25 radar bogor

Ngeri! Kasus Perundungan dan Kekerasan Pelajar Terus Melonjak, Banyak Terjadi di SD

Tangkapan layar aksi perundungan di Balikpapan.
Tangkapan layar aksi perundungan di Balikpapan.

CIBINONG-RADAR BOGOR, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bogor mencatat, kasus perundungan dan kekerasan pelajar, mengalami peningkatan sejak tahun 2021.

Baik di sekolah tingkat dasar maupun SMP, kasus perundungan dan kekerasan pelajar masih terjadi di lingkungan masyarakat.

Komisioner KPAD Kabupaten Bogor Asep Saepudin menyebut, pihaknya mencatat kasus yang melibatkan anak pada 2021 sebanyak 9 kasus.

Bertambah pada tahun 2022 menjadi 13 kasus. Dan di tahun 2023 ini, tercatat sudah sebanyak 10 kasus hingga September.

Baca juga: Lagi-Lagi Kasus Perundungan Terjadi, Kini di Balikpapan Gegara Minta Foto

“Dipicu beberapa faktor, bisa disebabkan adanya diskriminasi anak sambung, pergaulan anak, hingga masalah ekonomi keluarga,” bebernya, Selasa (3/10/2023).

Menurutnya, kasus perundungan dan kekerasan pelajar tersebut cenderung terjadi pada anak usia jenjang SD. Namun sebagian lainnya juga terjadi pada anak jenjang SMP dan SMA.

Laporan ini pihaknya dapatkan, berdasarkan pengaduan langsung ke KPAD dan juga informasi dari media massa.

Meski demikian, dari sejumlah kasus yang terjadi tidak sepenuhnya terjadi di lingkungan sekolah. Namun tidak sedikit terjadi di lingkungan rumah yang melibatkan anak sebaya hingga orang tua.

“Untuk meminimalisir kasus yang melibatkan anak, kami terus menggenjot sosialisasi melalui program KPAD Goes To School, yang berbasis sekolah dan masyarakat,” jelas Asep.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor bakal meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas pada pelajar di luar jam sekolah.

Baca juga: Buntut Kasus Bullying Pelajar di Cilacap, Disdik Perketat Pengawasan Luar Jam Sekolah

Hal ini buntut dari kasus perundungan atau bullying yang melibatkan pelajar di daerah Cilacap beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah mengatakan, kasus tersebut menjadi pelajaran bagi pihaknya untuk lebih meningkatkan pengawasan di kalangan pelajar.

“Tentu kami sangat prihatin, maka dari itu kami harap tidak terjadi juga di Kabupaten Bogor,” tukasnya.(cok)

Penulis: Septi
Editor: Rany Puspitasari