25 radar bogor

Lebih Dekat dengan Ustaz Fikri, Juara Tiga Aksi Indonesia Asal Bogor

Ustaz Fikri
Ustaz Fikri, finalis Aksi Indonesia 2023, di kediamannya perumahan Vila Mutiara Indah, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

BOGOR-RADAR BOGOR, Fikri Habibullah Muharram, menjadi satu-satunya warga Bogor yang bisa lolos final ajang Aksi Indonesia 2023. Jalan panjang harus lalui Ustaz Fikri untuk bisa menjadi seorang da’i.

Pagi itu, wajah pria kelahiran Parung ini nampak teduh. Tutur katanya lembut, sesekali melempar senyuman. Tak banyak yang berubah dari penampilannya sebelum dan sesudah mengikuti ajang Aksi Indonesia (ajang pencarian bakat dai di Indonesia).

Bagi yang pertama kali melihat, mungkin tak menyangka pria kelahiran Parung Bogor 13 Juli 1991 itu adalah seorang ustaz dan finalis Aksi Indonesia 2023. Pakaiannya yang dikenakan sederhana. Kaos polos dengan bawahan sarung.

Baca Juga : Ayo, Dukung Fikri di Akademi Sahur Indonesia 2023!

Namun, saat berbicara membahas tentang agama, wawasannya luas. Setiap pertanyaan yang dilontarkan, selalu dijawab beserta dalil dan kitab yang ia kuasai.

Pagi itu, Radar Bogor berkesempatan menemui Ustaz Fikri di kediamannya. Lokasinya di perumahan Vila Mutiara Indah, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Di sana, Radar Bogor disambut hangat oleh ustaz yang pernah menimba ilmu di Pesantren Darussunnah International Institute for Hadith Sciencess. “Masya Allah, ayo masuk,” sambut Ustaz Fikri di muka pintu

Sembari menyeruput secangkir kopi pagi itu, Ustaz Fikri sedikit bercerita, pengalaman mengikuti ajang kompetisi tingkat nasional itu dan menjadi satu satunya perwakilan Bogor yang bisa masuk grand final.

Baginya, semua sudah diatur oleh Allah. Ustaz yang pernah menjadi pewarta di Harian Pagi Radar Bogor itu mengatakan, saat itu dirinya tidak sengaja menemukan informasi pendaftaran audisi program Aksi (Akademi Sahur Indonesia) 2023 yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi swasta.

Ayah dari Izz Awfa Rayyan itu memberanikan diri untuk ikut dan mendaftarkan dirinya di ajang audisi bergengsi tersebut.

Dari ribuan pendaftar yang bersaing di awal pendaftaran, warga Bogor ini lolos bersama 24 peserta terbaik lainnya dari seluruh Indonesia. “Qodarullah, terpilih dan masuk 24 peserta terbaik,” tutur ustaz lulusan SDN Parung 03 Bogor itu.

Kata dia, untuk lolos menjadi peserta di Aksi Indonesia bukan hal mudah. Setidaknya itu yang dialami pria yang juga sedang mengenyam pendidikan di Universitas Zainul Hasan Genggong, Kraksan Probolinggo itu.

Kepada Radar Bogor, Fikri menceritakan pengalaman dari awal hingga dirinya mampu meraih juara III di Aksi Indonesia. Untuk lolos dari babak demi babak selama perjalanan audisi Aksi, setiap hari selalu ada satu peserta yang tereliminasi pada setiap babak yang dimulai dari TOP 24, TOP 18, TOP 12, TOP 9, TOP 6, TOP 4, hingga berakhir di grand final kemenangan tiga peserta terbaik.

“Untuk tembus ke final ada dua penilaian yaitu penilaian juri dan poling SMS dari pendukung. Kalau dua itu tidak terpenuhi siap-siap tereliminasi atau wassalam,” ujar pria yang aktif membuat kajian di kanal Tiktok dan Youtube ini.

Rekam jejak perjalanan pria yang pernah menjadi pewarta Harian Pagi Radar Bogor selama di Aksi ini, selalu mendapatkan nilai tertinggi dari lima orang juri ternama.

Meskipun di babak final perolehan poling SMS Ustaz Fikri dapatkan masih dapat diunggulkan oleh dua peserta lainnya dari Makassar yang menyabet posisi pertama, dan Bandung di posisi kedua. Namun, secara nilai dari juri, suami dari Hartya Trisnanti itu, selalu yang paling tinggi.

“Nilai dari juri akan diakulumasi menjadi 50 persen. Sisanya dukungan dari poling SMS 50 persen. Dua-duanya digabung menjadi satu dan di situlah keluar nilai akhir. Alhamdulillah, bagi saya ini sebuah kebanggaan. Tidak mudah bertahan sampai babak akhir. Dukungan poling SMS hanya bicara takdir. Semua peserta menginginkan lolos di tiga besar dan saya bisa lolos sampai sini,” ungkapnya.

Kata dia, selama satu dekade perjalanan Aksi Indonesia, tahun ini adalah pertama kalinya perwakilan peserta asal Bogor berhasil tembus sampai ke final. Keluasan wawasan agama menurutnya sangat diperlukan. Pasalnya, setiap peserta harus berkali-kali menjawab tantangan pertanyaan yang diberikan juri seputar Al-Qur`an, hadist, maupun pembahasan fiqih kontekstual.

Peserta yang mengandalkan hafalan text dalam memberikan tausiah, kata Fikri, pasti akan terlihat gugup di panggung. Penguasaan materi adalah hal yang mutlak.

Ketika ditanya soal dukungan, pria kelahiran Parung ini mengatakan mendapat banyak dukungan dari masyarakat Bogor Raya, terlebih warga Parung tempat dimana Fikri dilahirkan.

Bahkan, Ustaz Fikri mengaku terkejut saat Walikota Bogor Bima Arya memberikan dukungan motivasi melalui video yang kemudian menyebarluas di kalangan warga Bogor.

“Wah,video dukungan dari Pak Wali buat saya jadi mood boster. Pada saat itu saya sedang down karena minim istirahat. Malam kita begadang sampai pagi untuk tampil secara live. Belum lagi mengatur waktu untuk latihan. Saya sempat terkena flu berat dan panas dingin. Bahkan, asatiz pembina asrama menyarankan saya membatalkan puasa agar fokus pemulihan kesehatan dan minum obat. Di babak-babak akhir saya tampil hampir setiap sahur dan itu membutuhkan stamina yang prima,” ujarnya.

Pasca audisi Aksi Indonesia 2023, ia mengaku banyak mendapatkan undangan mengisi tausiah di berbagai tempat. Putra pertama dari pasangan Ustadz Dadi Kurnia dan Laila Jamilah itu, bahkan memiliki harapan jika nantinya terpilih kembali di ajang audisi Aksi Asia yang diselengarakan setiap tiga tahun sekali.

Di Aksi Asia nanti akan ada peserta yang berasal dari lima negara yang berkontestasi yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Timor Leste.

“Saya minta doa dari semuanya agar saya terpilih lagi di Ramadan tahun depan. Mudah-mudahan saya bisa mengharumkan Bogor, Jawa Barat, bahkan Indonesia di kancah Aksi Asia,” pungkasnya. (all)

Reporter : Arifal
Editor : Yosep