25 radar bogor

Sejumlah Proyek Strategis Meleset dari Target, DPRD Lakukan Evaluasi

Proyek perpustakaan daerah
Wali Kota Bima Arya saat mengecek proyek pembangunan perpustakaan daerah yang merupakan program strategis.

BOGOR-RADAR BOGOR, Sejumlah proyek strategis di Kota Bogor meleset dari target waktu pengerjaan atau mengalami keterlambatan.

Proyek Pedestrian Djuanda Molor, Bima Arya: Dikejar, Dikebut!

Sebut saja proyek pekerjaan lanjutan revitalisasi Masjid Agung, pembangunan pedestrian Jalan Ir H Juanda, pembangunan Perpustakaan Daerah hingga penataan kawasan Jalan Suryakencana.

Wali Kota Bogor Bima Arya menyempatkan diri melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa tempat. Seperti sidak proyek Perpustakaan Daerah di eks gedung DPRD Jalan Kapten Muslihat, Kamis (21/10/2021) siang.

Saat meninjau proyek senilai Rp13,6 miliar itu, Bima Arya mendapati progres pekerjaan baru 72 persen. Diketahui, sejatinya sudah harus tembus 77 persen.

“Saya lihat tahapannya on progres, 72 persen. Saya titip agar dipercepat terutama untuk menutup atapnya karena mau musim hujan. Kalau sudah ketutup, kan pekerjaan dibawah bisa lebih cepat,” katanya.

Bima Arya juga sempat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek pembangunan pedestrian sepanjang 825 meter di Jalan Juanda, Kecamatan Bogor Tengah, mulai dari kawasan Bogor Trade Mall (BTM) hingga SMAN 1 Kota Bogor.

Hasilnya, meleset dari target atau deviasi negatif sekitar 5 persen pada proyek dengan bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp 6 miliar itu.

“Saya titip hari ini pengerjaannya deviasi minus 5 persen, kita titip untuk dikejar, dikebut. Saya tidak mau ada yang minus, semua harus positif,” pinta Bima Arya.

“Semua harus sesuai dengan jadwal. Tapi dengan kualitas yang terjaga,” imbuhnya.

Tak hanya Bima Arya, Wakil Wali Kota Dedie Rachim pun menyempatkan diri sidak ke proyek Masjid Agung pada Selasa (19/10/2021).

Ia mendapati keterlambatan progres pembangunan yang meliputi penguatan kolom dan atap masjid yang baru 31 persen.

Padahal, jika melihat rencana target, semestinya pada pertengahan Oktober ini proges pembangunan sudah menyentuh 40 persen.

“Mestinya memang kisaran progres pengerjaan sampai pertengahan Oktober ini, diharapkan sudah diatas 40 persen. Tapi dari tinjauan di lapangan dan konfirmasi ke pemborong, ternyata pelaksanaan baru kurang lebih 31 persen,” katanya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah juga melakukan sidak ke lokasi pekerjaan proyek penataan kawasan Suryakencana (Surken) yang menelan biaya kurang lebih Rp30 miliar, Sabtu (23/10/2021).

Hasilnya, di sisa waktu sekitar dua bulan lagi, pekerjaan rupanya molor dan ada deviasi keterlambatan 11 persen dari target proyek yang dibiayai dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) itu.

“Intinya harus ada mobilisasi tenaga kerja, karena ada beberapa pekerjaan yang belum dikerjakan. Ini masih ada deviasi keterlambatan dari proses pembangunan sekitar 11 persen,” jelas Syarifah.

Melihat kondisi tersebut, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto akan melakukan evaluasi terkait proses pelaksanaan semua proyek fisik infrastruktur agar bisa selesai sesuai target yang ditentukan.

Namun harus tetap memperhatikan kualitas pekerjaan. Ia juga meminta kontraktor penyedia jasa untuk menambah jumlah pekerja dan peralatan demi mengejar keterlambatan dan mengebut pekerjaan serta bisa selesai sebelum deadline.

Dari sekian proyek yang mengalami deviasi negatif, ia sendiri belum bisa mengambil kesimpulan apa yang menjadi alasan keterlambatan. Namun Atang melihat, Pemkot Bogor memang perlu melakukan evaluasi terkait proses pelaksanaan. Mulai dari proses tender hingga saat awal mulai pelaksanaan.

“Selama ini proses lelang, penentuan pemenang dan start pelaksanaan awal pembangunan itu selalu semesteer kedua (tahun anggaran berjalan). Sehingga ini sangat berpotensi memicu keterlambatan,” katanya.

Padahal, tender seharusnya dilakukan pada awal tahun, sehingga jangka waktu leluasa agar semua proyek fisik bisa maksimal dan selesai sebelum akhir tahun.

Ia juga mengakui hingga saat ini sangat sulit mendapati pekerjaan fisik infrastruktur yang diproses tender sejak awal tahun.

“Ya harus dicari pangkal masalahnya. Kalau administrasi sebetulnya nggak bisa jadi alasan,” imbuh politisi PKS itu.

Atang pun mencontohkan pada proyek lanjutan revitalisasi Masjid Agung yang terbengkalai hampir tujuh tahun lamanya dan selalu dianggarkan tiap tahun untuk penyelesaian sesuai Detail Engineering Design (DED)-nya. Namun, tahun ini baru terlaksana di semester kedua.

Politisi PKS itu menilai hal ini sudah menjadi kultur di Pemkot Bogor untuk menunda pekerjaan fisik di semester kedua tahun anggaran berjalan.

“Saya sih melihat ini kultur kerja yang memang terbiasa menunda pekerjaan. Kita tidak berharap ini terjadi. Di hulu selesaikan, tapi pelaksanaan harus terus dipantau dan diawasi juga secara periodik,” tukasnya. (ded)

Editor : Yosep