25 radar bogor

Hadiri Uji Publik Rancangan Permendikbudristek Kurikulum Merdeka, Ketua AYPI Sebut Iman dan Takwa Sebagai Tujuan Utama Pendidikan

Acara UJI PUBLIK Rancangan Permendikbudristek Kurikulum Merdeka.

BOGOR-RADAR BOGOR, Pendiri Yayasan Fajar Hidayah dan Ketua Umum AYPI Asosiasi Pendidikan Islam, H. Mirdas Eka Yora, Lc., M.Si menghadiri undangan Kemendikbudristek dalam acara UJI PUBLIK Rancangan Permendikbudristek Kurikulum Merdeka.

Mirdas menuturkan, ada beberapa hal penting yang disampaikan AYPI agar menjadi perhatian Pemerintah, terutama terkait Kurikulum Merdeka.

Pertama, sambungnya, tujuan Pendidikan Nasional agar tetap mengacu pada UU SISDIKNAS No 20 Tahun 2003. “Dimana dinyatakan poin Iman dan Takwa sebagai tujuan utama Pendidikan Nasional,” terangnya.

Baca Juga: PKS Klaim Dapat 11 Kursi DPRD Kota Bogor, Tabulasi Perhitungan Suara Rampung

Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu.

“Muatan lokal agar ditetapkan oleh masing-masing daerah dengan keunikan dan kekhususannya baik dengan latar belakang, budaya, kekhususan dan lain-lain,” paparnya.

Menurutnya, materi Agama atau keislaman bisa ditambah dua kali lipat. Sebab, sangat dibutuhkan untuk terbentuknya karakter dan adab serta akhlak mulia. Sesuai dengan konsep Kurikulum Merdeka yang fleksibel dan memberi keleluasaan bagi guru, agar dikurangi beban administrasi yang berlebihan.

“Masih ada beberapa usulan lainnya. Semoga melalui Sinergi dan Kolaborasi yang kita bangun terus kita giatkan berbagai langkah positif memperkuat dan mengembangkan kualitas lembaga-lembaga Pendidikan Islam,” terangnya.

Baca Juga: Dinas Pendidikan Bogor, BMPS, Kembali Menggelar Diklat Managerial dan Leadership Bagi Kepala SMP

Sementara Staf Ahli Menteri Pendidikan, Prof. Adlin Sila menyampaikan, dengan kurikulum merdeka semua anak terlayani dengan aneka kapasitas dan potensinya. “Sehingga tidak ada anak yang tertinggal, jadi semua anak mendapat kesempatan mengembangkan potensi,” ujarnya.

Dia mengatakan, tidak ada lagi sekolah unggul karena mestinya semua sekolah tersebut memberikan yang terbaik buat peserta didik tanpa adanya dikotomi.

Dengan demikian semua peserta didik dilatih menjadi intoleransi tanpa adanya pembedaan dalam kesempatan dan perlakuan baik karena ras, agama, sosial dan lainnya.

Semua anak mendapat rasa aman yang sempurna saat menikmati pembelajaran di sekolah, baik aman dari penudungan, kekerasan seksual dan juga aman dalam menempuh pendidikan tanpa ada rasa takut tidak mendapat perhatian guru dan tidak punya masa depan karena dianggap berbeda.

Tapi semuanya aman meraih masa depan dan menjalani hari-hari belajarnya dengan penuh semangat dan dedikasi sesuai dengan kecenderungan masing-masing.

Ada hal menarik di Finlandia, yaitu sekolah tanpa ranking sehingga semua anak termotivasi untuk terus memunculkan bakat dan kelebihannya tanpa harus berkompetisi.

Di Australia, ada kebiasaan yang dilakukan sekolah setiap bulan, mereka dikumpulkan untuk mendapatkan Apresiasi berupa Gelang tanpa harus berkompetisi dengan kompetitor tertentu.

Salah satu anak Indonesia mendapat apresiasi berupa gelang berupa ‘Confidence’. Ada juga anak yang datang pagi tepat waktu juga mendapat gelang penghargaan berupa ‘Kerajinan’ begitu juga dengan anak lainnya yang mendapat penghargaan karena peduli dengan teman dan sosial lingkungan.

Jadi menjadi juara tanpa mengalahkan kawan-kawannya yang lainnya. Ini merupakan suatu langkah sekolah yang amat bijak yaitu betul-betul memperhatikan apa saja kecenderungan dan sifat positif dari setiap anak peserta didik.

Kapuskurjar Zulfikri Anas menyampaikan, pada dasarnya kurikulum merdeka adalah sebuah proses pembelajaran memberi keleluasaan yang dinamis buat peserta didik untuk mendapat kesempatan belajar dan mencapai hasil pembelajaran yang sangat memperhatikan kapasitas dan potensi yang berbeda.

Sesuai pesan-pesan Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan yang baik itu mampu menyentuh jiwa dan pikiran seorang siswa sehingga mereka merasakan sentuhan pendidikan yang benar-benar membuat mereka merasakan proses yang sangat membangkitkan berbagai ragam Kurikulum merdeka menjadikan setiap pelajar menikmati proses yang membuat mereka sebagai pembelajar seumur hidup.

Kurikulum merdeka sengaja memberi peluang luas buat guru berkreasi bersama peserta didik dengan leluasa dan penuh dinamika ide dan konsep cerdas dan inovatif dalam setiap proses pembelajaran.

Sehingga kurikum hanya memberi tuntunan umum dan target pembelajaran setiap tahunnya. Agar para guru yang mengambil peran yang sentral dengan secara leluasa menggali segala macam ide dan beragam bentuk projek pembelajaran tanpa mendikte kegiatan detil setiap hari dan minggunya sebagaimana dalam kurikulum Kurtilas dan yang sebelumnya.(***)