25 radar bogor

Hari Pertama PKKMB, Unida Dorong Mahasiswa Tanamkan 21 Nilai Karakter Kampus Bertauhid

BOGOR-RADAR BOGOR, Universitas Djuanda (Unida) melaksanakan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dengan mengusung tema “Internalisasi 21 Nilai Karakter Kampus Bertauhid Menuju Universitas Unggul”.

Kegiatan PKKMB ini dilaksanakan selama 3 hari, yakni dimulai dari tanggal 11-13 September 2023, di BYC Hall, Gedung EF Lantai 5 Kampus Unida.

Turut hadir membuka secara resmi kegiatan PKKMB 2023, Rektor Unida Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada calon mahasiswa baru.

Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D menuturkan, Unida memiliki visi menjadi Universitas Riset yang Menyatu dalam Tauhid dan diakui dunia.

Sehingga dalam hal ini, Unida berkomitmen untuk mewujudkan lulusan yang tidak hanya cerdas intelektual, spiritual, emosional dan sosial, tetapi juga lulusan yang berkompeten, berjiwa wirausaha yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa, serta menjadi rahmatan lil‘alamin.

“Selamat datang di Universitas Djuanda, Kampus Bertauhid. Jadilah mahasiswa-mahasiswi yang memiliki karakter nilai tauhid. Tanamkan 21 Nilai Karakter Tauhid dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya pintar, tetapi juga bagaimana diiringi dengan sifat atau nilai karakter yang mencirikan mahasiswa bertauhid. Kita tidak hanya mengandalkan rasional, kita juga harus tanamkan di dalam diri kita adalah ketauhidan,” tutur Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D.

Setelah seremoni pembukaan, rangkaian pada hari pertama pelaksanaan PKKMB, disampaikan mengenai sejarah, cita-cita, dan tujuan didirikannya Unida oleh Chancellor Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H.

“Unida menyandang nama besar Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja, pahlawan nasional berdarah Sunda. Bukan tanpa alasan, Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja merupakan penggagas Deklarasi Djuanda yang menjadi tonggak bersejarah bagi NKRI,” tutur Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H mengawali pemaparan.

Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H menerangkan, Unida berdiri pada tanggal 21 Maret 1987 yang diprakarsai oleh Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Alamsyah Ratu Perwiranegara di bawah naungan Yayasan Pusat Studi Pengembangan Islam Indonesia. Sesuai dengan tujuan didirikannya, Unida dikenal sebagai Kampus Bertauhid.

“Unida memiliki visi menjadi universitas riset yang menyatu dalam tauhid dan diakui dunia. Sejalan dengan itu, Unida memiliki Pancadarma yang terdiri dari Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Ketauhidan dan Profesionalitas. Kelima darma ini menjadi tujuan besar untuk mendorong terwujudnya lulusan yang cerdas intelektual, spiritual, emosional, sosial, berkompeten, berjiwa wirausaha yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa,” ungkapnya.

Lebih lanjut Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H menjelaskan, demi mencapai tujuan tersebut, Insan Unida dibekali denngan 21 Nilai Karakter Kampus Bertauhid yang terdiri dari 4 pilar, yakni pilar Local Wisdom, National Wisdom, Global Wisdom, dan Spiritual Wisdom.

Pilar Local Wisdom terdiri dari Cageur, Bageur, Pinter, Bener, dan Singer. Pilar National Wisdom terdiri dari Nasionalitas, Integritas, Loyalitas, Respeksitas, dan Kapasitas. Pilar Global Wisdom terdiri dari Awareness, Responsibility, Participation, Creativity, dan Adversity. Sementara Pilar Spiritual Wisdom terdiri dari Siddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah, dan Istiqomah.

Keempat pilar ini bermuara pada Akhlakul Karimah yang menjadi Ultimate Goals.

Kemudian pada hari pertama ini juga menghadirkan Rocky Gerung sebagai narasumber dengan materi bertajuk “Modal Dasar Generasi Intelektual: Sehat Nalar, Sehat Badan, dan Sehat Akal”.

Rocky Gerung menyampaikan bahwa mahasiswa Unida harus memiliki nalar-nalar, seperti Ir. H. Djuanda, sebuah nalar yang menginginkan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Oleh karena itu, modal mahasiswa adalah kemampuan menggunakan nalarnya dengan baik dan benar.

Sehingga, mahasiswa tidak mudah memberikan justifikasi terhadap sesuatu yang belum jelas dan belum diuji kesahihannya secara metodologis.

“Nalar Djuanda mnghendaki negara ini sejahtera sesuai Konstitusi. Dan, nalar itu ada pada Djuanda-Djuanda muda,” tuturnya.

Rocky Gerung mengemukakan, nalar artinya kemampuan untuk membuktikan argumen, pembuktian argumen itu yang disebut pembuktian metodologis untuk memenuhi tahapan berfikir.

Nalar juga selalu dihubungkan dengan dialektis, yaitu mencari kesalahan berfikir. Maka tugas dari mahasiswa ialah mencari kesalahan, hal ini termasuk proses uji menguji dalam ilmu pegetahuan.

Rangkaian kegiatan PKKMB hari pertama ditutup dengan materi “Menjadi Mahasiswa Berkarakter, Berprestasi dan Berakhlakul Karimah” yang disampaikan oleh Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd.

Pada kesempatan ini, Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd juga berpesan kepada calon mahasiswa baru untuk membangun impian masa depan dengan meningkatkan standar keberhasilan, meningkatkan dorongan untuk menjadi yang terbaik, bertahan dalam kesusahan, selalu mencari solusi bukan alasan, memanfaatkan peluang, hingga terbuka dengan masukkan.

“Untuk menjalani kehidupan kreatif kita harus melepaskan rasa takut bersalah, Buatlah proposal kehidupan sukses karena kalau tidak, sama dengan merencanakan kegagalan,” pungkas Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd. (*/ran)