25 radar bogor

Belajar dari Kudus, Disdikbud Kaltim Kunjungi Sekolah Binaan

Studi Banding
STUDI BANDING: Rombongan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengunjungi sekolah kejuruan di Kudus, kemarin (EKO SANTOSO/RADAR KUDUS)
Studi Banding
STUDI BANDING: Rombongan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengunjungi sekolah kejuruan di Kudus, kemarin (EKO SANTOSO/RADAR KUDUS)

KUDUS-RADAR BOGOR, Belajar terkait kombinasi pihak swasta dan pendidikan dalam pengembangan fasilitas dan kualitas sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kunjungan ke sejumlah sekolah kejuruan. Di antaranya, SMK Raden Umar Said, SMK NU Banat, SMK NU Ma’arif, SMK Duta Karya, SMK Wisudha Karya, hingga SMK PGRI 1 dan 2 Kudus.

Baca juga : BKPP Pati Umumkan Hasil Seleksi PPPK Non-Guru Hari Ini

Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Disdik Kaltim Deslan Nispayani menyebut kunjungan itu dalam rangka studi banding. Melihat bagaimana kerjasama dari pihak swasta yang turut berpartisipasi mengembangkan fasilitas di sekolah-sekolah.

“Dari hasil pengamatan selama kunjungan ini kami melihat jelas bagaimana kepedulian swasta. Kontribusinya sangat besar, khususnya Djarum Foundation,” terangnya.

Menurutnya itu bentuk integrasi pihak industri dan dunia usaha dengan dunia pendidikan. Dan bagaimana kedua pihak bersinergi berkontribusi menyediakan layanan pendidikan bagi masyarakat. Dan berkontribusi pada peningkatan dunia pendidikan di Indonesia

“Kami akan belajar lebih dalam lagi bagaimana sekolah bisa nyambung dengan dunia industri dan swasta ini,” imbuhnya.

Dari apa yang dilihat dan disaksikan secara langsung itulah, yang bakal dibawa Deslan untuk diterapkan di Kaltim. Sebab berkaca dari apa yang ada di Kaltim, meski banyak perusahaan swasta besar yang turut membantu pengembangan pendidikan, tetapi dirasa itu belum optimal. Sehingga pihaknya akan mendorong agar bisa lebih dimaksimalkan.

“Tentunya dengan cara juga mendorong sekolah-sekokah agar memiliki road map terkait pengembangan sekolah. Sebab dari sini, pihak swasta akan yakin dengan apa yang ditawarkan. Sehingga bersedia memberikan bantuan. Artinya jelas outputnya. Ini saya pikir pelajaran yang kami dapat dari Kudus,” jelasnya.

Sementara Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Theresia Zeldagne Loudoe menyebut ada 18 sekolah binaan Djarum Foundation di Kudus. Dengan jumlah kompetensi sebanyak 20 bidang.

“Seperti animasi, rekayasa perangkat lunak, pariwisata, tata boga, tata busana, kehotelan, operasional hotel, hingga beauty and spa,” katanya.

Langkah Djarum Foundation dalam menggandeng sekolah binaan itu dimaksudkan untuk turut berperan semaksimal mungkin menciptakan SDM yang layak dan berkompeten. Juga siap berkontribusi usai lulus.

Artinya tidak sekedar hanya memberikan bantuan fisik saja, tetapi juga dalam pembentukan karakter. Selain itu juga tak sekedar jangka pendek. Melainkan ada perhitungan jangka panjang.

“Kami juga tak sembarangan memberikan bantuan. Kami syaratkan sekolah punya road map yang jelas. Sehingga pihak swasta bisa turut mengerti apa yang akan dipersiapkan untuk membentuk SDM yang berkualitas,” imbuhnya. (jpg)