BOGOR-RADAR BOGOR, Puncak Perayaan Bogor Street Festival Cap Go Meh (CGM) 2023 menjadi pesta rakyat terakhir masa kepemimpinan Bima Arya dan Dedie A Rachim
Meski sempat tertunda selama dua tahun karena pandemi, perayaan Bogor Street Festival di kawasan Suryakencana, Kota Bogor, menyedot perhatian ribuan pengunjung.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, pesta rakyat ini menjadi acara yang ditunggu-tunggu masyarakat sebagai ajang pemersatu bangsa.
“Kenapa acara ini ditunggu dan dinanti? Kenapa orang jauh-jauh dari dalam kota hingga luar kota datang kesini dan mungkin jumlahnya lebih dari 50 ribu (pengunjung). Mereka semua datang dengan tujuan yang sama, seperti melihat pertunjukan, menonton hiburan sampai berburu makanan,” kata Bima Arya, Minggu (5/2).
Menurut Bima, yang membedakan Bogor Street Festival dengan event lainnya adalah seluruh pengunjung hadir untuk merayakan keberagaman. Semua yang hadir pada acara ini untuk merayakan persaudaraan.
Menurut dia, terlaksananya acara ini bukan hanya perencanaan yang sebentar. Melainkan buah dari ratusan tahun adat yang mengagumkan bersama dalam keberagaman di Kota Bogor.
“DNA Kota Bogor adalah DNA yang cinta akan keberagaman,” serunya.
Ia menyebutkan, masa tugasnya sebagai wali kota juga akan berakhir pada tahun ini. Begitu pula dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
“Ini adalah Cap Go Meh terakhir kami. Ini adalah panggung terakhir kami bersama Pak Wakil Wali Kota. Terima kasih atas kebersamaannya. Kami titip Kota Bogor,” sambung dia.
Dalam kesempatan itu, Bima juga menambahkan, siapapun wali kotanya, ia yakin tidak akan ada yang berubah dalam hal kebersamaan dalam keberagaman.
“Cap Go Meh akan selalu meriah dan tambah meriah ke depannya. Cap Go Meh akan selalu menjadi kebanggaan Kota Bogor,” papar dia.
Puncak Bogor Street Festival menjadi hari yang spesial. Lantaran di lokasi yang sama, berkumpul tamu-tamu istimewa.
Mulai dari Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Angela Tanoesoedibjo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Anggota DPR RI Eddy Soeparno, Forkopimda, Rektor IPB Arif Satria, hingga tokoh lintas agama. (*)
Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto
