25 radar bogor

Hari Jadi Bogor ke-540, Usung Tema Abhinaya Satya Lestari

Hari Jadi Bogor ke-540, Usung Tema Abhinaya Satya Lestari
Hari Jadi Bogor ke-540, Usung Tema Abhinaya Satya Lestari

BOGOR-RADAR BOGOR, Tanggal 3 Juni 2022 mendatang, Kota Bogor genap berusia 540 tahun. Peringatan Hari Jadi Bogor tahun ini mengusung tema ‘Abhinaya Satya Lestari’.

Tema tersebut mengandung makna, Abhinaya : Semangat, Satya : Tulus dan Lestari : Tidak berubah, bertahan, terus hidup.

Artinya, semangat yang tulus untuk menghadirkan program-program berkelanjutan bagi lingkungan agar bumi terus hidup atau lestari. Huruf dan angka pada logo dibuat menggunakan font bertema aksara.

Baca juga: Pakar IPB: Resiko Migrasi BPA Paling Tinggi Pada Makanan Kaleng, Bukan Galon Air

Makna Kujang Mata 9. Masyarakat Sunda memandang kujang sebagai refleksi ketajaman dan daya kritis, serta lambang kekuatan dan keberanian untuk memperjuangkan hak-hak dan kebenaran.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asperbang) Setda Kota Bogor, Dody Ahdiat mengatakan, elemen sungai menggambarkan salah satu usaha kebijakan populer yang diputuskan Sri Baduga Maharaja adalah menciptakan parit besar yang mengitari ibu kota Pajajaran, Pakuan, langkah ini tertulis pada Prasasti Batutulis.

Konon parit ini selain sebagai pengairan persawahan untuk kesejahteraan warga, juga menjadi sarana melindungi area ibu kota Pajajaran dari lawannya.

Baca juga: Mudahkan Layanan Bayar Pajak PBB, UPT Pajak Ciomas Jemput Bola Warga Perumahan Ciomas Hills

Daun. Makna daun dalam logo ini adalah sebagai simbol hidup harus bekerjasama atau berkolaborasi. Sehelai daun ternyata saling mendukung dengan dedaun lainnya untuk menjaga keberlanjutan hidupnya.

Bila suatu pepohonan memiliki daun yang rimbun nan hijau, ibarat pohon tersebut hidup dengan baik. Selain itu, daun juga sebagai simbol bahwa Pemkot Bogor sangat konsern di isu lingkungan dan program pembangunan yang berkelanjutan.

Lalu, untuk logo Mahkota Sri Baduga Maharaja terinspirasi dari mahkota Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi. Dimana beliau telah mewariskan jalan hidup bagi generasi sekarang yang sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Baca juga: Rumah Kaca Favorite di Java Jazz? Bukan, itu Booth Telkomsel

Prabu Siliwangi mewariskan prinsip kebajikan yang disebut dengan pakena gawe rahayu (membiasakan diri berbuat kebajikan).

Prinsip ini merupakan jalan menuju kesejahteraan yang hakiki dengan berbuat kebajikan kepada Tanah Air, bangsa, Negara, orang tua, guru dan pemimpin.

Beliau juga mewasiatkan prinsip-prinsip kebenaran yang dikatakan dengan pakena kereta bener (membiasakan diri berbuat dalam kebenaran), yakni jalan menuju ketentraman bagi seseorang dalam menjalani hidup dengan tidak melanggar hukum agama, adat maupun hukum negara.

Baca juga: Bahas Wabah PMK, IPB Gelar The 36th IPB Strategic Talks

“Dalam menegakkan peraturan tersebut dilakukan oleh tindakan dengan memberikan sanksi dan hukuman bagi siapapun yang melanggar peraturan, atau ketentuan negara pada waktu itu,” katanya.

Prinsip hidup lainnya yang tertuang dalam prasasti dan undang-undang yang dibuat pada zaman itu mewakili gambaran bahwa Prabu Siliwangi mengajarkan rakyatnya untuk hidup baik dan benar, menghormati hidup orang lain, tidak berlebihan, dan selalu eling waspada bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Prinsip ini juga sejalan dengan tema HJB 540 Tahun ‘Abhinaya Satya Lestari’.(ded)

Editor: Rany