan, telah disepakati bahwasanya Unida akan menjadi pusat Jerusalem Study Center di Indonesia.

“Saya merasa terhormat ditunjuk oleh Universitas Djuanda sebagai pembicara dan memulai bersama-sama mendirikan Jerusalem Study Center di Kampus bertauhid ini. Sekali lagi terima kasih atas undangan ini, insyaAllah dengan segala upaya kita betul-betul pada waktu yang akan datang kita akan membebaskan Baitul Maqdis,” ujarnya.

Prof. Dr. Abd al-Fattah El-Awaisi kemudian menjelaskan mengenai alasan kenapa muslim harus peduli terhadap Baitul Maqdis.

Ia menerangkan bahwasanya Baitul maqdis adalah bagian yang tidak terpisahkan dari aqidah islam.

“Dan kita tahu bahwa aqidah adalah fondasi atas hal lainnya,” terangnya.

Terkait dengan aqidah ini, Prof. Dr. Abd al-Fattah El-Awaisi memaparkan, dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang diturunkan di Mekah ataupun di Madinah.

Perbedaannya, ayat-ayat yang diturunkan di Mekah, atau yang disebut dengan surat Makkiyah diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW ialah untuk penguatan aqidah.

Baca juga: Perkuat Kemitraan Internasional, Unida Jalin Kolaborasi dengan Universitas Terkemuka di Amerika Serikat

Sementara, ayat-ayat yang diturunkan di Madinah, atau surat Madaniyyah, ialah untuk membangun peradaban.

“Setelah dipelajari, ayat-ayat yang mengenai al-Aqsa berkaitan dengan surat Makkiyah, yakni mengenai pondasi aqidah. Sehingga isu Baitul Maqdis ini adalah isu aqidah yang perlu diperhatikan oleh umat muslim,” jelasnya.

Sebagai informasi, kegiatan Distinguished Visiting Professor akan dilanjutkan pada hari kedua, Selasa (12/12/2023), yang kemudian ditutup dengan acara puncak the 7th Djuanda International Conference dan 23rd International Academic Conference on IslamicJerussalem Bayt al-Maqdis Studies pada Rabu (13/12/2023) di Universitas Djuanda. (*)

Editor: Rany Puspitasari