25 radar bogor

Review 13 Bom di Jakarta: Film Aksi Ambisius Angga Dwimas Sasongko yang Wajib Ditonton di Bioskop

Poster Film 13 Bom di Jakarta (Sumber: IMDb)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Film produksi Visinema Pictures, 13 Bom di Jakarta, telah rilis di seluruh bioskop Indonesia, pada akhir tahun 2023 lalu.

Film 13 Bom di Jakarta yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini menjadi salah satu film aksi Indonesia yang paling ditunggu-tunggu tahun ini.

Melansir dari postingan thread akun X @watchmenid, film 13 Bom di Jakarta menawarkan aksi-aksi spektakuler yang menggemparkan penonton sejak menit pertama.

Adegan-adegan aksi dalam film ini digarap apik, dengan practical effect yang mumpuni.

Parade lesatan peluru di mana-mana terasa begitu nyaring dan berisik, membuat penonton seolah-olah ikut baku tembak selama di bioskop.

Namun, apakah film ini mampu memuaskan ekspektasi penonton?

Dilansir dari laman IMDb.com, sinopsis film ini sebenarnya cukup sederhana. Sebuah organisasi kriminal berencana meledakkan 13 bom di berbagai lokasi di Jakarta.

Motif dan tujuan mereka terkait dengan masa lalu mereka sebagai rakyat golongan kelas bawah yang merasa dirugikan oleh sistem.

Di sisi lain, dua pendiri startup Indodax, Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono), terlibat dalam konflik ini.

Baca Juga: Alami Tonsilitis, SM Entertainment Umumkan Haechan NCT Akan Mengambil Hiatus Sementara dari Kegiatan Grup

Mereka adalah sang protagonis yang nantinya terombang-ambing di antara tuduhan pemerintah atas keterlibatan mereka dan terjebak di antara para teroris pelaku pengeboman.

Film ini mengklaim dirinya sebagai film aksi terbesar tahun 2023. Hal ini terlihat dari penggunaan efek praktis yang mengesankan, seperti ledakan mobil dengan bazoka, tembak-menembak yang intens, dan suara yang menggelegar.

Penonton seolah-olah diajak untuk merasakan sensasi berada di tengah-tengah adegan baku tembak. Selain itu, film ini juga berhasil menciptakan suasana tegang dan mencekam dengan aransemen musik Abel Huray dan visual yang gelap dan suram.

“Sayangnya, film ini tidak didukung oleh cerita dan karakter yang kuat. Cerita film ini terasa buru-buru dan rasanya ingin cepat cepat kelar saja,” tulis @watchmenid, di Review 13 Bom di Jakarta, 8 Januari 2024.

Menurut akun tersebut, pembangunan karakter, baik antagonis maupun protagonis, terkesan sangat seadanya. Hal ini membuat penonton sulit untuk berempati dan bahkan mengingat nama karakter.

Sebagai penonton awam yang tidak terlalu paham tentang dunia kripto dan uang digital, dialog karakter terasa kurang jelas. Hal ini kerap kali membuat penonton bingung, “Hah, tadi dia ngomong apa ya?”

Baca Juga: NCT Dream Raih Penghargaan Artist of the Year di Circle Chart Music Awards, Chenle Sampaikan Pesan Ini

Karakter-karakter di film ini tidak mendapat pengembangan yang memadai. Padahal, motivasi dan latar belakang karakter antagonis terbilang kuat, namun penceritaannya terkesan monoton.

Hal ini karena mereka hanya mengandalkan dialog, tanpa didukung adegan yang menggambarkan penderitaan para korban sistem keuangan yang korup tersebut. Dialog-dialog mereka terdengar kaku dan tidak alami.

Akibatnya, penonton tidak bisa merasakan empati atau simpati terhadap mereka. Penonton bahkan dibuat bingung untuk berpihak ke mana. Hal ini karena di satu sisi, kita diyakinkan bahwa pemerintah adalah villain utama. Namun, di sisi lain, film ini memiliki resolusi yang masih pro pemerintah.

Namun, dari segi performa akting jajaran pemain, film ini berhasil meyakinkan penonton untuk tetap duduk di kursi bioskop dan menjadi saksi bagaimana pemerintah mengatasi kekacauan yang dibuat oleh teroris yang dipimpin oleh Ismail atau Arok (Rio Dewanto).

Akting Rio Dewanto sebagai ketua serangan teroris itu digambarkan begitu apik dan meyakinkan, apalagi didukung oleh kemampuannya dalam setiap adegan baku tembak dan perkelahian sengit dengan kubu pemerintah.

Baca Juga: ‘Sehidup Semati’ Angkat Isu KDRT dan Perselingkuhan, Lompatan Baru Film Indonesia

Adegan Ismail berkelahi dengan Emil (Ganindra Bimo) terasa intens berkat koreografi yang bagus dan eksekusi yang matang.

Salah satu karakter yang menonjol adalah Agnes (Lutesha), yang mampu menghadirkan ekspresi dan energi yang hidup ke dalam karakternya.

Dikutip dari postingan X @watchmenid, “Secara keseluruhan, film 13 Bom di Jakarta adalah film yang ambisius, namun terasa kurang serius. Film ini memiliki potensi untuk menjadi film aksi yang menghibur dan bermakna, namun gagal dalam hal cerita dan karakter.”

Namun, film ini masih sangat cocok untuk dinikmati di akhir pekan, terutama bagi penikmat film aksi yang mencari hiburan tanpa harus berpikir terlalu banyak. (jpg/Ilyas-pkl)

Editor: Yosep