25 radar bogor

Pendampingan dan Bagikan Alat Pertanian, UNB Dorong KWT Srikandi Lebih Mandiri

Pendampingan dan pembagian alat pertanian untuk KWT Srikandi Kedung Badak dari Universitas Nusa Bangsa (UNB), Selasa (20/12). (Radar Bogor/ Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Universitas Nusa Bangsa (UNB) menggelar program pengabdian masyarakat di Kelompok Wanita Tani Srikandi di RW 06 Kelurahan Kedung Badak. Program berlangsung selama satu bulan sejak 28 November dan ditutup pada Selasa (20/12).

Ketua Pelaksana, Anak Agung Eka Suwarnata menjelaskan pengabdian masyarakat itu merupakan hibah insentif yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang diintegrasikan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Baca Juga: UNB Latih Ibu-Ibu KWT Kenanga Kelola Sampah Jadi Bernilai Ekonomis

Pada program ini, Agung bersama kelima rekannya mengadakan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan kepada anggota KWT Srikandi. Pelatihan yang diberikan meliputi pembuatan pestisida hama berbahan nabati, pengukuran pH tanah, dan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik.

Tujuannya memberikan pengetahuan kepada anggota KWT agar dapat meningkatkan wawasan serta produksi sayuran dan tanaman obat.

“Kami juga memberikan alat-alat penunjang KWT yakni alat tanam hidroponik, mesin pencacah sampah organik, dan pH meter tanah,” imbuh Eka, sapaan akrabnya.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Zainal Muttaqin menambahkan, program tersebut menjadi komitmen kampus UNB dalam partisipasi kepada masyarakat.

“Pengabdian jadi salah satu poin dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang kami lakukan. Tujuannya agar kegiatan yang sudah ada lebih meningkat dari sisi intensitas kualitas dan kuantitasnya,” tutur Zainal.

Program pengabdian ini disambut baik para anggota KWT. Ketua KWT Srikandi, Ira Supriati bersyukur dan berterima kasih atas program tersebut.

Baca Juga: PKB: Impor Beras 500 Ribu Ton Merusak Kehidupan Petani

Menurutnya, pelatihan dan penyuluhan yang diberikan merupakan hal yang baru dan amat bermanfaat bagi pihaknya. Terlebih para anggota yang didominasi ibu rumah tangga pada awalnya belum mengenal materi-materi yang diberikan.

“Awalnya kami ga ngerti soal pH tanah, cara mengolah sampah dan hidroponik. Tapi sekarang sudah paham. Ke depan akan kami terapkan dalam berkegiatan,” ujar Ira. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto