25 radar bogor

Masalah Internet, Kominfo: Jangan Asal Konek Wifi

BOGOR-RADAR BOGOR, Dorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, Kementerian Kominfo bersama DPR RI menggelar kegiatan Ngobrol Bareng Legislator dengan tajuk “Membangun Dan Menjaga Keberagaman Secara Digital”, Senin (6/2/2023).

Anggota Komisi I DPR RI, Krisantus Kurniawan, dalam seminar Kementerian Kominfo memaparkan, alasan untuk menjaga privasi dan data diri pribadi, antara lain guna mencegah penyalahgunaan data pribadi, menghindari ancaman di dunia maya.

Tak hanya itu, dalam seminar Kementerian Kominfo dia menambahkan, kejagaan privasi juga mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender (KBGO) dan menghindari potensi penyalahgunaan nama baik.

“Hati-hati dalam media sosial dewasa ini, apalagi dalam mengeklik link yang tersebar di media sosial, tidak sembarangan menyebar data diri di media sosial, jangan sembarangan untuk connect wifi di sembarang tempat, tidak menggunakan software yang bajakan,” bebernya saat seminar online Kementerian Kominfo.

Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI, Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan bahwa, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Baca juga: Anda Social Butterfly? Intip Tips Bijak Gunakan Sosial Media dari Kominfo

Sehingga, sambung dia, kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan manusia sedang menghadapi era disubsi teknologi.

“Untuk mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia. Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi,” tutur dia.

Sementara itu, Kandidat Doktor Ilmu Politik FISIP UI, Fikri Tamau tak menampik, internet memberikan hal positif seperti akses informasi yang semakin murah, mudah, dan menjangkau luas.

Media sosial bisa dibilang sebagai katalis meluasnya penggunaan internet, karena ia memberikan penggunannya keinginan untuk terus menerus up to date dengan teman atau pengikut.

Namun, sayangnya, fungsi media sosial sebagai sarana komunikasi dan bertukar pendapat ini, sering dipakai menjadi platform penyebaran ujaran kebencian, debat panas yang terkadang dampaknya bisa sampai berlarut-larut.

Dalam fungsinya memberikan informasi, memberikan hiburan dan sebagai media control sosial dan politik, media massa berinteraksi dengan institusi politik lainnya untuk menciptakan sistem politik yang demokratis.

Secara umum media memberi peta keterhubungan antara lembaga-lembaga negara, partai politik, masyarakat sipil dan warga negara.

Di tengah kompleksitas hubungan tersebut, dalam seminar Kementerian Kominfo, dia memaparkan, media berperan sebagai penengah untuk mengawasi, menjembatani, dan menetralisir ketika satu elemen dalam masyarakat mendominasi elemen yang lainnya.

“Kita semua manusia, bahkan saat berada di Internet sekalipun, jadi jangan pernah lupa bahwa orang yang sedang membaca e-mail atau posting adalah manusia dengan perasaan yang bisa saja terluka dan diharapkan untuk tidak mengirim komentar yang bernada menyerang,” urai dia.

Dosen Prodi Komunikasi Digital & Media Sekolah Vokasi IPB, Willy Bachtiar menjelaskan, bahwa Jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212,9 juta pada Januari 2023 dan lebih tinggi 3,85 persen disbanding setahun lalu.

Menurut datanya, rata-rata orang Indonesia menggunakan internet selama 7 jam 42 menit setiap harinya.

“98,3% pengguna internet di Indonesia menggunakan telepon genggam,” sebut dia.

Apalagi, saat ini perkembangan teknologi informasi memungkinkan kita berinteraksi dengan orang lain lewat dunia maya.
Namun perlu diingat, sambung dia, jangan lupakan etika dan sopan santun saat berinteraksi.

“Didalam digital culture kami tingkatkan kemampuan individu masyarakat dalam membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila serta Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dasar akan Pancasila serta Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia,” jelas dia.

Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai peoduk dalam negeri, serta memahami hak atas akses kebebasan berekspresi dan ha katas kekayaan intelektual di dunia digital.

Pentingnya literasi digital untuk membangun netizen yang sopan dan beradab.
Pendidikan literasi digital harus masuk melalui kurikulum Pendidikan.

Mempercepat adaptasi orangtua sebagai generasi imigran native agar sejalan dengan anak sebagai generasi digital native.

Warganet Indonesia akan memiliki “swa-aturan” sendiri untuk menyaring kredibilitas konten yang akan dibagikan.

“Membuat kita mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif menghadapi masalah yang sedang terjadi. Membantu dalam memecahkan masalah, berkomunikasi menjadi lebih lancer, dan juga mampu berkolaborasi dengan lebih banyak orang. Membuat masyarakat pro aktif menekan konten dan kebiasaan yang negative yang beredar serta menangkal propaganda yang berujung perpecahan,” urai dia dalam seminar Kementerian Komninfo.