25 radar bogor

Setelah Tinjau Lokasi Tragedi, Jokowi: Audit Seluruh Stadion

Presiden Joko Widodo sedang melihat lokasi tragedi

JAWA TIMUR – RADAR BOGOR- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat dengan saksama pintu 13 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, kemarin (5/10/2022) sore. Dia terdiam sejenak, membayangkan suasana kepanikan saat terjadi tragedi pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga berjalan ke beberapa sudut stadion. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut mendampingi. Jokowi ingin mencari tahu bagaimana malam itu 131 nyawa melayang setelah laga pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. ”Saya datang ke Stadion Kanjuruhan untuk mendapatkan gambaran lapangan tentang peristiwa 1 Oktober malam di sini,” katanya.

Baca Juga : Iwan Fals Ciptakan Lagu Berjudul KANJURUHAN

Hasil pengamatannya, menurut Jokowi, masalah utama yang membuat banyak korban meninggal pada malam itu adalah pintu keluar yang terkunci. Presiden juga menemukan tangga masuk dan keluar stadion berkapasitas 30 ribu penonton itu terlalu curam. ”Ditambah kepanikan yang ada. Tapi, itu yang saya lihat di lapangan. Nanti disimpulkan tim independen pencari fakta,” tegasnya.

Hasil pantauannya itu juga akan menjadi bahan bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Presiden memerintah Kementerian PUPR untuk mengaudit bangunan stadion. ”Bukan hanya di sini. Semua stadion yang dipakai Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 juga akan diaudit,” terang dia.

Jokowi tidak ingin peristiwa di Stadion Kanjuruhan terulang. Harus ada perbaikan di semua stadion. Khususnya terkait dengan akses keluar masuk, pintu gerbang, posisi duduk, pagar, dan lain-lain. ”Sehingga keselamatan suporter itu yang ingin kami utamakan,” ujar mantan wali kota Solo tersebut.

Presiden menginginkan semua stadion di Indonesia bisa seperti Gelora Bung Karno, Jakarta. Semua akses untuk keselamatan penonton diterapkan dengan baik. ”Penonton yang jumlahnya banyak, ketika (pintu, Red) dibuka, 15 menit semuanya bisa keluar,” ungkapnya.

Untuk menuntaskan tragedi Kanjuruhan, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang diketuai Menko Polhukam diminta bekerja cepat. Presiden memang memberikan waktu satu bulan. ”Tapi, saya minta secepatnya, kalau bisa tidak sampai satu bulan,” tegasnya.

Tim gabungan tersebut akan mengumpulkan fakta dan segala informasi dari berbagai pihak. Kemudian, hasilnya disampaikan secara menyeluruh kepada masyarakat. Tim akan berbagi tugas sesuai dengan bidang masing-masing. ”Sanksi dari PSSI ada. Pidana nanti yang mengumumkan dari Polri. Jadi, dibagi-bagi. Audit untuk bangunan nanti yang menyampaikan adalah Kementerian PUPR,” terangnya.

Baca juga : Penonton Kanjuruhan Tak Jelas, Komdis PSSI Salahkan Panitia

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengungkapkan telah berkomunikasi via telepon dengan Presiden FIFA Gianni Infantino terkait tragedi Kanjuruhan pada Senin (3/10) malam. Disinggung pula soal penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia pada 2023. ”Keputusan apa pun, kewenangan di FIFA. Tapi, beliau menyatakan siap membantu memperbaiki manajemen sepak bola di Indonesia,” ungkapnya.

Manajemen yang dimaksud meliputi banyak faktor. Mulai manajemen stadion, pertandingan, penonton, jadwal sepak mula (kickoff), hingga pengamanan. ”Semua harus dievaluasi total,” tegasnya.

Sebelum berkunjung ke Stadion Kanjuruhan, kemarin siang Jokowi menyempatkan datang ke RSUD dr Saiful Anwar, Malang. Dia menjenguk dan berbicara langsung dengan korban selamat tragedi Kanjuruhan. Juga, memberikan bantuan dan santunan untuk keluarga korban meninggal.

BESUK KORBAN: Presiden Jokowi menjenguk salah seorang korban tragedi Kanjuruhan yang dirawat di RSUD dr Saiful Anwar, Kota Malang, kemarin (5/10/2022).

Dia menegaskan sudah memberikan instruksi agar seluruh korban diberi perawatan dengan baik. Seluruh biaya perawatan korban akan ditanggung pemerintah. ”Saya juga menyampaikan kepada korban tragedi Kanjuruhan agar tetap semangat, cepat sembuh agar bisa segera melakukan aktivitas lagi,” tuturnya.

Sementara itu, korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan bertambah enam orang. Dari 125 orang menjadi 131 orang. Kadivhumas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, pertambahan jumlah korban jiwa itu terjadi karena ada korban yang tidak tercatat di fasilitas kesehatan (faskes).

”Tim DVI bersama Dinkes Kabupaten dan Kota Malang bekerja mengacu pada data faskes. Namun, ternyata ada yang meninggal di luar catatannya,” ujarnya dalam keterangan di Mapolres Malang tadi malam.

Enam korban tambahan itu sudah dibawa ke rumah sakit saat tragedi terjadi. Namun, mereka kemudian langsung diambil pihak keluarga. ”Jadi, belum terdata. Mungkin karena faktor panik juga,” katanya.

Dedi mengungkapkan, sebenarnya ada 12 korban jiwa yang tidak terdata pada data faskes. Namun, enam korban di antaranya sudah terverifikasi oleh dinkes. ”Yang enam terakhir belum,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia memerinci, 44 korban jiwa tercatat di data tiga rumah sakit pemerintah. Yakni, RSUD Kanjuruhan (21 orang), RSUD dr Saiful Anwar (21 orang), dan RS Bhayangkara Hasta Brata (2 orang). ”Sebanyak 75 korban terdata di tujuh rumah sakit swasta,” terangnya. Perinciannya, RS Wava Husada (52 orang), RS Teja Husada (13 orang), RSI Gondanglegi (4 orang), dan RS Hasta Husada (3 orang). Tiga korban lainnya tersebar dirawat di RS dr Soepraoen, RS Ben Mari, dan RS Salsabila Husada.

Di bagian lain, Komisioner Penyelidikan atau Pemantauan Komnas HAM Muhammad Choirul Anam menemukan fakta baru perihal pintu di Stadion Kanjuruhan. Berdasar investigasi timnya, ada indikasi pintu yang tertutup bukan seperti yang selama dinarasikan atau viral di media sosial. ”Ternyata, setelah kami cek dan kami cocokkan, identik dengan pintu nomor 3, bukan 13. Itu penting bagi kita semua,” ujar alumnus Universitas Brawijaya tersebut dilansir dari Radar Malang.

Dalam investigasi, Komnas HAM melakukan beberapa langkah. Mulai mengecek langsung pintu sampai melakukan verifikasi kepada petugas dan Aremania. ”Kami sudah lihat yang di dalam tadi pagi (kemarin). Tadi lihat yang di luar. Ada beberapa video yang sedang kami klarifikasi, apakah memang pintunya dibuka, tapi sempit,” terang dia.

Selama ini Anam mengungkapkan bahwa Komnas HAM menguji beberapa fakta. Di antaranya, terjadi kepanikan, lalu ada penonton yang membobol angin-angin. Kemudian, pintunya memang ditutup atau tidak. Menurut Anam, ada banyak data yang perlu terus diuji.

Karena itu, Komnas HAM belum bisa menyimpulkan. Termasuk soal pemegang kunci. ”Ada beberapa informasi, tapi sedang kami telusuri,” tuturnya.

Terpisah, steward Arema sejak ISL sampai Liga 1 2017 Firdaus Akbar mengungkapkan, pintu memang ditutup saat pertandingan. Namun, sebelum pertandingan usai, pintu selalu dibuka. ”Aturannya dulu, 10 menit sebelum pertandingan selesai sudah dibuka,” ungkapnya.

Berdasar pengalaman pria yang kerap Idhoz tersebut, pintu memang dikunci. Namun, selalu ada petugas yang berjaga. Baik itu di dalam maupun luar. ”Tujuannya adalah kalau ada yang keluar tiba-tiba mudah,” jelasnya.

Koordinasi membuka dan menutup pintu, kata dia, sangat mudah. Yakni, dilakukan lewat HT (handie-talkie) sebagai alat komunikasi. Alhasil, bisa cepat mengetahui ada perintah. ”Tapi, kalau steward lama, bisa otomatis tanpa perintah melakukan tugasnya,” paparnya.

Sementara itu, ahli keselamatan kerja Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Universitas Indonesia Prof Fatma Lestari menegaskan, tragedi Kanjuruhan harus diinvestigasi secara mendalam dan independen. Termasuk melibatkan ahli K3, ahli kedaruratan, perancang stadion, dan lainnya. Dia berharap tim TGIPF yang dibentuk pemerintah bisa bekerja dengan baik. Kemudian, hasilnya dipelajari dan disosialisasikan supaya kejadian serupa tidak terulang di stadion lain.

Aspek krusial seperti sarana emergency menjadi faktor krisis bila terjadi kerusuhan. Dia mengungkapkan, umumnya kondisi kritis terjadi karena multifaktor. Misalnya, tidak adanya induksi keselamatan, sistem dan prosedur penanganan darurat, serta sarana-prasarana K3.

Ketua Departemen K3 UI Mila Tejamaya menekankan pentingnya crowd safety management. Dalam pelaksanaannya, dipetakan berbagai potensi bahaya dan risiko yang dapat menimbulkan bahaya dan kerugian. Selain diidentifikasi, potensi tersebut dikendalikan dan dikomunikasikan. Termasuk kepada seluruh suporter dan petugas keamanan.

Baca Juga : Polri Perbaharui Jumlah Korban Kanjuruhan Menjadi 131 Orang

Salah satu kondisi darurat dalam pertandingan sepak bola adalah kekurangan oksigen. Kemudian, terjadi sesak napas, keracunan, dan lainnya. Lalu, terjadinya bangunan roboh, kekacauan atau anarkisme massa, hingga bencana alam. ”Crowd safety management adalah bagian dari K3 dan harus menjadi perhatian pemerintah setempat dalam memberikan perizinan untuk suatu event,” kata Mila.

Sebelum pelaksanaan kegiatan, panitia atau penyelenggara event harus menyerahkan dokumen crowd safety management kepada pemerintah setempat. Setelah dilakukan penilaian dan analisis, izin baru bisa dikeluarkan. Dalam pelaksanaan pertandingan antara Arema FC dan Persebaya di Kanjuruhan, Malang, pekan lalu, belum bisa dibuktikan ada dokumen crowd safety management atau tidak.(jpg)

Editor : Yosep/Riadil-ppl