25 radar bogor

Sulap Limbah jadi Salep dan Pakan Ikan, SMPN 6 Bogor Borong Piala BIA

SMPN 6 Kota Bogor berhasil memborong juara dalam ajang Bogor Innovation Award (BIA) 2022.

BOGOR-RADAR BOGOR, Pencapaian apik ditorehkan SMPN 6 Kota Bogor di ajang Bogor Innovation Award (BIA) 2022. Sekolah ini berhasil meraup juara pertama dan ketiga sekaligus untuk kategori SMP sederajat.

Produk inovasi Salep Luka Bakar Limbah Buah Simpur (Salebusim) karya Tsaabitha Alhaura Chairunissa (14) siswi kelas 9 dan Ferizqo Akbar Somantri (14) siswa kelas 8 mengantarkan sekolahnya menjadi juara pertama.

Sedangkan, produk inovasi Pelet Ikan dari Limbah Kulit Semangka (Pekuka) karya Makayla Khansa Armares (14) siswi kelas 9 dan Nayla Adisty Azzahra (14) siswi kelas 8 menempati posisi juara ketiga.

Keempat pelajar berprestasi ini merupakan anggota dari Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMPN 6 Kota Bogor.

Baca Juga: Bogor Innovation Award Harus Dorong Kultur dan Ekosistem Riset Inovasi

Pembimbing KIR SMPN 6 Kota Bogor, Rini Sri Wilujeng menuturkan, pencapaian tersebut merupakan buah usaha penelitian yang sudah dilakukan oleh mereka sejak awal tahun 2022. Berbagai tahapan dilalui dengan sukses hingga akhirnya menjadi juara.

“Waktunya amat panjang dimulai dari memasukkan proposal, penelitian, pembuatan produk, validasi juri, dan puncaknya kemarin saat pengumuman juara,” ujarnya saat ditemui Radar Bogor, Jumat (2/12).

Diungkapkan Rini, usaha para siswa meraih juara bukan tanpa hambatan. Mereka berulang kali menemui kegagalan dan terus melakukan percobaan hingga akhirnya menemukan formula yang pas dalam produknya.

Kini, kedua produk tersebut sudah sukses memberikan kebermanfaatan. Buah simpur yang banyak tumbuh di sekolah mereka akhirnya tidak terbuang sia-sia dan bertransformasi menjadi salep luka yang mujarab.

Limbah kulit semangka yang dulu banyak menumpuk kini menjadi pakan ikan yang murah dan lebih efisien dibanding pelet di pasaran.

Peneliti Salebusim, Tsaabitha Alhaura Chairunissa lega perjuangan dan usahanya berbuah manis. Haura, sapaan akrabnya, mengakui selama meneliti banyak waktu sekolahnya yang terpakai sehingga ia harus mengejar ketertinggalan pelajarannya di rumah.

Haura dan rekannya Ferizqo Akbar Somantri (Fiko) memang memiliki minat di bidang penelitian sejak lama. Mereka memiliki cita-cita yang sama yakni menjadi dokter.

“Kami beruntung berada di sekolah yang sangat mendukung kami untuk berprestasi. Bimbingan luar biasa juga diberikan oleh guru-guru di sini. Aku bakal terus mengembangkan potensi ini di tingkat selanjutnya,” ucap Haura.

Hal yang sama diutarakan Peneliti Pekuka, Makayla Khansa Armares (Makay). Ia menganggap dukungan dari rekan dan guru menjadi penyokong kesuksesan penelitian yang timnya lakukan.

Ketersediaan fasilitas laboratorium beserta alat serta bimbingan yang diberikan membuatnya dengan mudah melalui segala kesulitan yang dirasakan.

Baca Juga: SMP Darma Bakti Belajar Membuat Konten di Radar Bogor

“Walaupun harus pulang sore, kami bangga dan senang sekali akhirnya bisa menjadi juara. Sebelumnya saya sudah ikut lomba di tahun 2019 namun belum mendapat kesempatan juara. Akhirnya di tahun ini bisa mendapatkan itu,” tuturnya.

SMPN 6 Kota Bogor memang berulang kali meraih predikat juara dalam ajang kompetisi penelitian yang digelar oleh Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Bogor ini. Di tahun 2019, mereka berhasil menyabet juara 1, 3, dan juara harapan. Pada tahun 2021, sekolah ini juga berhasil meraih juara 1 dan 3. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto