25 radar bogor

Dulu Drop Out, Kembali dengan Raih Doktor di IPB University

Baban Sarbana, usai promosi doktor di IPB University. (Radar Bogor/ Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Sikap pantang menyerah dan kegigihan Baban Sarbana patutnya jadi cerminan para mahasiswa. Pengalaman pahit Drop Out (DO) yang dialami tak membuatnya ciut.


Baban Sarbana dinyatakan lulus dalam sidang terbuka promosi terbuka program doktor di IPB University, Kamis (2/2). Ia teringat dengan perjalanannya meraih gelar doktor, yang tak mudah.

Baban bercerita, 28 tahun lalu ia di-DO dari kampus IPB. Saat itu, ia terpaksa meninggalkan kampus pada tahun ketiganya berkuliah.

Tak patah arang, Baban kembali menimba ilmu di tempat baru dengan mengambil jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan (Unpak).

Tak ingin mengulang sejarah yang sama, ia belajar dan berusaha lebih keras. Baban akhirnya lulus dari sana dengan predikat cumlaude.

“Setelah itu, di tahun 2006-2008 saya melanjutkan studi S2 di Universitas Indonesia lewat beasiswa yang diterima,” lanjut dia saat ditemui Radar Bogor, baru-baru ini.

Lulus S2, Baban kemudian melanjutkan kelananya ke berbagai tempat. Ia sempat menjadi sociopreneur di Tamansari, tenaga ahli UKM di dinas bahkan ia sempat dikirim ke Malaysia untuk mempelajari soal geopark.

Pengalamannya berkutat di bidang pemberdayaan desa membuatnya merasa butuh ilmu soal masyarakat. Akhirnya, ia mantap melanjutkan studinya kembali mengejar gelar doktor.

Semangat itu ia dedikasikan untuk orang desa dan geopark. Baban kemudian memilih IPB University lagi, sebagai tempatnya menuntut ilmu.

Kedua kalinya ia kembali ke IPB, Baban dihadapkan dengan cerita yang hampir serupa. Ia mesti melalui jalan yang tak mudah.

“Saya nyaris tidak lulus jika tidak ujian di hari terakhir. Pilihannya DO kedua atau S-3,” ucap dia.

Nasibnya lebih mujur. “Dendam” masa lalu harus dituntaskannya agar tak jadi beban.

Ia berhasil melewati tantangan itu dan menyandang gelar doktor lewat disertasi berjudul “Model Komunikasi Kolaboratif untuk Keberlanjutan Bisnis pada UMK di Geopark Nasional Pongkor”.

Menurut Baban, menjadi mahasiswa bukan hanya sebatas diri sendiri melainkan juga amanah orang tua dan orang yang menaruh harapan pada pendidikannya.

Sebab, ia mengakui dalam perjalanan yang dijajaki banyak momen yang dirasanya terbantu dengan doa-doa yang dipanjatkan oleh orang di sekitarnya.


“Motivasi saya datang dari doa orang tua, mertua, dan istri. Mungkin itu yang membuat semua lebih mudah,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, dalam kondisi semangat yang menurun, seseorang membutuhkan teman. “Jangan sendirian. Cari teman untuk sharing. Karena kita kadang tidak bisa melihat diri sendiri, jadi butuh orang lain,” pesannya. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto