25 radar bogor

Juara Pertama di Bogorku Bersih, Perumahan Griya Katulampa Bakal Lakukan Ini

Juara Pertama di Bogorku Bersih, Perumahan Griya Katulampa Bakal Lakukan Ini
Juara Pertama di Bogorku Bersih, Perumahan Griya Katulampa Bakal Lakukan Ini

BOGOR-RADAR BOGOR, Perumahan Griya Katulampa RT 03/10, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor keluar sebagai juara utama dalam ajang Bogorku Bersih 2021 kategori Permukiman Tepi Sungai.

Baca Juga : Rusunawa Tanah Baru Juara 1 Lomba Bogorku Bersih 2021 Kategori TPS3R

Perumahan yang berada di bilangan Bogor Timur itu berhak memboyong hadiah uang tunai sebesar Rp30 juta.

Ketua RT 3/10, Perumahan Griya Katulampa, Andrian Nugraha mengaku tak menyangka bisa keluar sebagai juara utama kategori dalam ajang Bogorku Bersih tahun ini.

“Sebenarnya tak menyangka bisa jadi pemenang. Memang yang paling utama akan mengembangkan bank sampah, jadi nanti harapanya bisa jalan. Jadi, kan nanti akan berdampak untuk area lain,” ujar Andrian, usai Malam Anugerah Bogorku Bersih 2021, Selasa (16/11/2021).

Kedepan, masih ada yang harus diperbaiki, salah satunya biopori, namun utamanya adalah bank sampah.

“Penataan KWT, sekarang yang jadi prioritas. Kamis depan akan jadi penilaian Bogor Hijau. Mudah-mudahan bisa jadi momentum,” ucapnya.

“Ini (Juara) merupakan penghargaan untuk kami,” sambungnya.

Meski pertama kali mengikuti lomba kebersihan tingkat RT, Bogorku Bersih 2021 kategori Pemukiman Tepi Sungai, warga disini tak patah semangat untuk menjajal ajang lomba bergengsi antar RT yang digelar Radar Bogor dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor.

“Ada beberapa pengelolaan lingkungan yang memang kami tata bersama warga, pertama keberadaan biopori, kebersihan sampah, termasuk pemberdayaan warga melalui kelompok wanita tani (KWT) yang dinamakan Gricil,” ucap Andrian.

Menurutnya, keberadaan biopori saat ini masih perlu dikembangkan karena ia tak menampik jika sebagian besar berada di taman. Sebab, ada beberapa rumah yang memang sudah dibeton sehingga tidak memiliki halaman dengan kontur tanah.
“Memang ada masukan harusnya dipasang disetiap tiap rumah. Kita buat ngasih input yang masih punya space, nanti kita upayakan. Jadi memang sekarang masih fokusnya di taman. Karna memang kebetulan kita ada beberapa area terbuka hijau yang masih bisa dipake untuk biopori,” katanya.

Dirinya mengaku sebagian warga sudah membuat biopori, meski perumahanya dekat dengan sungai namun ketika hujan tidak langsung dialirkan, dan itu sebagai bentuk tanggung jawab warga.

“Jadi saya rasa itu sebagai bentuk disiplin,” ucapnya.

Kedepan, keberadaan biopori akan terus masif dilakukan selama mereka memiliki taman akan berfungsi baik untuk resapan air.

“Itu akan jadi tanggung jawab kami untuk bisa menyampaikan hal yang sama ke yang punya rumah,” kata dia.

Lanjut Andiran, untuk pengelolaan sampah di perumahan Griya Katulampa mulai mengarah ke bank sampah. Warga sudah mulai menerapkan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung adalah sampah meski belum dikelola secara komersil.

“Masih berbentuk sodaqoh, jadi memang belum ada valuenya, belum komersil. Jadi memang dikumpulkan semenatra di pengurus, bu rtnya nanti baru dikasihkan ke bank sampah untuk nanti diproses lebih lanjut di bank sampah RW,” katanya.

“Nanti ada beberapa ibu-ibu dari PKK nya yang memang bertugas untuk mengolah atau me recycle, membuat ecobrick atau segala macam, saat ini seperti itu,” sambungnya.

Andrian mengaku pengelolaan taman juga dimanfaatkan oleh KWT, dan memanfaatkan daerah pinggiran sungai sebagai area untuk bersantai.
“(Taman) terlihat lebih rapi. Sebenarnya hal itu untuk membangun rasa peduli yang tadinya terbengkalai, jadi lebih tertata dan menarik dikembangkan,” ucapnya.

Dirinya sangat mengapresiasi kekompakan warga yang selalu aktif untuk bersama-sama merawat dan mengelola perumahanya agar selalu tampak bersih. Apalagi warga yang terlibat adalah mereka yang sudah sejak lama tinggal di perumahan tersebut, sehingga mudah untuk menggerakan warga yang relatif lebih muda.

“Jadi orangnya udah turun temurun jadi rata-rata udah generasi kedua, jadi memang ini yang mendasari bounding atau ikatannya udah kuat gitu. Semua yang dibuat di lingkungan sekitar itu swadaya karena udah ditanggung bukan sama developper, nah jadi swadaya warga,” ucapnya.

Masih kata Andrian, mulai dari pengecatan, atau segala macamnya dilakukan secara swadaya. Sehingga memasuki perumahan tersebut menjadi nyaman dan enak dilihat mata.

Saat ditanya kesempatan menjadi juara ajang lomba kebersihan tingkat RT, Bogorku Bersih 2021, dirinya akan menggunakan uang tersebut untuk pengembangan lingkungan agar lebih baik lagi, tak hanya di wilayah RT 3 saja melainkan daerah sekitarnya.

“Kita akan diskusi sama rw karena memang pengennya itu berjalan bukan hanya di tempat kami saja, pengennya bisa merata. Karena kalo melihat tepian (sungai) berderet tuh ada beberapa RT lagi jadi supaya gaungnya sama,” tukasnya.(ded)