25 radar bogor

Unida Kembangkan Model Perpustakaan Digital

RADAR BOGOR, Universitas Djuanda atau Unida Bogor, melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD), dalam rangka penyusunan Mockup Integrated System Information of Digital Library (ISIDIGILIB), Rabu (29/9/2021).

Revitalisasi Dua Pasar, Direktur: Masih Tertunda Masalah Aset

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Cloud Meeting ini merupakan rangkaian Penelitian Terapan Unggulan (PTUPT), yang diketuai oleh Widyasari, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unida Bogor, beranggotakan Prof. Dr. Arita Marini dan Rusi Rusmiati Aliyyah.

Direktur DRPM Unida Bogor, Ginung Pratidina mengatakan, kegiatan penelitian yang dilakukan adalah salah satu bentuk kegiatan hibah yang didanai oleh Kemendikbudristek.

Unida Kembangkan Model Perpustakaan Digital
Unida Kembangkan Model Perpustakaan Digital

Kegiatan FGD menjadi salah satu langkah dan upaya peneliti, untuk dapat menyempurnakan hasil penelitian, yang nantinya dituangkan ke dalam luaran penelitian.

“Bu Widya sebagai salah satu peneliti UNIDA Bogor selalu berkomitmen dalam menghasilkan luaran penelitiannya. Topik penelitian pun selalu update menyesuaikan kondisi saat ini dan tidak jauh-jauh, artinya di lingkungan kampus sendiri dapat menjadi objek penelitian. Oleh karena itu, kami merasa bangga karena Bu Widya dan tim telah mewakili Unida Bogor dalam hibah nasional yang dilakukan. Harapan kami ini bisa diaplikasikan dan diterapkan di kampus kita Unida Bogor,” tuturnya.

Diungkapkan oleh Widyasari, selaku Ketua Tim Peneliti, pandemi Covid-19 yang terjadi berdampak pada setiap sektor kehidupan. Tidak terkecuali dalam sektor pendidikan.

Hal ini tentu mengakibatkan proses pendidikan dan pembelajaran yang tadinya dilaksanakan secara tatap muka, menjadi jarak jauh dengan berbagai moda daring.

Ini menjadi tantangan sekaligus peluang, khususnya bagi perguruan tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Sehingga, perlu adanya sebuah sistem pembelajaran daring berikut ketersediaan sumber belajar digital yang baik untuk dapat mendukung proses pembelajaran.

“Pandemi ini datang tiba-tiba yang tidak semua perguruan tinggi siap dengan sistem pembelajaran daring. Hasil evaluasi selama proses pembelajaran daring, masih ada perguruan tinggi yang sistem pembelajaran daring dan sumber belajar digitalnya belum memenuhi kebutuhan dosen dan mahasiswa” tuturnya.

Lebih lanjut, dikatakannya, bahwa mahasiswa tidak bisa berkunjung ke perpustakaan secara langsung.

Ini menjadi kendala yang kemudian menjadi keresahan dan terjadi di sebagian perguruan tinggi.

Widyasari menyampaikan, sesuai dengan topik penelitian, di era industri 4.0 terutama masa pandemi saat ini, diperlukan adanya sumber belajar yang dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dimanapun, dan tentang apapun.

Hasil penelitian ini merupakan cikal bakal dari pengembangan model perpustakaan digital terintegrasi di Unida Bogor.

Widyasari mengutarakan alasan serta tujuan pengembangan perpustakaan digital terintegrasi.

Selain untuk menciptakan smart campus society, juga untuk mempersiapkan lulusan dan SDM perguruan tinggi yang wajib memiliki softskill di abad 21.

Diantaranya creative and innovative, critical thinking and problem solving, communication and collaboration, computational logic, compassion and civic responsibility.

“Penelitian ini bersifat multiyears selama tiga tahun, yang lebih mengedepankan sustainability. Adapun tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan model perpustakaan digital online yang teritegrasi di era revolusi industri 4.0 serta tujuan khususnya antara lain adalah adanya model perpustakaan digital online terintegrasi sebagai sumber belajar di perguruan tinggi, terbentuknya unit produksi media pembelajaran serta unit pengembangan SDM perguruan tinggi,” tuturnya.

“Diharapkan nantinya model pengembangan perpustakaan digital terintegrasi ini dapat membantu setiap kegiatan pembelajaran mahasiswa dan dosen, mendukung pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19, serta memberikan kontribusi dalam memenuhi instrumen akreditasi perguruan tinggi,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua tim pengembang aplikasi, Richi Tirta Harry Sukamto menjelaskan, mengenai mockup ISDIGILIB mulai dari halaman awal hingga cara penggunaan.

Salah satu peserta FGD, Arti Yoesdiarti mengatakan, pelayanan perpustakaan memang perlu ditingkatkan.

Adanya pengembangan model perpustakaan digital diharapkan tidak hanya dapat memudahkan mahasiswa maupun para dosen.

Tetapi juga dapat meningkatkan akreditasi perpustakaan guna meningkatkan akreditasi perguruan tinggi itu sendiri.

“Jadi memang kita sangat membutuhkan peningkatan performa pelayanan keperpustakaan. Mudah-mudahan bisa lancar dan berjalan dengan sebaiknya-baiknya. Kemudian yang perlu diperhatikan terkait pengembangan aplikasi ialah wajib user friendly, sesuai dengan kebutuhan dosen maupun mahasiswa. Maka untuk itu perlu disertakan mahasiswa dan dosen untuk melakukan uji coba, apa kekurangannya sehingga akan jauh lebih usefull,” tutur Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Unida Bogor tersebut.

Editor: Rany