25 radar bogor

Kementerian Kominfo Minta Masyarakat Tak Terprovokasi Berita Hoaks Lewat Seminar Ngobrol Bareng Legislator

BOGOR-RADAR BOGOR, Kementerian Kominfo bersama dengan DPR RI, kembali menggelar seminar Ngobrol Bareng Legislator dengan mengusung tajuk “Halau Hoaks Supaya Tidak Terjebak”, Rabu (15/2/2023).

Dalam seminar Ngobrol Bareng Legislator hadir pembicara, diantaranya, Krisantus Kurniawan sebagai Anggota Komisi I DPR RI.

Semuel Abrijani Pangerapan sebagai Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI serta Dr Pitoyo selaku Ketua Umum Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, dan Pati Perkasa selaku CEO Instereo.

Seminar Ngobrol Bareng Legislator ini merupakan acara yang diinisiasi dan didukung oleh Kementerian Kominfo, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, dengan memiliki beberapa tujuan, diantaranya yakni untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, memberdayakan masyarakat.

Krisantus Kurniawan dalam paparannya menyampaikan, bahwa teknologi informasi menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum termasuk penyebaran berita bohong atau biasa disebut hoaks.

Baca juga: Masalah Internet, Kominfo: Jangan Asal Konek Wifi

“Dalam menghindari berita hoax, diantara adalah cermati baik-baik judul berita tersebut, hati-hati jika mengandung unsur provokasi, lihat darimana sumber berita, periksalah fakta informasi dalam berita tersebut, periksa kembali foto atau video dan berfikir secara kritis,” ungkap dia dalam seminar yang dilakukan secara daring itu.

Semuel Abrijani Pangerapan juga memaparkan, sebagaimana yang telah diketahui bersama, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disubsi teknologi.

Untuk mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia.

Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi.

“Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia,” tambha dia.

Dr Pitoyo juga menjelaskan bahwa terdapat 3 jenis informasi yaitu yang pertama Misinformasi.

Misinformasi adalah penyebaran informasi palsu atau keliru yang tidak dibuat untuk merugikan siapapun.

Kedua yaitu berita palsu, berita palsu adalah kebohongan yang tidak dapat diverifikasi melalui sumber, fakta atau kutipan.

Berita palsu termasuk kedalam penipuan online yang disengaja.

Lalu yang ketiga yaitu disinformasi.
Disinformasi adalah informasi yang dibuat untuk menipu, berbohong atau mendukung agenda individua tau kelompok sosial/ politik.

Disinformasi ini adalah informasi bias seperti propaganda yang bertujuan untuk menyakiti hati masyarakat.

Ada beberapa kiat agar terhindar dari berita bohong seperti evaluasi kebenaran berita tersebut, cek di laman google berita yang didapat, dapatkan berita dari sumber berita, bedakan mana fakta ataupun opini, hati-hati redflag.

Sementara itu, CEO Instereo, Pati Perkasa menambahkan, adapun cara-cara yang musti dihindari dalam berselancar di dunia maya yaitu saring dulu informasi yang tersebar di sosial media.

“Karena tidak semua konten di sosial media dapat kita percaya sumber dan kredibilitasnya,” tambah dia.

Lalu dapat cek kredibilitas sebuah link website, sebelum bertransaksi di sebuah website pastikan kredibilitas website tersebut.

Hal yang paling mudah adalah dengan melihat salah satu ciri yang paling mudah, yaitu memiliki ikon gembok atau ada “https” sebelum linknya.

“S” disini berarti “SECURE” dan icon gembok berarti website ini sudah dinyatakan aman oleh browser kita.

“Hindari link yang mencurigakan juga judul berita yang provokatif dan ikut masuk ke dalam diskusi grup anti hoax,” tutupnya dalam seminar Ngobrol Bareng Lesgislator itu. (*/ran)

 

Editor: Rany