25 radar bogor

KPU Izinkan Kampanye di Kampus, BEM Unida: Silakan Datang ke Kampus Kami

Ilustrasi Keterwakilan perempuan di KPU
KPU pilih 11 panelis untuk debat keempat capres-cawapres.

BOGOR-RADAR BOGOR, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari, menegaskan kembali bahwa kegiatan kampanye di lingkungan kampus atau lembaga pendidikan diperbolehkan.

“Kalau saya menyatakan kampanye di kampus boleh apa nggak? Boleh. Wong mahasiswanya pemilih, dosen-dosennya juga pemilih, ingin tahu dong siapa capresnya, siapa calon DPR-nya, visi-misinya seperti apa, apa janji-janjinya, visi-misinya untuk pengembangan dunia akademik kan perlu diketahui dan perlu di-challenge, dan perlu dipertanyakan pula,” ujarnya.

Hasyim pun menuturkan, kampanye di lingkungan kampus penting adanya, mengingat mahasiswa dan dosen memiliki hak suara untuk memilih.

Baca juga: Perpusnas Sosialisasikan Gemar Membaca di Rumah Ibadah

Dengan digelarnya kampanye di kampus, lanjut Hasyim, para akademisi bisa mengkritik janji kampanye yang dilontarkan para peserta pemilu.

Sementara itu, menteri luar kampus Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Universitas Djuanda (UNIDA) Ruben Bentiyan, menanggapi kebijakan KPU tersebut, Kamis (28/7).

Ia menuturkan, pihaknya mengizinkan para politisi berkampanye dikampus. Namun, jangan menilai mahasiswa kurang ajar apabila nantinya ide dan gagasan para politisi yang berkampanye, dikuliti habis secara tatanan filosofis hingga teknisnya.

“Kampus adalah laboratorium dialektis; di mana bantah-membantah, tesis dan antitesis adalah kudapan sehari-hari di dalam kampus.” ucap Ruben.

Ruben menegaskan, seharusnya politisi datang sebagai public educator untuk memberikan political education pada publik termasuk mahasiswa.

Baca juga: Soal Suap Audit BPK Jabar, KPK Cecar Ketua DPRD Kabupaten Bogor

“Jangan hanya menjadikan mahasiswa sebagai komoditi politik untuk mendulang suara saja,” jelasnya.

Pada akhirnya, lanjut Ruben, politisi yang terpilih biasanya lupa terhadap yang memilih.

“Fenomena empiris ini sudah menjadi luka menahun bagi masyarakat. Maka, jika masih berpikir untuk memenuhi undangan rektor atau kepala lembaga untuk berkampanye ke kampu-kampus; terutama kampus kami, kami akan persilakan,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Ruben juga mengatakan, politisi yang berkampanye tidak perlu repot-repot membawa bingkisan, cukup membawa ide brilian kemudian membuat kontrak politik yang disaksikan seluruh massa “objek kampanye”.

“Melalui pisau analisa yang kami punya, kami siap menguliti hasrat berkuasa tuan-tuan sekalian dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,” tutupnya. (Yuli/Zulfa/Ocha-KKL)