Ajak Generasi Milenial Berdemokrasi, Salsabila : Anak Muda Berperan Tentukan Masa Depan

Diskusi bertajuk ‘Demokrasi dan Milenial’, secara daring dan disiarkan langsung melalui akun IG @Salsa_sfaaj, dan @ummi1182 akun milik Ketua KPU Kabupaten Bogor Ummi Wahyuni.

CIBINONG-RADAR BOGOR, Salsabila Fatimah Azzahra, Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada (UGM) sekaligus Alumni program kennedy-lugar youth Exchange and study (Kl-YES) Amerika, mulai mengkampanyekan pentingngnya partisipasi dalam helatan pemilihan umum (Pemilu) baik pemilihan presiden, kepala daerah hingga pemilihan legislatif.

Diketahui angka jumlah pemilih milenial dalam daftar pemilih tetap (DPT) pada pemilu di Kabupaten Bogor yang lalu 43 persen.

Itu diketahui dalam diskusi bertajuk ‘Demokrasi dan Milenial’, dimana kampanye demokrasi tersebut dilakukan secara daring dan disiarkan langsung melalui akun IG @Salsa_sfaaj, dan @ummi1182 akun milik Ketua KPU Kabupaten Bogor Ummi Wahyuni.

“Indonesia saat ini sangat membutuhkan peran milenial dalam berdemokrasi. Milenial adalah mereka anak muda yang sadar bahwa hari ini adalah masanya kolaborasi,” ujar Salsabila-ucapan-Salsabila Fatimah Azzahra kepada Radar Bogor, Minggu (18/10/2020).

Menurutnya, zaman akan selalu bergerak dan rodanya saat ini bnerada dipundak milenial. Dengan begitu, pemuda dan pemudi yang kini dapat menentukan arah bangsa Indonesia kedepan seperti apa.

Tanpa partisipasi, dan tanpa kepedulian generasi milenial tentunya akan sangat bahaya. Salsabila menegaskan, bangsa Indonesia diperjuangkan dahulu sebagian besar merupakan peran serta pemuda dan pemudi yang turut berjuang dalam Kemerdekaan Indonesia.

Diskusi bertajuk ‘Demokrasi dan Milenial’, secara daring dan disiarkan langsung melalui akun IG @Salsa_sfaaj, dan @ummi1182 akun milik Ketua KPU Kabupaten Bogor Ummi Wahyuni.

Apalagi jumlah pemilih milenial di Indonesia jumlahnya cukup banyak. “Kita tengah menjemput era dimana anak muda hari ini yang akan memimpin dan dipimpin. Anak muda itu sendiri yang tahu Indonesia seperti apa yang ingin kita huni dan diperjuangkan,” katanya.

Dalam diskusi secara daring itu, Salsabila juga menceritakan pengalaman saat pelaksanaan demokrasi di Amaerika Serikat. Saat dirinya mengikuti program KI-YES bertepatan dengan Pemilu di negeri yang kerap disebut negeri Paman Sam itu.

“Jadi kebetulan saat mengikuti program Kl-YES, ada pemilihan mayor, governor, representatives, dan senates,” kata dia.

Mahasiswi UGM itu mengatakan, secara umum Pemilu itu konsep pemilihannya hampir sama dengan di Indonesia yaitu secara langsung dipilih oleh warga yang memiliki hak suara.

Hanya saja, yang membedakan di Amerika pemilih tidak harus pergi ke TPS untuk meyampaikan hak suaranya, akan tetapi surat pilihnya bisa dikirim melalui pos dan diantarkan ke rumah.

“Jadi di Amerika sendiri kalau ingin berkirim surat tidak perlu ke kantor pos tapi cukup memasukkan suratnya ke mailbox yang ada di rumah masing-masing,” tambahnya.

Diskusi bertajuk ‘Demokrasi dan Milenial’, secara daring dan disiarkan langsung melalui akun IG @Salsa_sfaaj, dan @ummi1182 akun milik Ketua KPU Kabupaten Bogor Ummi Wahyuni.

Pemilu di Indonesia hingga kini menggunakan konsep pemilihan secara langsung oleh rakyat secara langsung baik baik jenjang walikota, bupati, gubernur, legislatif hingga pemilihan presiden. Sedangkan di Amerika yang membedakan itu adalah pemilihan presidennya.

“Dimana presiden dipilih secara tidak langsung melalui electoral college yang pemilihnya disebut electors,” katanya.

Kemudian, untuk pemilihan presiden ada dua jenis vote, popular vote yakni voting dari masyarakat secara langsung dan electoral college vote : voting dari para electors.

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Bogor. Ummi Wahyuni mengakui, pemilih millenial memiliki potensi yang besar dalam hal demokrasi di Indonesia.

Pada Pemilu tahun 2019, jumlah pemilih milenial yang masuk dalam DPT sebanyak 43 persen.

Untuk itu, kata dia, sangat penting untuk terus mengingatkan dan mengkampanyekan generasi milenial agar turut berpartisipasi dan menggunakan hak suaranya.

Diskusi bertajuk ‘Demokrasi dan Milenial’, secara daring dan disiarkan langsung melalui akun IG @Salsa_sfaaj, dan @ummi1182 akun milik Ketua KPU Kabupaten Bogor Ummi Wahyuni.

“Sebenarnya ini obrolan santai ya untuk teman-teman millennial, kita ambil tema demokrasi dan milenial. Yang kita bahas tentang sejauh mana teman-teman millenial memandang demokrasi,” tutupnya.

Meski tak ada kegiatan Pemilu di Kabupaten Bogor, KPU memiliki kewajiban untuk melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat termasuk generasi milenial.

“Minggu depan kita mulai dengan KPU goes to campus, Meskipun dalam bentuk webinar karena Covid-19,” tukasnya.(ded)