25 radar bogor

Ketika Kulit Kelapa Sawit Jadi Energi Terbarukan atau Biomass Palms Pellets

CARINGIN-RADAR BOGOR, Jika kulit atau cangkang dan sabut kelapa sawit yang selama ini terbuang dengan percuma dan sia-sia bahkan jadi problem tersendiri bagi para pengusaha kelapa sawit untuk membuangnya, ditangan Abi Maulana pengusaha asal Bojonegoro Jawa Timur menjadi barang yang sangat berharga.

Baca Juga : Marak Bangunan Bodong di Caringin, Berdiri di Lahan Sengketa

Tumpukan kulit dan sabut kelapa sawit yang sudah tidak berguna bahkan terkesan menjadi sampah itu disulap menjadi energi terbarukan. Namanya, Biomas palm pellets. Yakni, sejenis breakat batu bara.

Namun Biomas palm pellets ini bukan berasal dari fosil, melainkan green energi yang ramah lingkungan. Terbuat dari sisa-sisa produksi yang dihasilkan dari klapa sawit.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko Mengatakan, saat ini Indonesia punya potensi besar untuk pengembangan pellet kelapa sawit tersebut.

Kata dia, ini sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan energi terbarukan biomass untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060. Seperti melalui pengembangan bahan bakar padat dari limbah atau pellet kelapa sawit.

“Saya yakin, penggunaan pellet biomass ini akan diadopsi oleh negara-negara lain di seluruh dunia, dan kita akan menjadi pemain utamanya,” kata Moeldoko dikutip Radar Bogor dari sambutanmya dalam peluncuran pellet kelapa sawit dan penandatanganan MOU di Bogor dengan para bayer dari sejumlah negara di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Kata dia, produksi kelapa sawit di Indonesia saat ini menyentuh angka 55 juta ton setiap tahun. Dari angka tersebut dapat menghasilkan sampah berupa, pelepah, dan cangkang kelapa sawit yang dapat diolah menjadi pellet.

“Potensi tersebut, dapat menjadi kekuatan bagi Indonesia untuk membuka pasar biomass palm pellet di dunia internasional, sekaligus mendukung pengembangan ekonomi hijau,” paparnya.

Ia memaparkan, Biomass Palm pellets atau pellets kelapa sawit merupakan bahan bakar atau energi terbarukan, yang memiliki emisi gas buang lebih rendah dari batubara dan solar.

Dengan memanfaatkan pellet kelapa sawit, pemerintah tidak hanya bisa mengurangi emisi karbon, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru, dan memperkuat pertumbuhan industri sembari menjaga ketahanan energi nasional.

Saat ini, sudah ada beberapa perusahaan luar negeri yang sudah menandatangani kerja sama untuk pemanfaatan pellet kelapa sawit menjadi bahan baku pembangkit listrik. Salah satunya, Helen Oy, perusahaan energi terbesar di Finlandia.

Kerja sama ini akan dilaksanakan oleh PT Maulana Karya Persada, perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang pellet kelapa sawit.

“Kami siap bekerja sama dengan Finlandia untuk mengembangkan pellet kelapa sawit sebagai sumber energi baru yang berkelanjutan, pesanan dari sejumlah negara sudah banyak bahkan mereka meminta lebih percepat untuk di kirim kenegaranya, tapi kami sanggupnya sesuai kesepakatan,” ujar Presiden Direktur PT Maulana Karya Persada, Abi Maulana kepada Radar Bogor.

Biomass Palm Pellets atau pallets kelapa sawit memiliki beberapa keuntungan dibandingkan bahan bakar fosil. Seperti mengurangi emisi karbon, stoknya melimpah, harganya kompetitif, serta mudah diangkut dan disimpan. Tak hanya menjadi bahan baku pembangkit listrik juga bisa digunakan untuk kebutuhan industri dan transportasi. (all)

Editor : Yosep