25 radar bogor

Pentingnya Pelestarian Naskah Kuno Nusantara, Tujuannya Untuk Ini Lho!

Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando saat membuka kegiatan. (IST)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Naskah kuno Nusantara membantu masyarakat Indonesia untuk memahami rekam jejak bangsa yang berisikan ragam budaya dengan nilai tinggi dan kejayaan masa lampau.

Baca Juga : Lima Naskah Kuno Nusantara, Bahas Budaya Hingga Ekonomi Syariah

Kepala Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, menyatakan naskah kuno merupakan hasil pemikiran para leluhur dalam membangun peradaban bangsa ke arah lebih baik.

“Pengetahuan yang terkandung di dalam naskah kuno sangat penting dan dapat dipakai untuk memenangkan kehidupan,” ucapnya dalam kegiatan Ekspose Hasil Pelestarian Naskah Kuno Nusantara Tahun 2022 yang diselenggarakan secara hibrida, Senin (19/9/2022).

Kepala Perpusnas menambahkan, sebagai institusi peradaban yang menjadi simbol negara, perpustakaan mengemban tugas untuk menjelaskan kepada dunia internasional tentang ragam ajaran mengenai tatanan sosial kehidupan masyarakat. “Tugas utama kita adalah bagaimana mengangkat nilai-nilai wisdom yang ada di dalam manuskrip,” jelasnya.

Baca Juga : Gelar Workshop Konten Kreatif, Ini Sasaran yang Ingin Dicapai Perpusnas

Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, menjelaskan bahwa naskah kuno adalah cerminan dari pencapaian tinggi karya kognitif sebuah bangsa. Ditambahkannya, naskah kuno merupakan bagian dari artefak pengetahuan yang terhimpun dalam dokumen kebudayaan.

“Himpunan naskah kuno itu mengandung ilmu pengetahuan yang sangat kaya dan sangat valid jika dikatakan, bahwa sesungguhnya ini adalah bagian dari capaian pengetahuan tinggi sebuah bangsa,” kata Amich.

Naskah kuno, ujarnya, memiliki porsi yang sama pentingnya dengan isu pembangunan lain. Hal tersebut dikarenakan naskah kuno menjadi bagian yang sangat sentral dalam cakupan pembangunan kebudayaan.

Di sisi lain, Guru Besar Filolog FAH UIN Jakarta, Oman Fathurahman, mengatakan ada tujuh aspek dalam ekosistem dunia pernaskahan Nusantara yakni regulasi dan kebijakan, pemilik manuskrip, media publikasi dan advokasi, konservasi, restorasi, dan digitalisasi, jejaring global, database berbasis big data, serta sumber daya manusia unggul berkualifikasi. Ketujuh aspek tersebut harus berjalan beriringan agar pelestarian naskah dapat berjalan dengan baik dan maksimal.

“Jadi jangan berharap pelestarian naskah itu akan berhasil kalau ada satu mata rantai yang tidak berjalan. Karena yang namanya ekosistem itu kan mata rantai, kalau satu saja lumpuh tidak akan bisa,” paparnya.

Dia menambahkan, pelestarian terdiri dari pelestarian fisik naskah dan pelestarian teks/isi. Menurutnya, masyarakat dapat berperan dalam pelestarian naskah. “Keberhasilan peran masyarakat dalam pelestarian naskah ditentukan oleh sejauh mana masyarakat dilibatkan sebagai stakeholder dalam program pelestarian naskah oleh pemerintah,” tambahnya.

Sementara itu, Pustakawan Ahli Utama, Perpusnas, Ahmad Masykuri, menerangkan sebagai pembina perpustakaan, pihaknya sudah melakukan upaya pelestarian naskah kuno. Selain itu, Perpusnas sudah menjalankan fungsi sebagai pelestari naskah kuno untuk meningkatkan kecerdasan dan kebudayaan bangsa.

Perpusnas telah membuat buku pedoman/NSPK/petunjuk teknis tentang pelestarian naskah kuno yang dapat diakses pada laman Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpusnas. Buku-buku tersebut dapat diterapkan atau diaplikasikan oleh semua penyelenggara perpustakaan di daerah.

“Sehingga bagaimana cara melakukan pelestarian sudah bisa dilihat di sini. Selain buku, kita juga buatkan tutorial dalam bentuk video misalnya proses laminasi, menambal buku dan sebagainya,” tuturnya.

Dia menjelaskan, pihaknya melakukan pelestarian naskah daerah. Tercatat hingga 2022, pelestarian naskah kuno yang berasal dari eksternal Perpusnas yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia sejumlah 5.261 naskah.

Sementara hasil pelestarian naskah kuno di internal Perpusnas total berjumlah 8.634 naskah, meliputi alih media naskah kuno (manuskrip) ke bentuk digital sejumlah 3.886, konservasi preventif dengan kotak manuskrip ada 4.200, konservatif kuratif naskah kertas ada 273, dan konservatif kuratif naskah lontar ada 275.

Selain itu, Perpusnas juga melakukan pelestarian informasi (isi) karya rekam yakni kurasi digital, replikasi koleksi CD, konversi dari format SWF ke Pdf, konversi dari microfilm ke digital, dan konversi alih media audio kaset. (*)

 

Editor : Ruri Ariatullah