25 radar bogor

Warga Inisiatif Bikin “Jalan Pintas” Menuju Pasar Bogor

Warga di Kelurahan Babakan Pasar sengaja menggambari rute untuk ke Pasar Bogor agar pengunjung tidak tersesat. (Radar Bogor/Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Rumah-rumah warga di Kelurahan Babakan Pasar penuh dengan tanda panah dan silang. Namun, jangan salah. Gambar-gambar itu bukan aksi vandalisme.

Gambar itu ternyata merupakan inisiatif warga untuk membantu para pengunjung Pasar Bogor. Penduduk sekitar sengaja melukis aspal hingga tembok rumah dengan gambar petunjuk jalan.

Hal itu bisa memudahkan masyarakat menembus pemukiman bak labirin tanpa tersesat menuju Pasar Bogor.

Baca Juga: Toilet GOM Bogor Utara Tak Berfungsi, Nunggak Air PDAM Lebih dari Rp30 Juta

Ditutupnya akses Jalan Otto Iskandardinata (Otista), akibat proyek pembangunan Jembatan Otista berdampak pada banyak lini kehidupan masyarakat. Termasuk aktivitas emak-emak yang setiap hari pulang pergi membeli kebutuhan dapur di Pasar Bogor.

Pada pekan pertama penutupan Jembatan Otista, seluruh kendaraan dipaksa menempuh jarak yang lebih jauh dan memutar. Mereka yang kebingungan akhirnya memilih jalan pintas dengan turun di Bundaran Tugu Kujang dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Kampung-kampung di Kelurahan Baranangsiang dan Babakan Pasar jadi sasaran “jalan pintas”. Alhasil, jalan dan gang yang ada di kawasan ini tiba-tiba ramai dikunjungi banyak orang sebagai jalur alternatif menuju Pasar Bogor.

Padahal, lebar jalan tidak memadai karena padatnya pemukiman warga. Ditambah lagi, kontur yang tidak rata membuat jalur ini hanya bisa dilintasi oleh pejalan kaki.

Bukannya merasa jengah, pejalan kaki biassanya merasakan kesan berbeda saat melintas di sana. Misal, mendengar lantunan lagu dari warga yang berkaraoke, tersenggol anak-anak yang tengah bersepeda, hingga mencium keharuman ikan asin yang sedang digoreng.

Ketua RT 1 RW 4 Kelurahan Babakan Pasar, Elly Rusmyati mengungkapkan, semenjak Jembatan Otista ditutup, banyak pejalan kaki yang tersesat saat melintas di lingkungannya. Kontur tata letak rumah-rumah yang seperti labirin jadi alasan.

“Karena kasihan akhirnya saya bersama warga berinisiatif menggambar petunjuk di aspal dan tembok supaya bisa menuntun mereka ke Pasar Bogor. Di persimpangan kami gambar tanda silang supaya mereka tidak berjalan ke sana,” terang Elly.

Upaya itu pun benar-benar efektif. Para pejalan kaki tidak perlu lagi ragu dan bingung saat menjajaki rute yang melintasi 5 RT, 4 RW, dan 2 jembatan itu.

Baca Juga: Progres Jembatan Otista: Bongkar Pelat Besi hingga Utilitas Air-Listrik

Namun idealnya, saat berjalan di rute pejalan kaki mesti sering tersenyum, menyapa, dan sedikit merundukkan bahu. Sebab, banyak warga dan lansia yang tengah duduk dan berbincang di pekarangan.

Butuh waktu sekira 15-20 menit untuk menembus jalur ini. Rute alternatif ini akan berujung di Gang Angbun tapat di pinggir Jalan Roda.

Meski senang banyak dilintasi banyak orang, Elly juga mengaku khawatir keamanan lingkungannya terganggu.

“Di sini warga memarkirkan motornya di luar. Saya khawatir banyak orang yang lewat menimbulkan kerawanan pencurian,” tuturnya.(*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto