25 radar bogor

Hari Kedua PKKMB Unida, Diawali dengan Shalat Dhuha dan Halaqah

BOGOR-RADAR BOGOR, Memasuki hari kedua, Selasa (12/9/2023), rangkaian kegiatan pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Djuanda (Unida), diawali dengan shalat dhuha bersama, di Masjid Baitul Hamdi, Kampus Unida.

Selain shalat dhuha, para mahasiswa baru juga diarahkan untuk melaksanakan shalawatan, dan halaqah bersama kader UKM LDK Mukhlis, dengan tema “Islam, Pemuda dan Perubahan sosial”. Hal ini sebagai salah satu upaya mengenalkan dan menginternalisasikan budaya kehidupan Kampus Bertauhid.

Rangkaian pada hari kedua ini, para mahasiswa baru kemudian mendapatkan pemaparan mengenai “Universitas Djuanda Unggul” yang disampaikan oleh Rektor Unida Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D bersamaan dengan taaruf Rektor dan para Wakil Rektor.

Dalam pemaparannya tersebut, Rektor Unida Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D menuturkan bahwa Unida memiliki target untuk menjadi universitas unggul pada tahun 2026. Guna mencapai target, Unida telah mempersiapkan dan mematangkan strategi apa yang perlu dijalankan.

Hal lainnya, Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D menekankan pada peningkatan tata kelola dan kerja sama, peningkatan kompetensi dan profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki, Sarana dan Prasarana, hingga hasil dan pencapaian tridarma dilihat dari bidang Pendidikan, Penelitian serta Pengabdian kepada masyarakat.

Baca juga: Hari Pertama PKKMB, Unida Dorong Mahasiswa Tanamkan 21 Nilai Karakter Kampus Bertauhid

“Terkait tata kelola ini, bagaimana transparansi dan akuntabilitas untuk membangun kepercayaan. Kemudian, kerja sama dengan universitas, pemerintah, dan institusi lokal, nasional dan bahkan internasional. Ini harus bisa diimplementasikan dengan baik. Terutama mengenai kolaborasi,” ungkapnya.

Pada hari kedua PKKMB ini juga menghadirkan Wakil Ketua KPK Periode 2011-2015 Dr. Bambang Widjojanto sebagai narasumber yang membahas tema bertajuk “Membentuk Integritas Diri: Be Honor, Be Honest, No Corruption”.

Dr. Bambang Widjojanto, yang juga merupakan Ketua Umum Yayasan Pendidikan Amaliah Djuanda, mengemukakan, saat ini Indonesia menghadapi bonus demografi, yakni penduduk yang didominasi oleh kalangan anak muda, Generasi Z dan Generasi Millennials.

Berdasarkan data pada tahun 2020, total penduduk Indonesia sebanyak 270,2 juta jiwa, proporsi generasi Z mencapai 27,94%  atau 75,49 juta (1997-2012). Sementara, Generasi Millennials sebanyak 69,38 juta atau 25,87% (1981-1996).

“Generasi Z dan Generasi Millennials atau Zillennials ini memiliki ciri khas, yaitu fasih dalam teknologi digital, progresif, dan memiliki hasrat untuk perubahan sosial yang kemudian ini menjadi sangat penting,” terangnya.

Dr. Bambang Widjojanto menuturkan, jika dikaitkan dengan integritas, anak muda memiliki kekhawatiran terhadap korupsi. Hal ini sesuai dengan survei Indikator Politik Indonesia pada tahun 2021 yang menunjukkan bahwa isu korupsi menjadi tema kekhawatiran terbesar anak muda Indonesia.

“Ada 64% responden berusia 17-35 tahun yang mengaku sangat khawatir dengan isu korupsi. Melihat data Global Corruption Barometer pada tahun 2020 menyebutkan, 92% orang Indonesia percaya bahwa korupsi dilakukan dan terjadi di pemerintahan,” ungkapnya.

“Korupsi sekarang sudah semakin complicated, tetapi koruptor saat ini takut, takut pada anak muda yang cerdas. Melawan korupsi, berarti membuka ruang dan membuka akses bagi anak muda untuk membuka mobiltas vertikal, agar lebih baik,” tambahnya.

Setelah pemaparan Dr. Bambang Widjojanto, para mahasiswa baru diajak untuk memahami “21 Nilai Karakter Kampus Bertauhid sebagai Landasan Operasional Kampus Bertauhid” yang disampaikan oleh Dr. Amir Mahrudin, M.Pd.I, Kepala Bidang Pengkajian Tauhid pada Badan Pengkajian dan Penerapan Tauhid (BPPT) Unida.

Dr. Amir Mahrudin, M.Pd.I menjelaskan, dalam buku adab kehidupan kampus bertauhid, diatur dengan rinci mulai dari sifat dan karakter yang perlu dimiliki mahasiswa, adab bergaul sesama mahasiswa, adab mahasiswa terhadap pimpinan, adab bergaul dengan dosen, adab berbusana, adab perkuliahan, hingga sanksi bagi yang melanggar.

Terakhir, sebagai upaya pembinaan kesadaran bahaya narkoba, pada hari kedua PKKMB ini mengundang Penyuluh Narkoba BNNK Bogor Eko Sumartono, S.I.Kom sebagai narasumber yang memberikan materi mengenai strategi pencegahan dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya P4GN kepada para mahasiswa baru.

Eko Sumartono, S.I.Kom menjelaskan, BNN, baik ditingkat pusat, provinsi hingga kabupaten/kota, perlu melakukan pendekatan secara personal hingga ke tingkat yang paling dasar untuk mewujudkan Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar).

“Lalu apa yang bisa kita lakukan? Bentuklah diri kita untuk anti terhadap narkoba. Antara lain, berkomitmen tidak menggunakan narkotika, berani mengatakan tidak pada narkotika dan jangan pernah mencoba narkotika, memilih kegiatan yang positif dan memanfaatkan waktu dengan baik, pandai memilih kawan dan saling menjaga serta memberi motivasi yang baik, fokus pada cita-cita dan studi, serta berani menghadapi segala masalah dan selalu ingat pada bahaya narkotika,” ungkapnya. (pem)