25 radar bogor

Juri Utama Bogorku Bersih Permukiman Teratur Kantongi RT yang Duduki Posisi 4 Besar

Tim juri utama lomba Bogorku Bersih kategori Permukiman Teratur, akhirnya menuntaskan tahap penilaian akhir, pada Sabtu (18/11) malam.

BOGOR-RADAR BOGOR, Tim juri utama lomba Bogorku Bersih kategori Permukiman Teratur, akhirnya menuntaskan tahap penilaian akhir, pada Sabtu (18/11) malam.

Dalam 1 hari penuh, para juri berkeliling ke 10 titik RT di 6 Kecamatan, yang lolos menjadi finalis Bogorku Bersih ke-8.

Mereka meninjau kembali seluruh aspek kebersihan, kerapihan, inovasi, dan keterlibatan warga dalam menjaga lingkungannya.

Baca juga: Jadi Juri Utama, Dedie : Bogorku Bersih Bisa Antar Kota Bogor Raih Adipura Kencana

Ketua Tim Juri Kategori Permukiman Teratur, Muzakkir mengatakan, setiap juri telah menghitung skor setiap finalis dengan sangat objektif.

Tahap selanjutnya, para juri akan bertemu kembali membahas data yang telah dikumpulkan, untuk mengerucutkan RT yang masuk ke dalam 5 besar terbaik.

“Hari Minggu atau Senin pagi kami akan bertemu dan berembuk dari data yang ada untuk menentukan 5 besar lalu 3 besar dan mengerucut hingga muncul pemenang,” ujarnya pada Sabtu (18/11).

Sejauh ini, Muzakkir mengungkapkan, tim juri sudah mengantongi 4 RT yang akan menduduki 4 posisi teratas.

Namun pihaknya akan memetakan dan mendengar pandangan setiap juri terlebih dahulu.

“Sebab aspek keterlibatan warganya dalam menjaga lingkungan itu sangat penting. Sebab untuk membuat lingkungan bisa jadi bersih bisa saja dengan uang tapi fungsi sebenarnya Bogorku Bersih adalah memunculkan peran warga. Tujuan Bogorku Bersih adalah membangun karakter,” jelasnya.

Di tahap penilaian akhir, para finalis bukan saja menampilkan kebersihan lingkungan mereka, namun juga inovasi dalam pengolahan sampah serta pemanfaatan lahan di wilayah mereka.

Baca juga: Tinjau Finalis RT, Bima Arya Sebut Lomba Bogorku Bersih Pendorong Utama Raih Adipura

Beberapa RT memanfaatkan Ruang Terbuka Hijaunya untuk bercocok tanam berbagai macam tanaman sayur, buah, rempah, hingga apotek hidup.

Tak hanya itu, mereka juga mengembangkan budidaya ikan lele hingga nila.

Dalam pengelolaan sampahnya, para finalis juga mulai mengurangi volume sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Hal itu dilakukan dengan cara mengelola maggot, menggiatkan program bank sampah, membuat lubang biopori, komposter, lubang komunal, hingga berkarya lewat sampah anorganik. (Fat)

Penulis: Reka Faturachman
Editor: Rany Puspitasari