25 radar bogor

Soal Pembelian Minyak Goreng Pakai Aplikasi, Kadisdagin: Menyulitkan Masyarakat Kecil

PeduliLindungi
Ilustrasi. Pengunjung Mal CCM menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki mal. HENDI/RADAR BOGOR

CIBINONG-RADAR BOGOR, Pembelian minyak goreng curah dan BBM Bersubsidi akan beralih, dengan menggunakan aplikasi. Kebijakan pemerintah ini dinilai bakal menyulitkan bagi masyarakat kecil.

Khususnya minyak goreng curah, Kebijakan pembelian menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan NIK KTP, menjadi tanda tanya bagi Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin).

“Kemungkinan, para pedagang yang memesan minyak memakai aplikasi itu, yang jadi pertanyaan apakah masyarakat juga harus menggunakan aplikasi?,” ucap Kepala Disdagin, Entis Sutisna mempertanyakan kebijakan tersebut saat ditemui wartawan pada Rabu, (29/6/2022).

Baca juga: Korban Begal Ditemukan di Warung Kosong

Menurutnya, jika kebijakan itu hanya berlaku antara distributor dengan pedagang, maka tidak akan menjadi masalah. Artinya masyarakat masih normal membeli minyak goreng di pasar.

Namun jika masyarakat harus juga membeli melalui aplikasi, itu yang akan menimbulkan permasalahan lain.

“Nah, makanya untuk aplikasi itu, akan menjadi kendala karena masyarakat tidak semua punya handphone, Ini yang belum terjawab,” ucap Entis.

Baca juga: Tak Ditahan, Ini Tindakan yang Dikenakan Pada 5 Remaja Pelaku Kekerasan di Sempur

Sekalipun memiliki handphone, lanjut Entis, apakah masyarakat perlu menggunakan aplikasi hanya untuk membeli 1/4 (seperempat) liter minyak goreng.

“Aplikasi ini syukur-syukur hanya pedagang, bukan untuk masyarakat, kalau ke masyarakat, pusat sudah tertinggal, karena di Provinsi Jabar, ada aplikasi sapa warga yang program gubernur,” paparnya.

Baca juga: Lakukan Perbaikan pada Filter IPA Dekeng, Perumda Tirta Pakuan Pastikan Minim Gangguan

Entis menilai lebih masuk akal kebijakan pembelian BBM Subsidi menggunakan aplikasi. Pasalnya, tidak bisa sembarang orang dapat membeli pertalite maupun solar mengingat terdata dalam aplikasi dan terlihat secara fisik jenis mobil yang digunakan.

“Makanya setelah ini diterapkan, disosialisasi, lalu dievaluasi, misal ada kegaduhan di masyarakat ujungnya demo ya, tidak apa-apa. Boleh jadi kebijakan akan dicabut kembali jika hasilnya negatif, makanya ini kan masih uji coba,” tandasnya.(cok)

Editor: Rany