25 radar bogor

Modal Utama Bisnis adalah Keberanian Memulai

Bimtek fasilitasi pembiayaan pertanian dari Kementerian Pertanian di Bali, 13-14 Desember. (Ist)

BOGOR-RADAR BOGOR, Membangun usaha dari nol tidak mudah. Butuh kerja keras untuk menghadapi berbagai tantangan yang menyertainya. Namun, lebih penting lagi untuk memulai.

Baca Juga: Perkuat Petani Milenial, Kementan Tingkatkan Sinergi Dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat

Sedikit pengalaman itulah yang dibagikan CEO Minaqu Indonesia Ade Wardhana Adinata di hadapan peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Fasilitasi Pembiayaan Pertanian di Bali, Selasa (13/12). Ia didapuk Kementerian Pertanian untuk menjadi salah satu pembicara bimtek.

Eksportir Bogor ini menjelaskan, usaha ekspornya tidak dimulai secara instan. Alumni Peternakan IPB ini bahkan tak pernah membayangkan bakal terjun ke bisnis tanaman hias itu secara global.

“Memulai bisnis adalah sebuah lompatan. Kadang kita harus memulai dari nol atau bahkan memulai dari minus,” paparnya, dikutip Radar Bogor, Rabu (14/12).

Akan tetapi, angka tersebut bukanlah jaminan untuk sukses mewujudkan bisnis. Ia sendiri menganggap dirinya banyak belajar dalam perjalanan membangun Minsqu Indonesia. Dari yang semula tidak tahu apa-apa mengenai tanaman hias, hingga mempelajari sumber daya dari berbagai nusantara tersebut.

Menurutnya, bidang pertanian pun demikian. Banyak sumber daya yang bisa dimaksimalkan untuk menjadi usaha. Tak hanya tanaman hias, hasil atau produk di bidang hortikultura juga punya peluang besar bersaing di dunia internasional.

“Yang penting, jangan menyerah. Siapa pun harus tekun dan terus menambah pengalaman dan wawasan. Keberanian untuk memulai adalah modal utama. Selanjutnya selalu berdoa dan berusaha,” pesannya.

Baca Juga: Rp2,3 Triliun Target Ekspor Tanaman Hias, Minaqu Hadapi Tantangan Pasar Global

Selain itu, ia juga menekankan agar mengutamakan bekerja sama dan kolaborasi. Ade meyakini Indonesia bakal menjadi kekuatan ekonomi dunia pada masa mendatang. Menurutnya, beberapa pakar ekonomi dunia tidak lagi menganggap remeh Indonesia.

“Kita juga harus bersiap menyongsong Indonesia menjadi kekuatan ekonomi ketiga di dunia,” optimis Ade.(*/mam)