25 radar bogor

Disdik Kaji Merger Sekolah di Kota Bogor, Solusi Kurangnya Daya Tampung 

Ilustrasi PTM 100 Persen
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi saat meninjau pelaksaan PTM terbatas salah satu sekolah di Kota Bogor. Disdik berencana membuka PTM 100 persen awal September 2022.
Merger sekolah di Kota Bogor
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi saat meninjau pelaksaan PTM terbatas salah satu sekolah di Kota Bogor. Disdik bakal mengkaji program merger sekolah di Kota Bogor.

BOGOR-RADAR BOGOR, Dinas Pendidikan (Disdik) berencana mengkaji program merger sekolah di Kota Bogor. Kajiannya dilakukan tahun ini.

Baca Juga : Bantu Mahasiswa Tidak Mampu, Himpunan Alumni IPB Luncurkan Program Orang Tua Asuh

Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi mengakui kajian merger sekolah di Kota Bogor itu sedang digarap. Upaya itu sebagai salah satu solusi untuk menyikapi kurangnya daya tampung sekolah-sekolah di Kota Bogor.

Banyaknya lulusan tidak sebanding dengan jumlah sekolah yang siap menampung siswa baru, khususnya jenjang SMP.

“Saya juga lagi berupaya ada sekolah yang akan saya merger. Kalau misalkan ada satu sekolah yang jumlah muridnya sedikit, secara geografis memungkinkan kita pindahkan, kemudian lahannya cukup luas. Itu salah satu alternatif untuk buat sekolah negeri,” bebernya kepada Radar Bogor.

Ia mengakui, supply dan demand sekolah di Kota Bogor sangat jomplang. Hal itu menjadi persoalan setiap tahunnya.

Hanafi menyebutkan, kuota yang bisa ditampung sekolah negeri hanya berkisar 5.600 orang. Sedangkan, rata-rata lulusan yang ada di Kota Bogor bisa mencapai angka di atas 17 ribu orang. Bahkan, membengkak sampai 20 ribu.

Hal itulah yang perlu dicarikan solusinya agar orang tua juga tidak kebingungan mendaftarkan anak-anaknya sekolah.

Hanafi menerangkan, rencana merger sekolah di Kota Bogor itu masih dalam tahap kajian. Meski begitu, ia sudah menggadang-gadang dua sekolah yang bisa di-merger.

“Satu di Bogor Utara, SD Cimahpar 3 karena lahannya luas. Saya akan kaji. Sementara, Bogor Timur ada di SD Duta Pakuan, lahannya memungkinkan untuk SMP. Saya akan kaji untuk tahun ini,” jelasnya.

Ia mencontohkan, selama ini kawasan Bogor Timur kerap bermasalah dari sisi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Akarnya, karena hanya SMP 18 yang lokasinya berada di Baranangsiang Indah.

“Orang Tajur udah kerepotan. Bogor Utara pun hanya SMP 20, SMP 8, SMP 15 yang cukup jauh. Orang Cimahpar dan Tanah Baru udah gak kebagian tuh sekolah di situ,” sambungnya.

Untuk mengatasi kekurangan daya tampung itu, selain merger sekolah di Kota Bogor, Disdik juga tengah membangun Sekolah Satu Atap (Satap) di Kelurahan Kencana, Tanah Sareal.

Baca Juga : Bobats dan Radar Bogor Tanggung Biaya Pendidikan Dua Siswi Asal SMAN 10 Bogor

Pembangunan Satap itu terus dikebut, termasuk dengan anggaran yang sudah dialokasikan tahun ini.

Sekolah baru itu diproyeksikan bakal menjadi penambah daya tampung bagi kekurangan sekolah di Kota Bogor. Meski begitu, diperkirakan baru bisa digunakan pada 2024 mendatang.

Sebaran sekolah kita memang tidak merata. Supply kurang, demand tinggi. Sementara animo sekolah masyarakat bersekolah di sekolah negeri masih cukup tinggi. Akhirnya, banyak yang lari keluar Bogor,” pungkasnya. (mam)

Reporter : Imam
Editor : Yosep