25 radar bogor

Miris, Korban Longsor Gang Barjo Hidup Terkatung-katung

korban longsor gang barjo
Korban longsor, Jaya Subarsana (57) saat mengunjungi lokasi bencana yang menenggelamkan rumahnya di Gang Barjo, Kelurahan Kebon Kalapa, Kota Bogor. (Radar Bogor/ Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Duka bencana longsor di Gang Barjo pada Oktober tahun 2022 lalu mungkin sudah mulai sirna dari benak banyak orang. Namun, luka itu masih begitu terasa bagi Jaya Subarsana (57), suami dan bapak dari korban tewas bencana mengerikan itu.


Tanah longsor menyapu semua yang dimilikinya. Anak semata wayang kesayangan, istri yang amat dicintai, rumah peninggalan orang tua, dan harta benda yang ia punya sudah tenggelam dalam sapuan longsor.

Setelah semua anggota keluarganya ditemukan, Jaya tinggal seorang diri. Di sebuah kontrakan kecil 1 kamar di wilayah RT 2 RW 2 Kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah.

Selama tiga bulan pertama, seluruh biaya sewa kontrakannya ditanggung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor. Namun, selepas bulan Desember 2022 seluruh biaya dibebankan kepadanya.

“Biayanya Rp700 ribu per bulan. Tapi karena kebaikan hati pemilik, saya hanya bayar Rp500 ribu saja,” ucap Jaya disambangi Radar Bogor, Selasa (7/3).

Jaya berharap, dirinya bisa tinggal kembali di rumahnya. Namun, hal itu rasanya mustahil. Bangunan peninggalan orang tua yang sudah ditinggalinya 35 tahun kini sudah rata dengan tanah. Tak berhenti di situ, plang larangan pendirian bangunan juga sudah terpancang di atas sisa bangunan rumahnya.

Ia sudah berupaya meminta solusi pada para aparatur pemerintahan Kota Bogor. Namun hasilnya selalu nihil.

“Sudah bertanya ke kelurahan tapi mereka tidak tahu dan menyarankan saya ke Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim). Setelah saya ke sana, mereka juga tidak tahu-menahu,” tuturnya.

Jaya kebingungan pada kelanjutan dan keputusan Pemerintah Kota Bogor yang belum memberi kepastian atas nasib dan status rumah dan tanahnya yang kini sudah menjadi terasering. Terlebih, dokumen-dokumen dan harta benda yang dimilikinya pun tak terselamatkan dari timbunan tanah.

“Saya berharap kami para korban bisa duduk bersama Pemkot Bogor menyampaikan keluhan dan keinginan. Kami berharapnya ada pergantian bukan berbentuk rusun. Karena yang itu nantinya bukan menjadi milik sendiri sedangkan yang ditinggalkan milik sendiri,” harap dia.

Avatar

Baca Juga:

Jalur Alternatif ke Cikereteg Ditarif Rp2 ribu, Pengendara Mengeluh


Jaya hampir setiap malam menjerit kepada Tuhan akan keadaan berat yang ia rasakan. Apalagi, bulan Ramadan sebentar lagi akan tiba. Kerinduan dan kesedihan semakin terasa. Akibat bencana tersebut, Jaya ditinggal anaknya Ikhwan Muttaqin, istrinya Siti Warasih, kakaknya Dini Subardini dan sang ibu, Asimah. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto