25 radar bogor

Pedagang di Jalan Otista Mengeluh Kehilangan Pembeli, Omzet Anjlok

Jalan Otista
Salah satu toko pedagang di Jalan Otista yang kehilangan pembeli sejak Jembatan Otista dibongkar. REKA/RADAR BOGOR

BOGOR-RADAR BOGOR, Pembongkaran dan Penggantian Jembatan Otista betul-betul dirasa berat bagi Guruh, Pemilik Toko Alat Laboratorium Oti Lab di Jalan Otista. Sebab, menutup Jembatan Otista sama dengan menutup peluang usahanya.

Baca Juga : Jembatan Otista Dibongkar, Bongkaran Besi Dikemanakan?

Sejak tahun 2017 Guruh menggantungkan hidupnya dari kunjungan para pembeli yang kerap mampir ketika melintas di Jalan Otista. Pembelinya datang dari kalangan sekolah dan perguruan tinggi khususnya yang bergerak di bidang kimia, kesehatan, atau semacamnya.

“Tapi karena sekarang ditutup akses jalannya. Tidak ada lagi pembeli yang datang. Karena biasanya mengandalkan yang lewat,” ujarnya.

Kini, Guruh hanya menunggu dan berharap dari para langganan yang masih setia membeli alat lab di tokonya. Omzetnya pun turun drastis. Di hari biasa Guruh bisa menerima 5-10 pembeli dalam sehari. Tapi sekarang jauh berkurang hanya tersisa 1-2 orang saja per hari.

Memang perlu usaha ekstra untuk menjangkau toko Guruh. Pembeli harus memutar di Jalan Sambu dan Bangka lalu berbelok ke kiri ke Jalan Otista. Di sana, tersisa jalan dengan lebar sekira 2 meter yang berbatasan langsung dengan dinding besi konstruksi.

“Makanya kalau ada pembeli saya menawarkan untuk diantar. Karena mobil tidak bisa lewat. Kasihan kalau mereka angkat barang ke depan, jauh jaraknya,” ucap dia.

Guruh bukan tak setuju dengan proyek revitalisasi Jembatan Otista, ia hanya mengeluh momen pembangunan yang berlangsung tak jauh dari badai pandemi.

“Kami baru selesai dengan pukulan pandemi yang sangat memberatkan ekonomi. Baru menghela nafas, sekarang jalan ditutup,” lirihnya.

Ia melihat upaya relokasi tidak bisa begitu saja dilakukan sebab barang dagangannya perlu tempat yang aman bukan sekadar kios semi permanen.

Akibatnya, ia mesti bertahan dan bersabar hingga proyek penggantian jembatan rampung yakni Desember 2023. Dirinya berharap ada uluran tangan dari Pemerintah Kota Bogor untuk menyokong usahanya.

Kerugian juga turut dirasakan Arifin, Pemilik Toko Bogor Oxygen di Jalan Otista. Ia juga kehilangam banyak pembeli dan hanya menggantungkan asa pada pelanggan setianya. Padahal biasanya ia dapat menjual 20-30 tabung dalam sehari.

Ia ikhlas dengan kebijakan yang diterapkan Pemerintah Kota Bogor. Arifin memprediksi omzetnya akan anjlok selama seminggu ke depan karena masyarakat masih beradaptasi.

Baca Juga : Jembatan Otista Pernah Alami Perubahan Stuktur, Awal Dibangun 1920

Arifin bahkan membuat konten video informasi dan tata cara menjangkau tokonya di media sosial untuk memberi tahu para pelanggan bahwa mereka tetap bisa membeli oksigen di tokonya.

“Kami putar otak supaya masyarakat tahu kami masih buka. Saya buatkan video cara untuk ke sini, supaya mereka tidak ragu dan tetap bisa membeli,” ujarnya. (fat)

Reporter : Reka Faturachman
Editor : Yosep