25 radar bogor

Rumah Qur’an Bantu Lebih Dari 70 Anak Ciheuleut Pakuan Memperoleh Hak-nya

Rumah Qur'an Bantu Lebih Dari 70 Anak Ciheuleut Pakuan Memperoleh Hak-nya
Rumah Qur'an Bantu Lebih Dari 70 Anak Ciheuleut Pakuan Memperoleh Hak-nya

BOGOR-RADAR BOGOR, Riuh puluhan anak ramaikan suasana terik siang hari. Tubuh-tubuh kecil berbalut pakaian muslim dan muslimah padati bangunan sederhana berukuran 2,5 meter kali 4 meter yang berada tepat di sebelah Taman Pemakaman Umum (TPU) di wilayah Ciheuleut Pakuan.

Mereka duduk dan berbaris rapi menanti giliran mengaji dan menyetorkan hafalan ayat-ayat Alquran. Teriakan-teriakan pertengkaran khas anak-anak bersautan dengan lantunan suara mengaji.

Meski direpotkan dengan tingkah para anak, kesabaran dan ketenangan tak pernah dilepas oleh para pengajar. Dengan lembut mereka mengingatkan anak didiknya untuk kembali duduk dengan tenang.

Seperti itulah suasana pembelajaran yang dilaksanakan Komunitas Rumah Qur’an di Ciheuleut, Pakuan, Gang Mongol, RT 4 RW 6, Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah.

Baca juga: Dua Pegawai Bank Palsukan Kredit Nasabah, Kerugian Capai Rp 2,2 M

Hampir 4 tahun lamanya, Komunitas Rumah Qur’an mengabdikan diri mereka untuk memberikan pendidikan Agama Islam kepada anak-anak di wilayah tersebut.

Ketua Komunitas Rumah Qur’an Ari Hakiki mengatakan kegiatan yang mereka perjuangkan ini berangkat dari keprihatinan atas tak terpenuhinya hak pendidikan yang seharusnya dimiliki oleh anak-anak di kawasan itu. Anak-anak dipaksa turun ke jalan untuk membantu orang tuanya mencari nafkah.

“Anak-anak di sini kondisinya luar biasa. Tidak seperti anak lain yang dapat nyaman belajar, memiliki ekonomi yang cukup. Banyak dari mereka yang datang dari orang tua berprofesi sebagai pengamen, pengemis, dan pemulung,” ungkapnya.

Ajakan untuk belajar mengaji tidak berjalan dengan mulus. Berbagai penolakan hingga pengusiran mewarnai perjuangan awalnya menjalankan program Rumah Qur’an.

“Pertama berdirinya komunitas ini saya cuma sendirian. Selama 3 bulan saya mengajar di sini di hari Senin-Jum’at. Sempat membuka pendaftaran buat anggota, dan berhasil mengumpulkan 30 orang, tapi semuanya mundur sampai tersisa saya sendiri lagi,” tutur Ari.

Baca juga: Guru Honorer: Kurikulum Merdeka Tak Berbanding Lurus Dengan Kemerdekaan Guru

Tak patah arang, ia kemudian mengajak teman-teman di wilayah kampusnya untuk mengajar. Akhirnya ia pun menemukan kawan-kawan yang berada pada visi yang sama. Hingga saat ini Rumah Qur’an memiliki 30 orang pengurus dan 50 orang relawan.

“Ada yang mahasiswa, guru, dan juga pekerja. Jadi memang datang dari berbagai kalangan yang punya visi sama,” imbuh Ari.

Para pengurus dan relawan Rumah Qur’an datang untuk mengajar secara bergantian. Mereka mengajarkan baca tulis iqra, tahsin, fiqih, dan hafalan Alqur’an juz 30.

“Kita mengajar setiap Kamis dan Sabtu, untuk Minggu anak-anak kami ajak mengaji ke Masjid Alumni IPB,” ujarnya.

Ari mengatakan kegigihannya mengajak anak Ciheuleut Pakuan untuk belajar mengaji agar mereka mau mengenal Alqur’an dan Agama Islam.

“Minimal mereka bisa mendoakan kedua orang tua ataupun saudaranya. Itu saja sudah membuat mereka menjadi anak sholeh,” ucap Ari.

Baca juga: DPRD Bakal Libatkan Tenaga Ahli Untuk Kaji LHP BPK Tahun Anggaran 2021

Berkat keistiqomahan para pengajar Rumah Quran sekira 40-70 anak di Kampung Ciheuleut Pakuan saat ini aktif belajar mengaji. Mereka kembali mendapatkan hak pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan.

“Sekarang kondisinya jauh lebih baik. Tidak banyak lagi yang turun ke jalan. Orang tua mereka pun mendukung apa yang kami lakukan. Ini membuat kami lebih semangat,” ujarnya.

Ke depannya, Ari dan rekan-rekan Rumah Qur’an lainnya sudah merencanakan kerja sama dengan berbagai komunitas. Salah satunya ialah komunitas panahan, anak-anak didiknya akan ia ajak untuk berolahraga panahan sekali dalam sebulan.

Selain itu ia pun berencana mengajak anak didiknya yang sudah lebih senior untuk ikut mengajar di Kampung lain sehingga dapat turut membagikan ilmu yang telah diperoleh. (cr1)

Editor: Rany