25 radar bogor

Sinyal Ekspor Mangga Menguat, Teken Kolaborasi Lintas Sektor

Forum diskusi antar stakeholder untuk memaksimalkan agribisnis dan ekspor mangga dari Sumedang di Jakarta, Selasa (27/12).

SUMEDANG-RADAR BOGOR, Potensi ekspor terus dikebut. Aneka komoditas asal Indonesia sangat potensial untuk ikut bersaing dan melanglang buana ke berbagai belahan dunia.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto mengakui, memang dibutuhkan kolaborasi untuk mendongkrak agribisnis nusantara itu. Ia memaparkan, 4 hal yang perlu menjadi perhatian untuk dipenuhi agar bisa memaksimalkan potensi ekspor.

Baca Juga: Dukung Regerasi Petani, Polbangtan Kementan Dongkrak Penumbuhan Petani Milenial Perdesaan

Keempat hal itu dirangkumnya sebagai 3K+1D, yang meliputi Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas, dan Diplomasi. Urusan diplomasi juga dianggap penting lantaran berperan dalam kesuksesan berbagai ekspor yang terus digalakkan pemerintah ke negara-negara tujuan.

“3K+1D menjadi sesuatu yang sangat penting sekali. Tanpa itu semua, kita gak usah berbicara soal ekspor. Inilah persyaratan-persyararan yang kita ingin mendorong agar ekspor kita ke depannya lebih baik,” kuncinya, dalam diskusi Market Channeling Produk Unggulan Injabar Unpad, Selasa (27/12).

Dalam acara tersebut, hadir pula Sekda Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman. Forum diskusi itu dijembatani langsung oleh Direktur Utama Institut Pembangunan Jawa Barat (Injabar) Unpad, Prof Keri Lestari dengan mendatangkan perusahaan ekspor dan swasta yang menjadi bagian dari kolaborasi bersama.

CEO Minaqu Indonesia, Ade Wardhana Adinata menekankan, forum diskusi itu menjadi sebuah lompatan dan wadah menjawab 3K+1D dari Dirjen Hortikultura. Pihaknya mendukung penuh kolaborasi dalam meningkatkan ekspor, khususnya mangga gincu yang telah dirisetkan bersama Injabar Unpad.

Ia berharap, ekspor mangga yang sedang dipersiapkan bersama Pemerintah Kabupaten Sumedang tidak hanya mendarat ke negara Jepang. Potensi ekspor itu bisa menjadi suplai potensial untuk kawasan lain di Asia Pasifik.

“Kita juga mau menerapkan fair trade antara petani. Kami membuka semua hal yang berkaitan dengan cost. Tidak ada lagi kucing-kucingan di bisnis ini. Petani merasa happy, distributornya tidak terbebani apapun, dan semuanya betul-betul fair. Inilah ekosistem yang seharusnya kita buat,” papar eskportir asal Bogor ini.

Puncak acara ditutup dengan deklarasi bersama melalui penandatanganan untuk mendukung eksosistem bisnis produk buah tropis Jawa Barat. Deklarasi tersebut sebagai komitmen stakeholder mengawal Mangga Gincu asal Sumedang.

Baca Juga: Ekspor Mangga ke Jepang Terbuka Lagi, Geliat Satu Dekade yang Tertunda

Selain Minaqu, deklarasi juga diteken pihak dari Kementan, Kementerian Koperasi UKM, Pemkab Sumedang, Injabar Unpad, Hardaya Sahwahita Nastari, hingga perwakilan petani.

“Kolaborasi satu tujuan saling mensupport berbagai stakeholder. Ini yang jarang terjadi karena biasanya ego sektoral yang dikedepankan,” bebernya. (*/mam)