25 radar bogor

Kehadiran Perpustakaan Dibutuhkan, Ini Kata Kepala Perpusnas

BAJAWA-RADAR BOGOR, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan perpustakaan merupakan parameter kemajuan suatu daerah.

Usai meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Kabupaten Ngada, NTT, Kepala Perpusnas memberikan apresiasi upaya pemerintah daerah Kabupaten Ngada dalam menyiapkan perpustakaan yang representatif bagi masyarakat setempat.

Kepala Perpusnas menambahkan untuk mengetahui dan memahami kemajuan ilmu pengetahuan di Kabupaten Ngada, dibutuhkan buku-buku yang menggambarkan berbagai potensi daerah seperti asal usul, budaya, hingga potensi wilayah. Dia menjelaskan, semua unsur masyarakat memiliki tanggung jawab untuk melakukan penguatan literasi terhadap generasi muda dengan menyediakan buku yang berkualitas.

Baca Juga : Kedutaan Besar Australia Bangun Pojok Baca di Perpustakaan Kota Bogor

“Siapa kita hari ini tergantung apa yang kita baca sepuluh atau lima belas tahun yang lalu. Anak-anak yang sedang belajar hari ini, akan jadi apa mereka di masa yang akan datang tergantung buku yang dibaca hari ini. Mari kita persiapkan bahan bacaan yang memadai untuk mereka,” sebutnya di Perpustakaan Daerah Ngada, NTT, pada Rabu (12/7/2023).

Sebagai informasi, gedung Layanan Perpustakaan Kabupaten Ngada dibangun menggunakan dana alokasi khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan senilai Rp10 miliar yang dikucurkan pemerintah pusat.

Bupati Ngada Andreas Paru menyebut pembangunan gedung layanan perpustakaan memberikan angin segar bagi sektor pembangunan manusia di wilayahnya. Menurutnya, potensi pertanian dan pariwisata di Kabupaten Ngada tidak dapat diolah dengan baik apabila tidak didukung peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Di Kabupaten Ngada, satu-satunya perguruan tinggi adalah Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa. Pembangunan perpustakaan ini membantu pemerintah Kabupaten Ngada mewujudkan masyarakat unggul, mandiri, dan berbudaya berbasi pertanian dan pariwisata,” tegasnya.

Bupati Andreas berharap perpustakaan akan menggerakkan sektor pertanian dan pariwisata serta sektor pembangunan lainnya sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Menurutnya, program pembangunan budaya baca dan literasi di Kabupaten Ngada dapat dilakukan dengan kolaborasi berbagai pihak.

“Mari kita bersama-sama berkolaborasi dan berkomitmen untuk memanfaatkan gedung perpustakaan yang bagus ini. Kita isi, kemudian manfaatkan terus sehingga bacaan-bacaan yang disiapkan dan segala fasilitas yang ada bisa dimaksimalkan oleh anak-anak maupun siapa saja yang akan berkunjung,” urainya.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira yang hadir sebagai narasumber dalam talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat menjelaskan dalam era persaingan global, bukan negara yang saling bersaing tapi manusia atau masyarakatnya.

Baca Juga : Toraja Utara Punya Gedung Perpustakaan Baru

“Yang perlu diperhatikan adalah peningkatan literasi sebagai satu komponen penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Karena bicara kualitas sumber daya manusia artinya bicara tentang pendidikan dan literasi masyarakat,” jelasnya.

Menurut legislator dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, membaca adalah pintu masuk ke literasi. Maka akses masyarakat terhadap perpustakaan menjadi hal yang esensial.

“Perpustakaan harus memberikan akses kepada semua mereka yang mau meningkatkan minat baca dan mencari tahu informasi,” tegasnya.

Dalam acara sama, Cecilia Sarjiyen dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Kabupaten Ngada oleh Bupati Ngada. Usai dikukuhkan, Cecilia mengajak masyarakat Kabupaten Ngada membudayakan membaca dimulai dari keluarga.

Sebagai bunda literasi, Cecilia menilai pendidikan pertama dan utama untuk berliterasi bisa dengan mengenalkan benda-benda alam yang ada di sekitar anak, sejak usia dini.

“Dalam berbagai kesempatan saat berkegiatan di rumah, melalui buku cerita misalnya, kita bisa mengenalkan angka dan huruf kepada anak-anak. Tugas guru memupuk pendidikan anak sedikit demi sedikit, sedangkan bekal yang utama berasal dari rumah,” tuturnya.

Cecilia berharap pemerintah pusat dapat memberikan bantuan untuk penyediaan perpustakaan dan koleksi buku anak usia dini bagi masyarakatnya. (*)

Editor : Ruri Ariatullah