25 radar bogor

Polemik At-Taufiq, DPRD Segera Panggil Semua Pihak Terlibat

Polemik At-Taufiq
Polemik At-Taufiq

BOGOR-RADAR BOGOR, DPRD Kota Bogor mulai angkat bicara terkait polemik yang terjadi di Sekolah At-Taufiq yang berada di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

Hati-Hati Lewat Jalan Ini, Bahaya!

Sekretaris Komisi IV Endah Purwanti menyatakan, DPRD Kota Bogor sudah meminta Dinas Pendidikan (Disdik) untuk mengambil langkah teknis strategis terkait dengan konflik Sekolah At Taufiq.

Endah menilai langkah strategis perlu dilakukan agar penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan lancar, berkualitas, dan agar tidak ada pihak yang dirugikan khususnya siswa yang bersekolah di At-Taufiq.

Rencananya dalam waktu dekat Komisi IV DPRD bakal melayangkan surat untuk memanggil semua pihak yang berkonflik, termasuk perwakilan orang tua, dan komite sekolah untuk mencari titik tengah.

“Kita akan memanggil (semua pihak),” kata perempuan politisi PKS itu.

Endah mengungkapkan, Komisi IV sempat didatangi perwakilan orang tua siswa untuk mengadukan masalah kisruh internal Sekolah At-Taufiq. Saat itu, kata dia, sempat meneruskan permasalahan tersebut ke Disdik Kota Bogor untuk segera mengambil langkah strategis.

“Tolong itu segera buat keputusan mana yang sebetulnya legal? dalam konteks administratif. Udah (sempat) menyampaikan memang yang pasti ini gitu kan. Yaudah tolong bikin suratnya tertulis, saya bilang,” menirukan pembicaraan dengan Kadisdik Kota Bogor Hanafi saat itu.

“Di pertemuan saya menyampaikan saya minta ke Disdik segera mengambil langkah tegas. Jangan sampai ada yang dirugikan. Terus ternyata belum juga keluar suratnya, alesannya saat itu pak kadis lagi di Jogjakarta,” ucap Endah.

Endah juga mengaku sudah menerima surat tertulis dari salah satu orang tua siswa At-Taufiq yang meminta DPRD Kota Bogor dapat membantu menyelesaikan kisruh internal di Sekolah At-Taufiq. Lanjut Endah, orang tua tersebut mengungkapkan kekhawatiran permasalahan tersebut akhirnya berdampak pada proses pembelajaran seluruh anak didik di sekolah tersebut.

“Jadi mereka (kedua belah pihak) gak sadar sadar malah merugikan anak anak. Kita baru terima hari ini, surat dari orang tua. Nah Insya Allah sudah saya laporkan (ke pimpinan). Dan akan mengagendakan kedua belah pihak untuk melakukan islah.

Sebelumnya, jerit resah wali murid Sekolah At Taufiq direspon Wali Kota Bogor Bima Arya.

Bima menilai konflik internal yayasan di sekolah tersebut sudah berdampak pada anak-anak didik. Diantaranya mengganggu proses pembelajaran yang kini mulai tatap muka.

“Ini saya kira keterlaluan, kalau anak-anak dikorbankan karena kepentingan kelompok tertentu saja,” ujar Bima Arya, Senin (25/10).

Bima menilai Kisruh internal di yayasan Sekolah At Taufiq dapat mengganggu proses pembelajaran.

“Ga bisa. Ini masa depan anak-anak, di sini jadi saya kira harus ikhlas, harus legawa untuk mencari titik temu,” katanya.

“Kalo tidak pemerintah kota (Pemkot) akan bersama sama dengan provinsi (Jabar) akan mengambil langkah drastis dan tegas,” sambungnya.

Melihat kondisi konflik yang kian memanas, Bima Arya berencana mengundang dan memfasilitasi semua pihak yang berkonflik, termasuk perwakilan orang tua, dan komite sekolah untuk mencari titik tengah.

“Satu atau dua hari ini akan ada pertemuan,” tukasnya.

Sementara itu, kisruh internal di yayasan Sekolah At Taufiq kembali memanas. Dampaknya, sejumlah kebijakan menjadi tumpan tindih dan membuat orang tua siswa resah.

Sebut saja pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat SMP, yang terpaksa dihentikan demi meminimalisasi meluasnya konflik.

Para wali murid kemudian meluapkan kekecewaan melalui media sosial (medsos). Mereka memberondong akun medsos sekolah tersebut.

“Kami selaku orang tua murid jangan dibuat untuk memilih kubu. Perselihan harus diselesaikan secara internal, jangan claim legal dan si B illegal. Kami menyekolah kan anak kami di At Taufiq karena ingin disamping pendi dikan formal juga mendapatkan pendidikan agama yang bagus,” cecar akun dari salah sayu orang tua murid @q_rasacafe.

Sementara orang tua lainnya meminta agar anak-anak tidsk dikorbankan. Pasalnya, dualisme itu berdampak terhadap banyakhal. Diantara nya dua link online yang berbeda,wali kelas, guru-guru, hingga kepala sekolah yang berbeda beda.

“Pihak yayasan yang berkonflik tidak memikirkan psikis anak-anak. Sudah berapa banyak anak yang akhirnya keluar karena konflik terjadi di tengah pembelajaran. Padahal biaya yang masuk sudah besar dan kemungkinan kecil untuk bisa ditarik kembali,” tandas akun lainnya, @preloved_aleeta.

Orang tua lainnya, Kuswoyo bahkan tak segan-segan memin ta Wali Kota Bogor untuk segera turun tangan. Ia kadung resah dengan permasalahan yang kembali membelit sekolah anaknya itu. Menurutnya, konflik internal itu justru mengorbankan para orang tua dan anak-anak.

Lantaran mereka juga harus memilih di antara dualisme kepemimpinan yayasan tersebut.

“Minta tolong dibantu mediasi dan mencari solusi atas perebutan kekuasaan di sekolah At-Taufiq yang makin lama makin menghawatirkan. Perselisihan para pengurus yayasan sangat meresahkan anak-anak murid dan orang tua, apalagi sudah mulai anarkis,” melalui kolom komen tar akun media sosial (medsos) milik Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Orang tua merasa kelimpungan dengan kondisi itu. Takpelak, sejumlah orang tua mulai berpikir mengeluarkan anaknya agar tak terseret arus konflik.

Sekolah At Taufiq kini dikelola di bawah naungan Yayasan Al Irsyad Al Islamiyyah (YAAI).

Mereka mengklaim tentang selesainya masalah legalitas sekolah, yang akhirnya mengem balikan hak-hak guru dan murid kepada pemerintah, yakni Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor.

Diantaranya seperti legalitas ijazah, ujian nasional, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sertifikasi guru, dan semacamnya.

Konflik internal itu meruncing karena masih mendapat penolakan dari kepengelolaan sebelumnya, Islamic Center At Taufiq (ICAT).

Mereka pun sempat menggeruduk sekolah yang berlokasi di Jalan Cimanggu Permai itu ramai-ramai untuk berunjuk rasa, beberapa wakti lalu.

Aksi tersebut secara tak langsung mengungkit persoalan internal itu kembali ke permukaan.

Berlanjut, kedua kubu yayasan juga telah dipertemukan di kantor Polsek Tanah Sareal.

Akan tetapi, belum ada titik terang atas permasalahan itu. Kini, kedua kubu dikabarkan justru saling melaporkan hingga ke meja Polresta Bogor Kota.(ded)