25 radar bogor

Mahasiswa IPB Ajari Narapidana Lapas Kelas II A Bogor Keterampilan Membuat Hidroponik

Narapidana
Narapidana bersama dengan petugas dan mahasiswa IPB sedang memindahkan bibit sayur ke instalasi hidroponik.

BOGOR-RADAR BOGOR, Lapas Kelas II A Bogor di Kelurahan Paledang, Kota Bogor menjadi saksi bagi sejumlah narapidana yang menjalani masa hukuman mereka.

Bagi mereka, kehidupan di balik tembok penjara sering kali penuh dengan tantangan dan kesulitan. Namun, harapan untuk perubahan dan peluang mendapatkan keterampilan baru kini membawa cahaya dalam perjalanan mereka menuju masa depan yang lebih baik.

Mahasiswa dari IPB Universty adalah contoh nyata kelompok yang berusaha memberikan harapan dan peluang baru bagi narapidana. Hal itu direalisasikan dalam bentuk Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM PM) berjudul “Pembinaan Kepribadian dan Kemandirian Narapidana melalui Penguatan Agripreneur Skill sebagai Upaya Perbaikan Kualitas Hidup di Dalam Penjara dan Pasca Hukuman”.

Baca Juga : Lewat Program PKM PM, Mahasiswa IPB Asah Keterampilan Bisnis Napi Kelas II A Bogor

Dengan dosen pendamping Fitta Setiajiati,S.Hut.,M.Si, mahasiswa telah merancang dan mengimplementasikan program, yang salah satu fokusnya ada pada kegiatan hidroponik di Lapas Kelas II A Bogor. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan baru kepada narapidana, tetapi juga mempromosikan rehabilitasi dan reintegrasi sosial.

“Salah satu tujuan utama Program PKM PM kami adalah memberikan kesempatan kepada narapidana untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan pertanian ramah lingkungan dan bisa menjadi agripreneur pasca masa tahanan, salah satunya hidroponik. Pemilihan hidroponik ini didasari oleh sejumlah keuntungan, termasuk penghematan lahan, pengendalian lingkungan yang lebih baik, dan hasil panen yang lebih cepat,” ujar Kania Siti Al-Fathi dari Departemen Manajemen Hutan selaku ketua pelaksana program PKM PM, dikutip Selasa (18/7/2023), yang diamini anggotanya, yaitu Aditya Febyuan (Departemen Manajemen Hutan), Cindy Larasati (Departemen Biokimia), Dafa Aswangga Putra (Sekolah Bisnis) dan Novita Dwi Fitriani (Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan).

Kania juga mengatakan bahwa teman-teman mahasiswa IPB yang dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam bidang hidroponik mengajarkan narapidana tentang prinsip-prinsip dasar hidroponik, teknik budidaya, serta perawatan tanaman.

Selain itu, narapidana juga diberikan tanggung jawab untuk merawat tanaman hidroponik secara mandiri, mulai dari penanaman hingga panen. Selain manfaat praktisnya, program ini juga memberikan pengajaran tentang nilai-nilai seperti kerja sama tim, disiplin, dan tanggung jawab.

Selama proses program, mahasiswa dan narapidana terlibat dalam kegiatan kelompok yang membangun keterampilan sosial dan komunikasi.

Program PKM PM ini telah memberikan manfaat yang signifikan bagi narapidana di Lapas Kelas II A Bogor. Beberapa manfaat utamanya termasuk pemberian keterampilan baru kepada narapidana, peningkatan pemahaman mereka tentang bagaimana menjaga lingkungan dan memanfaatkannya secara berkelanjutan, serta kontribusi pada upaya rehabilitasi narapidana dengan membantu mereka merasa lebih produktif dan positif.

Narapidana yang terlibat dalam program ini juga mungkin memiliki peluang pekerjaan di bidang pertanian atau hidroponik setelah mereka dibebaskan. Selain itu, kegiatan hidroponik yang mereka ikuti juga dapat berperan sebagai bentuk terapi yang membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.

Murbandini, Bc.IP,SH,MH, yang menjabat sebagai Kepala Seksi Kegiatan Lapas Kelas II A Bogor menyambut baik program yang telah dijalankan oleh mahasiswa IPB. Ia mengungkapkan bahwa program ini memiliki manfaat besar bagi narapidana.

Selain itu, Murbandini juga menyampaikan rasa terima kasih kepada mahasiswa IPB karena telah memberikan kontribusi positif kepada narapidana melalui program yang telah diimplementasikan, dengan harapan bahwa hal ini akan membekali narapidana dengan keterampilan yang berguna setelah menyelesaikan masa hukumannya.

Program ini merupakan contoh nyata bagaimana pendidikan dan pelatihan keterampilan dapat berperan dalam mempersiapkan narapidana untuk kembali ke masyarakat dan menjadi anggota yang
produktif. Harapannya, program semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pemasyarakatan lainnya untuk memperluas peluang rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi narapidana. (*)

Editor : Yosep