Mengenalkan Kembali Kue Dapros di Era Milenial yang Ada di Bozzfoods

Pengusaha kue Dapros, Ellin.

BOGOR-RADAR BOGOR, Kue tradisional tak hanya menjadi santapan kala hari raya Idul Fitri atau lebaran. Warga Bogor, Ellin meraup keuntungan dengan memproduksinya sebagai camilan kapan saja.

Ellin mengakui, kue khas asal Betawi itu memang merupakan makanan yang sudah ada sejak lama. Biasanya disajikan di waktu-waktu lebaran. Hanya saja, ia mencoba mengolahnya dengan cara yang berbeda. Hal itulah yang menjadi “jualan” utama Ellin memperkenalkan produk Kue Dapros.

“Bedanya (produk saya) ada di rasanya yang mungkin bikin orang penasaran. Ini kan komposisinya campur sama kelapa ya, makanya ada gurih dan renyah begitu,” sebutnya dalam sesi BozzCast (Radar Bogor Group), kemarin.

Produk yang baru dijajalnya selama setahun itu berawal dari iseng-iseng Ellin. Ia sebenarnya sudah punya usaha lapakan bakso. Penganan itu sekaligus bisa menjadi camilan bagi pelanggannya dalam menyantap bakso.

Menurutnya, tak mudah untuk mencari formula yang cocok untuk kue racikannya itu. Ia pernah gagal membuat dapros yang renyah sebanyak 4 kilogram.

Produk itu terbuang sia-sia lantaran terasa keras dikunyah. Setelah mencoba berkali-kali, ia baru menemukan resep yang pas untuk camilan kue khas tersebut.

Pengusaha kue Dapros, Ellin.

“Saya pertama gak ada kepikiran bikin dapros. Cuma saya coba-coba, cuma lewat saja. Pas saya tester ke beberapa tetangga, mereka bilang enak dan renyah. Sampai mereka nanya resep,” bebernya.

Dapros itu pun mulai menjadi ladang bisnis bagi Elin. Meski tak banyak, ia cukup senang bisa meraup keuntungan dari penjualan dapros itu dalam sebulan.

Ia bisa memproduksi kue dapros sebanyak 4 kilogram dalam sehari. Bahkan, di musim lebaran, produksinya membengkak hingga 10 kilogram per hari.

Sayangnya, pemasaran kue tradisional miliknya itu masih terbatas. Lantaram hanya menjangkau wilayah di sekitar rumahnya atau Bogor.

Ia trauma menerima pemesanan dari luar kota. Alasannya, pengiriman melalui kurir sangat rentan dan bisa mengurangi kerenyahan kue rumahan yang dibuatnya.

“Saya pernah mengirimkan pesanan ke Bekasi. Tapi sampai disana, ternyata dapat komplain. Kuenya jadi hancur semua. Makanya saya untuk saat ini masih terbatas yang dijangkau saja,” terangnya. Tak heran, ia juga dengan senang hati menitipkan produk camilan kue tradisional itu di supermarket Bozzfoods. (mam/c)