25 radar bogor

Polresta Bogor Dapat Pesan Penculikan dari Anak SD, Setelah di Cek. Ternyata…

Penculikan
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso saat menjelaskan pesan penculikan dari anak SD.

BOGOR-RADAR BOGOR, Polresta Bogor Kota, membuka hotline pengaduan di tengah maraknya isu penculikan anak. Hotline yang ditangani langsung Kapolresta Bogor Kota ini, menerima pesan WhatsApp terkait kasus penculikan.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso menjelaskan, pesan yang diterima berisi beberapa foto wajah pria pelaku penculikan. Pesan tersebut juga berbunyi ‘Pak polisi, temanku ada yang diculik pak’.

“Kami langsung sampaikan klarifikasi dari Kemenkominfo bahwa ini berita lama. Ketika disampaikan, malah langsung centang satu (pesan WhatsApp tidak terkirim),” kata Bismo.

Avatar

Baca Juga:

Pemkot Bakal Kolaborasi Polresta untuk Menangani Stunting di Kota Bogor

Padahal, Bismo ingin menjelaskan, jika foto yang dikirim orang tersebut merupakan foto lama. Bahkan berita penculikannya merupakan berita bohong atau hoaks.

Melihat gelagat pengirim pesan ke hotline pengaduan, lanjut Bismo polisi mendatangi tempat dimana pemilik nomor tersebut berada. Polisi juga melakukan pemeriksaan siapa sebenarnya pemilik nomor tersebut.

“Didapati bahwa anak kecil yang memegang nomor handphone tersebut, siswa kelas 4 SD. Terhadap orangtuanya juga dilakukan pemeriksaan,” jelasnya

Oleh karena itu, Bismo meminta masyarakat untuk tidak asal mengirim berita yang belum diketahui kebenarannya. Agar hal serupa tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. “Karena yang saya terima di handphone aduan saya, akan saya klarifikasi, saya cek, dan telusuri,” tegasnya.

Sementara itu, Kasat Reserse Kriminal Polresta Bogor Kota, Kompol Rizka Fadhila, mengatakan pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan penelusuran atas perintah Kapolresta Bogor. Diketahui, jika seorang anak SD yang menggunakan nomor tersebut, hal itu juga dibenarkan oleh orangtua sang anak.

“Hanphone tersebut yang menggunakan anak dan ibu. Motifnya kata dia hanya share (membagikan) karena dia dapat dari grup sekolah. Kemudian dia (sang anak) langsung share ke Polresta,” ungkap dia.

Di samping itu, menurut Rizka, orangtua juga memiliki tanggung jawab untuk mengawasi konten yang dibagikan anak-anaknya. Mengingat dalam kejadian ini, sang anak mendapat informasi dari lingkungan sekolah.

“Kita pastikan itu pesan penculikan itu hoaks dan tidak benar. Kita juga pastikan ke lingkungan setempat dan sekolah tidak ada kejadian (penculikan),” tukas dia. Kedua orang tuanyapun membuat surat pernyataan agar kejadian tersebut tak terulang kembali kedepannya. (ded)

Reporter : Dede Supriadi
Editor : Yosep