25 radar bogor

Antisipasi Wabah PMK di Kota Bogor, Masyarakat Wajib Pahami Gejalanya

Ilustrasi gejala wabah PMK pada ternak
Ilustrasi gejala wabah PMK pada ternak
Ilustrasi gejala wabah PMK pada ternak
Ilustrasi gejala wabah PMK pada ternak

BOGOR-RADAR BOGOR, Kota Bogor terus berupaya mengantisipasi wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Meskipun tidak menular ke manusia, masyarakat tetap diimbau untuk mewaspadai gejala-gejala yang muncul pada ternak.

Baca Juga : Antisipasi Wabah PMK, Kota Bogor Putus Rantai Pasokan Ternak dari Jatim

Lantas, seperti apa gejala-gejala ternak yang terjangkit virus PMK itu? Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Bogor, drh Anizar memaparkan, penyakit menular antar hewan itu belum didapati di Kota Bogor. Namun, sebagai langkah antisipasi, masyarakat perlu mengetahui gejala wabah PMK jika muncul pada hewan ternak.

“Sejumlah tanda klinis pada hewan ternak di antaranya, mengalami demam tinggi, 39–41 derajat celcius, keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, serta terdapat luka-luka seperti sariawan di rongga mulut dan lidah,” terangnya kepada Radar Bogor, Rabu (11/5/2022).

Ia menambahkan, hewan ternak juga cenderung tidak mau makan, kaki pincang, hingga terdapat luka di kaki. Gejalanya diakhiri dengan lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis, dan hewan menjadi kurus.

“Apabila masyarakat menemukan hewan ternak yang memiliki tanda-tanda klinis tersebut supaya segera melaporkan kepada kami,” tegas perempuan yang akrab disapa Ani ini.

Ani juga mengimbau agar masyarakat rutin melakukan penyemprotan kandang dengan menggunakan disinfektan secara berkala. Selain itu, ternak-ternak yang baru datang mesti dipisahkan dari ternak yang sudah ada lebih dahulu di kandang.

“Tidak melakukan pemotongan ternak yang sakit. Jika sakit, agar dilakukan pengobatan oleh petugas berwenang,” tambahnya.

Berdasarkan data Kementan RI, Jawa Barat masih masuk dalam kategori daerah tertular wabah PMK. Selain itu, ada Sumatera Utara, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat. Sementara, kasus penularan yang telah terkonfirmasi berada di Jawa Timur dan Aceh. (mam)