25 radar bogor

Awali Gerakan Indonesia Membaca, Perpusnas Kampanyekan Ayo, Membacakan Nyaring

Awali Gerakan Indonesia Membaca, Perpusnas Kampanyekan Ayo, Membacakan Nyaring

JAKARTA-RADAR BOGOR, Momentum Hari Baca Dengan Lantang se-Dunia atau World Read Aloud Day yang diperingati setiap 7 Februari dimanfaatkan Perpusnas sebagai titik awal kampanye “Ayo, Membacakan Nyaring”.

Ini menjadi bagian dari Gerakan Indonesia Membaca milik Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas). Hal ini juga ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perpusnas dengan Duta Baca Indonesia.

Baca Juga : Perpusnas Tajamkan Program 2024, Ini Targetnya

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpusnas E. Aminudin Azis, mengatakan tugas Perpustakaan Nasional tidak hanya menumbuhkan kegemaran budaya baca tapi juga meningkatkan kecakapan literasi masyarakat.

Kebiasaan membaca tidak bisa dibangun tiba-tiba. Sejak dini harus dilatih. Minat baca anak-anak termasuk tinggi tapi ketersediaan buku tidak memenuhi harapan.

“Kita harus segera menyiapkan buku bacaan bermutu untuk anak-anak. Bacaan yang sesuai dengan keinginan mereka,” imbuhnya di Jakarta, Rabu, (7/2/2024).

Namun, ketika anak belum mampu membaca, tugas membacakan diambil alih para orang tua, guru, dan masyarakat. Inilah yang perlu diberikan penajaman kepada mereka agar buku bermutu telah disediakan bisa dimanfaatkan.

Aktivitas membacakan bisa dilakukan kapan saja tatkala anak sudah menunjukkan minatnya.
“Orang tua jangan membiasakan memberikan gawai ketika anak rewel agar kembali tenang. Jangan dibiasakan karena hal tersebut bisa menjadi bencana di masa depan. Berikan buku sebagai solusi. Ajak anak berpikir kritis,” pesan Plt Kepala Perpusnas.

Hari ini adalah permulaan dari Gerakan Indonesia Membaca. Budaya baca tidak bisa diukur hanya dengan satu atau dua bulan tapi akan terlihat ketika manusia sudah dewasa. Tampak dari kebiasaan mengisi waktu luangnya.

Salah satu pendiri Reading Bugs, komunitas Read Aloud, Roosie Setiawan, menerangkan ada beberapa yang harus diperhatikan ketika membaca nyaring. Di mulai dengan memperkenalkan judul buku, penulis dan mengajak anak untuk membaca ilustrasi gambar yang ada pada judul buku, kemudian mebacakan buku tersebut secara terstruktur.

Baca Juga : Perpustakaan Sekolah Harus di Upgrade, Ini Alasannya

Ketika akan mempraktekkan, Roosie memberikan tips-tips. Pertama, pilihlah buku yang sesuai kebutuhan dan tahapan membaca anak. Kedua, gerakkan jari dibawah kata dan menunjuk gambar pada tahapan pra membaca.

Ketiga, pastikan ada interaksi dengan anak ketika membaca.
“Orang tua harus membaca bukunya terlebih dulu sebelum membacakan kepada anak. Pahami caranya dan lakukan itu semua dengan menyenangkan,” pesan Roosie.

Membaca nyaring dapat membantu orang tua dalam mengatasi anak yang terlambat berbicara (speech delay). Selain orang tua, guru juga memiliki peranan penting melalui membaca nyaring sehingga minat baca dan literasi anak meningkat yang mampu menjadikan anak berpikir kritis.

Sedangkan, Psikolog Anak, Grace Euginia, menambahkan manfaat dari membaca nyaring terhadap anak selain membantu tumbuh kembang anak juga mampu membuat emosi anak lebih baik dan kedekatan dengan orang tuanya (bounding).

Membaca nyaring ini dapat dimulai dari dalam kandungan tri semester ketiga. Di karenakan perkembangan organ pendengaran anak sudah sempurna sehingga ketika anak lahir sudah tahu suara orang tuanya. Hal ini juga memberikan kemudahan bagi orang tua dalam menenangkan anak ketika mengalami tantrum karena suara orang tuanya sudah familiar.

“Salah satu penyebab anak terlambat berbicara adalah faktor lingkungan yang kurang memberikan stimulasi. Hal ini dapat diatasi dengan membaca nyaring dengan harapan mampu meningkatkan kosa kata bagi anak,” ujar Grace.

Read Aloud Day sudah menjadi agenda dunia sejak tahun 2010. Read Aloud adalah aktivitas untuk menumbuhkan budaya baca melalui satuan keluarga, pedidikan, masyarakat serta kecintaan literasi sejak dini.

Kunci menciptakan generasi yang memiliki literasi yang baik adalah dengan berkolaborasi dengan berbagi pihak sehingga kita mampu mencontohkan berbagai hal yang meningkatkan minat baca. Hal ini dikarenakan seorang anak itu adalah peniru ulung. (*)

Editor : Ruri Ariatullah