25 radar bogor

Gelar Webinar Nasional, Alumni Fahutan IPB University Ajak Rimbawan Indonesia Kontribusi Tata Kelola Kehutanan

webinar nasional IPB University

DRAMAGA-RADAR BOGOR, Memperingati Hari Bakti Rimbawan ke-41 dan menyambut Hari Pulang Kampus ke-19 Tahun 2024, Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University (DPP HAE IPB) menggelar Webinar Nasional Seri I bertajuk Tata Kelola Kehutanan Menuju Indonesia Emas 2045 pada Sabtu (23/03).

“Pada webinar nasional ini, peserta berdiskusi aktif dalam tiga ruang lingkup, yaitu kepastian kawasan, kepastian usaha dan kepastian hukum dalam sebuah bingkai besar tata kelola kehutanan pasca terbitnya UUCK menuju Indonesia Emas 2045,” jelas Ahmad Munawir selaku Ketua Panitia acara ini.

Munawir menambahkan, para fasilitator dan co-fasilitator webinar ini merupakan para praktisi kebijakan kehutanan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

“Adapun peserta webinar ini merupakan para rimbawan Indonesia yang berlatar belakang birokrat, pengusaha, akademisi, mahasiswa dan masyarakat pemerhati kehutanan, serta jurnalis lingkungan,” ucapnya.

Baca juga: Melihat Masa Depan Lulusan Prodi Fisika IPB University di Era Revolusi 4.0

Ketua Umum DPP HAE IPB Bambang Hendroyono memaparkan, arah pembangunan kehutanan dan lingkungan hidup Indonesia ke depan harus terintegrasi landscape seascape, yang menjamin proses, fungsi dan produktivitas lingkungan.

“Wilayah ekoregion daratan/terrestrial (landscape) dan wilayah ekoregion laut (seascape) merupakan sistem ekologi yang memiliki interkoneksi satu sama lain,” kata pria yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut.

Bambang juga menyampaikan, setidaknya ada tiga fungsi utama yang harus dipenuhi dalam pengelolaan kawasan hutan, dan fungsi itu mencakup fungsi lingkungan, fungsi sosial dan fungsi ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam upaya pengelolaan hutan secara berkelanjutan, telah dilakukan transformasi kebijakan pengelolaan hutan dari Timber Management menjadi Forest Landscape Management atau Pengelolaan Hutan Berbasis Bentang Lahan.

“Dengan adanya perubahan paradigma pengelolaan hutan, memberi banyak ruang untuk mensinergikan tiga fungsi utama hutan tersebut,” katanya.(Abi)

Penulis: Jaenal
Editor: Rany Puspitasari