25 radar bogor

Jelang Lebaran, Ini Tips Kelola Uang Ala Mantan TKI Asal Bogor yang Masuk Majalah Forbes

Keuangan Lebaran

BOGOR-RADAR BOGOR, Waktu menjelang lebaran bagi masyarakat Indonesia merupakan momen penting untuk kembali berkumpul, berbagi tawa, dan mendekatkan diri dengan keluarga di kampung halaman.

Baca Juga : DPRD Kabupaten Bogor Terima LKPJ Bupati Tahun 2023, Bahas Anggaran

Namun, hal ini tidak bagi TKI di luar negeri, mereka hanya bisa berhubungan dengan keluarga lewat video call atau dukungan finansial sebagai bentuk kasih sayang.

Heni Sri Sundani, mantan TKI asal Bogor yang pernah bekerja selama enam tahun di Hong Kong dan kini menjadi sociopreneur serta pendiri gerakan Anak Petani Cerdas, membagikan pengalamannya di bulan Ramadan dan Lebaran selama menjadi TKI.

Dia menjelaskan, para TKI memiliki tantangannya sendiri selama bulan suci ini. Mulai dari durasi puasa yang lebih panjang dibanding di Indonesia, hingga waktu makan yang bertentangan dengan majikan.

Namun, tantangan terbesar terletak dalam mengelola keuangan. Mengingat mereka tidak hanya bertanggung jawab atas kehidupan sendiri di luar negeri. Tetapi juga harus menghidupi keluarga di Tanah Air.

Banyak TKI merantau ke luar negeri demi menjadi tulang punggung keluarganya. Oleh karena itu, penting bagi para TKI untuk bisa mengelola keuangannya.

Wanita 36 tahun, yang pernah masuk dalam daftar Forbes Under 30 ini punya tips keuangan yang bisa menginspirasi 4,8 juta TKI atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam mengelola keuangan dengan lebih baik menjelang Lebaran.

1. Tetapkan Skala Prioritas

Berdasarkan pengalaman Heni, penting bagi pekerja migran untuk memiliki skala prioritas. Pada dasarnya, tidak semua hal perlu dibeli, terkadang kita membeli hal-hal hanya untuk memenuhi keinginan kita, bukan apa yang kita butuhkan.

Selain itu, timbul perasaan ingin bersaing dengan orang lain, misalnya dengan membeli mukena baru untuk Shalat Idul Fitri. Penting bagi Heni untuk membedakan kebutuhan dari keinginan dan menahan diri dari godaan, apalagi bagi pekerja migran yang memiliki tanggung jawab ganda.

2. Mulailah Menyiapkan Rencana Keuangan dengan Matang

Sejak awal Ramadan, pengeluaran para TKI seringkali meningkat. Mulai dari pengiriman uang ke keluarga di awal bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Hingga kiriman lebih besar menjelang Idul Fitri sebagai bentuk tradisi memberi uang saku lebaran. Oleh karena itu, Heni menyarankan agar anggaran untuk bulan suci Ramadan sebaiknya direncanakan jauh-jauh hari.

Begitu pula untuk kebutuhan menjelang lebaran, dia sendiri biasanya mulai menyisihkan uang di awal Ramadhan mengingat bahwa puasa menjadi momen pas untuk berhemat dan menabung.

Dengan mempersiapkan diri dari awal Ramadan, kebutuhan menjelang Lebaran dapat diatasi dengan efisien tanpa terburu-buru.

3. Manfaatkan Platform Remitansi yang Murah dan Transparan untuk Mengirim Uang ke Indonesia

Para TKI masih sering menghadapi tantangan saat mengirim uang ke Indonesia. Salah satunya mengandalkan metode yang rumit seperti menitip uang pada teman yang mudik, atau menggunakan penyedia layanan remitansi tradisional.

Banyak yang tidak menyadari bahwa layanan pengiriman uang tradisional dapat menimbulkan biaya yang lebih tinggi. Ini karena adanya biaya tersembunyi dan nilai tukar tinggi.

Biaya ini seringkali tidak diungkapkan oleh penyedia layanan. Menurut World Bank, rata-rata biaya pengiriman uang global adalah 6,04%. Hal ini berarti ketika seorang TKI mengirim Rp5,000,000 ke Indonesia, ia dapat dikenakan biaya sekitar Rp300,000. Akibatnya, keluarga di Indonesia seringkali menerima jumlah uang yang lebih sedikit dari yang mereka harapkan.

“Dulu, aku sempat magang di salah satu penyedia layanan remitansi di Hong Kong, dan memang dikenakan berbagai macam biaya yang cukup besar untuk mengirim uang ke Indonesia. Banyak teman-teman TKI saya juga harus mengeluarkan biaya lain di luar transaksi, seperti biaya transportasi untuk ke bank, dan sebagainya,” jelasnya.

Heni menuturkan Ia menggunakan Wise untuk mengirim uang kepada keluarganya di Indonesia. Wise menyediakan layanan pengiriman uang ke lebih dari 70 negara di seluruh dunia dengan nilai tukar pasar tengah yang dapat ditemukan di Google atau Reuters, tanpa markup nilai tukar, dan mengenakan biaya rata-rata sebesar 0,65%.

Baca Juga : Catat! Pj Bupati Bogor Janji Perbaiki Jalan Rusak di Pancawati

“Dengan cara ini, saya dan keluarga saya di Indonesia bisa memaksimalkan uang hasil kerja keras kami saat Idul Fitri,” tuturnya. (rp1)

Reporter : Fikri Rahmat Utama
Editor : Yosep